"Bang Rey kenapa?"
Reyna mengedipkan bulu matanya berkali-kali menatap Reynand. Kakaknya itu tak seperti biasanya, dia mengurung diri di kamar sejak pulang sekolah tadi.
"Ngapain sih lo Re, makan sana." Ketus Reynand.
"Ih kok gitu sih!" Kesal gadis itu.
"Ya lo nya mulai duluan, keluar sana deh."
Reyna menggeleng, "Nggak mau, nggak ada Bang Rey. Lagian kenapa sih dari tadi di kamar mulu.."
"Ya nggak ngapa-ngapain lah, emang gue harus keluar terus gitu?" Ketusnya.
"Jahat."
"Iya-iya ntar gue ke bawah."
Reyna mengangguk lalu melangkah kakinya, segera menuruni tangga.
"Mana bang Rey?"
"Habis ini turun kok." Jawabnya, sambil menduduki kursi di depan sang Mama.
Tak lama kemudian, terdengar suara seseorang menuruni tangga. Jelas saja itu Reynand. Makan malam bersama keluarga Rafael kali ini tak seperti biasanya, entah mengapa kedua anaknya itu tak mengoceh.
Sebenarnya bagus, tetapi ia merasa tak seperti biasanya saja.
"Ada masalah?"
Setelah semua menyelesaikan makannya, Caramel membantu Bi Ina membereskan piring-piring kotor.
Reyna menggeleng, Reynand hanya diam saja.
"Tunggu Bang." Cegah Rafael saat anak lelakinya itu hendak meninggalkan meja makan.
"Nggak usah main rahasia-rahasiaan, apapun masalahnya, ngomong sama Papa. Jangan diem aja."
Reynand mengangkat kepalanya, menatap wajah Rafael yang begitu datar, tak ada ekspresi sama sekali.
Detik kemudian ia menghembuskan nafasnya.
"Waktu Reyna sama Varo, mereka di keroyok sama Darren. Reynand nggak terima, apalagi Varo sama Reyna, tapi Genta nggak ngebolehin Reynand balas Darren, akhirnya Rey berantem sama dia."
Mendengar itu, sontak Reyna mengangkat kepalanya, menatap Reynand. "Bang Rey peduli sama Rere?"
"Menurut lo?"
Reyna tersenyum, "Jadi sayang deh!" Ia hendak memeluk Reynand, namun cowok itu mencegahnya.
"Gue belum mandi, lo tahan sama bau kecut gue?"
"Tahan, nggak kayak kotoran basi kan?" Tanya Reyna menatap Reynand dengan polosnya.
"Paa, Reyna nih..."
Rafael menggelengkan kepalanya menatap keduanya. "Bang, Papa ngerti kalau kamu marah. Ya mungkin Bang Genta bener kok, jangan main keroyok juga. Lagian balas dendam itu nggak bagus, udah, diemin aja. Nanti ada saatnya kalian semua balas perbuatan Darren. Nggak semua hal jahat, harus dibalas dengan jahat juga."
•••
Hari ini Reyna berangkat sekolah dengan Reynand, karena dia tak tahu kemana perginya Alvaro. Kata Reynand sih mungkin cowok itu masih sakit.
Reyna berencana untuk ke rumahnya pulang sekolah nanti, bersama dengan Reynand.
"Bang, jangan lupa ya nanti."
"Iya-iya bawel amat lo." Reynand melirik adiknya itu kesal.
Reyna ikut kesal jadinya, ia menghentakkan kakinya berkali-kali lalu membuntuti Reynand dan berjalan di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-REY
Teen Fiction[Sequel My Killer Ketos] "Kok manis sih?" Tanya Reyna setelah merasakan jus yang dibuat oleh Alvaro. "Ya terus? Lo mau yang rasa pedes?" "Gak gitu! Biasanya Reyna buat sendiri gak pake gula. Soalnya minumnya sambil liatin wajah kak Varo, jadi manis...