Dua Puluh Tiga - End

116 13 10
                                    

" Kau mendorongnya kembali ? " Sapa seorang wanita mendekati pria baya yang terus menatap pintu kayu di depannya.

" Belum waktunya anak itu disini. Dan kau baru datang? " Sahut pria baya itu lalu menoleh kearah wanita yang berjalan mendekatinya. Ya dialah keponakan sekaligus istri tercintanya. Wanita itu mengangguk, sebetulnya dia ingin melihat anak itu. Pasti dia sangatlah cantik.

Dia memiliki separuh darah suaminya. Sang penguasa alam bawah. Hades. Yang berarti dia juga termasuk anaknya. Sayang sekali sejak kecil gadis itu tidak mengetahui siapa orang tuanya. Takdirnya mempertemukan dirinya dengan seorang iblis tingkat empat yang secara kebetulan menjadi pasangannya.

Wanita itu tau bagaimana suaminya mengawasi anaknya dari sini. Meskipun suaminya bukanlah dewa yang murah hati bukan berarti dia tidak peduli. Dalam kondisi tertentu suaminya membantu putrinya melewati masa-masa sulit nya. Itulah mengapa Verizha terlihat baik-baik saja berada di dunia bawah meskipun dia seorang manusia.

" Persephone "

" Ya? "

" Sepertinya dia akan kembali dalam waktu dekat. Aku mengingat bagaimana reaksinya saat melihat Ceberia. Lucu sekali. " Sang Raja alam bawah tertawa renyah. Memang seperti itu reaksi yang harus ditunjukkan ketika melihat cerberus peliharaan nya.

" Aku penasaran apa yang akan dia katakan nanti ketika sampai di tempat ini. " Persephone memeluk suaminya dari belakang. Ikut menonton gambaran makhluk fana sekarat bersama suaminya.

***

Milim mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Verizha tanpa berpikir dua kali. Milim tersenyum, sungguh pertunjukan yang menyenangkan, dengan sekuat tenaga Milim menghempaskan Verizha keudara dimana Azrael dan Leviathan berada.

" Verizha, senang bertemu denganmu sampai jumpa di lain kehidupan.  "

" Tidurlah kau Azrael dan jangan pernah bangkit selamanya! " Kedua iblis itu tidak memperdulikan sekitar mereka bahkan tidak menyadari seorang manusia terbang mendekati mereka.

Leviathan dengan kecepatan tinggi menghunus pedang penghancur kearah Azra. Azra sendiri pun sudah bersiap menyerang balik. Saat ujung mata Laevatein berada 30 sentimeter didepan Azrael sesuatu menahan laju pedang tersebut dari Azrael.

Keduanya terkejut melihat gadis itu sudah ada didepan mereka berdua. Terlambat sudah, Laevatein sudah menembus jantung Verizha.

" Apa yang kau lakukan!? Mengapa kau bisa sampai disini?! " Azrael memeluk erat tubuh Verizha dengan tangan kanannya. Pupil matanya sedikit membesar kemudian mencari dalang dibalik insiden tersebut. Matanya menatap Milim dibawah, dia tidak percaya iblis itu yang melakukannya. Namun kenyataan sebenarnya gadis itulah yang meminta Milim untuk melempar dirinya.

" Aku hanya ingin menyelamatkanmu Azra. Seharusnya kau berterima kasih padaku. Lihatlah tangan mu bahkan tinggal satu. " Verizha tersenyum lemah. Seperti yang sudah ia yakini sebelumnya. Dia tidak menyesal melakukannya.

Leviathan tidak banyak bicara. Melihat mereka berdua bersama membuatnya semakin dikuasai cemburu. Tanpa bekas kasih Levi mencabut pedang yang masih bersarang ditubuh Verizha dengan kasar dan kembali menyerang Azra.

Verizha memuntahkan darah yang  berkumpul  di kerongkongan nya. Dia tidak sanggup lagi membuka matanya. Bayangan Azra semakin buram dimatanya. Tangannya terulur mencoba untuk menyentuh pipi Azra selagi sanggup.

" Maaf aku tidak menepatinya Azra. Aku menci... " Verizha menutup matanya bahkan belum sampai jarinya menyentuh pipi suaminya.
Azrael semakin marah. Tubuhnya bertransformasi menjadi iblis seutuhnya. Laevatein hampir tidak sampai melukai kulit Azra. Api yang menyelimuti tubuhnya semakin membara besar.

Everything On You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang