Chapter 3

5.8K 731 35
                                    

Vote sebelum baca 🤙

Reyna memandang Pushy sampai tak mengedipkan matanya. Ah, mengapa dia lucu sekali? Memang benar kata para abang-abang nya tadi, Pushy sangatlah lucu daripada fotonya.

"Reyna mau makan sekarang?" Tanya seorang wanita dari arah dapur masih dengan menggunakan celemek.

Reyna menoleh, "Nanti Reyna makan sendiri kok, kata bang Genta nggak usah sungkan-sungkan."

Devina tertawa kecil. "Tadi udah ijin sama mama kamu?" Tanya nya serta melepas celemek tersebut.

"Udah, tadi udah Reyna telfon. Soalnya mama pulangnya  agak malam." Jawab gadis itu seraya bermain-main dengan Pushy.

Devina manggut-manggut kepalanya mengerti, "Tante mau ganti baju dulu. Bentar lagi om Gema pasti pulang."

Reyna hanya mengangguk saja. Gadis itu membawa Pushy ke taman belakang. Ah rasanya udara sangat segar disini, daripada ruangan ber AC itu. Halaman taman belakang om Gema ini sangat besar dan mewah, ingin rasanya ia pindah disini saja.

Walaupun di malam hari, banyak lampu terang yang menghiasi taman ini.

✓✓✓

"Mana ketua lo itu? Udah nyerah lawan gue? Cih!" Ucap seorang lelaki berjaket hitam serta tertawa sangat keras diikuti dengan beberapa orang di belakangnya.

"Woi Oren! Nggak usah belagu jadi orang, kalah tau rasa lo!" Sahut Liam.

"Kali ini gue pasti menang." Ucap lelaki itu yang bernama Darren, sembari menatap depan tajam.

"Lo udah hubungi Alvaro kan?" Tanya Genta terhadap Reynand.

"Udah, tadi dia habis nganter Reyna ke rumah lo. Mungkin sekarang di jalan." Jelas Reynand.

Nathan menatap semua anggota Savior sedikit panik. Pasalnya Darren membawa pasukan yang begitu banyak, seperti orang tawuran.

Bisa dikatakan Savior sangatlah licik, sudah beberapa kali mereka mengeroyok anggota Reevelix. Bahkan dirinya sendiri pun pernah mengalaminya sampai-sampai masuk ke rumah sakit. "Ntar kalau Alvaro nggak dateng, gimana?" Ujarnya berbisik pada telinga Dimas.

"Gue yakin bang Alvaro datang, lo tenang aja bang." Ujar Dimas begitu yakin.

"Yoi! Don't panik-panik boskuahhh!" Celetuk Reynand mendengar kan perbincangan antara Nathan dan Dimas.

"Gundulmu!"

Brumm Brumm! Suara derum motor itu membuat mereka yang berada disana mengalihkan perhatiannya pada seseorang yang baru saja datang. Cowok itu berhenti di tengah-tengah anggota Reevelix dan Savior, tepatnya di depan anak Reevelix.

Alvaro melepas helm full face nya. "Nunggu?"

"Nggak usah basa-basi lo! Mobil sport udah di depan mata. Lo menang, lo bisa ambil mobil itu. Kalau kalah, lo harus ngakuin kekalahan lo itu sujud di kaki gue." Ucap Darren begitu sombong.

Alvaro mengangkat sebelah sudut bibirnya membentuk senyuman sinis. Rupanya cowok ini masih saja menantang nya. "Liat aja."

Alvaro dan Darren sudah siap untuk menancapkan gas motornya masing-masing. Tatapan tajam tak luput dari kedua remaja itu. Setelah seorang perempuan berpakaian mini mengangkat sebuah bendera, keduanya mulai menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

AL-REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang