Chapter 2

6.8K 843 111
                                    

Vote sebelum baca🤙

Seorang cowok memasuki parkiran sekolah dengan suara derum motor yang begitu nyaring. Diikuti juga dengan lima motor ninja hitam di belakangnya.

Cowok yang bernama Alvaro Damares Mahesa itu melepas helm full face nya, beserta kacamata hitam yang ia pakai.

Alvaro memiliki alis tebal, hidung mancung, kulit putih, badan yang tinggi, bibir pink, serta rambutnya yang acak-acakan bisa saja membuat semua para gadis menempel padanya. Namun sayang, ia hanya menetap pada satu gadis. Masih stuck dengan gadis yang selama ini membuat ia tergila-gila.

Sementara itu, Alvaro ialah ketua geng motor Reevelix. Geng yang terkenal akan kemenangan nya. Bisa saja ia menguasai kota Jakarta ini, namun Alvaro hanya ingin bersikap adil.  Geng ini berdiri sejak dua tahun yang lalu, sebelum Alvaro menjadi ketua dan hanya menjadi anggota inti saja.

Namun tahun ini, ia diangkat menjadi ketua Reevelix oleh mantan ketua geng tersebut.

Terkadang mereka dijuluki sebagai geng motor ganas, kejam, atau bisa saja baik. Bagaimana tidak? terkadang bila saat marah bisa saja berubah menjadi singa, namun sifat ramah hati kepada sesama sangatlah baik dan cukup untuk dikasih jempol.

"Alvaro, Darren ngajak balapan malam ini."

Alvaro ini, punya lumayan banyak musuh yang selalu mengincar nya. Entahlah, sudah beberapa kali Alvaro mengalahkan mereka namun mereka masih saja mengganggu ketenangan nya. "Jam?" Alvaro menatap cowok yang bernama William Mahesa, kerap di panggil Liam.

Jangan heran jika marga mereka sama, mereka berdua memang sepupu. Ingat bukan? Bahwa Daniel dan David itu saudara sepupu?

"Jam sebelas katanya, Gila! Taruhannya mobil sport cuy, pokoknya lo harus menang bos!" Pekik Liam.

"Lah iya juga, bisa dibuat kencan sama Reyna tuh!" Celetuk Genta heboh.

Alvaro memutar bola matanya jengah, bahkan ia bisa saja membeli mobil itu dengan uang nya sendiri. "Adek lo kapan pulang?" Tanya Alvaro menarik rambut belakang Reynand.

"Harusnya sih kemarin, tapi dia belum pulang tuh." Jawab Reynand. Dalam hati ia tersenyum jahil, kapan lagi ia bisa menjahili Alvaro?

Memang lusa kemarin Reyna pergi ke rumah neneknya, di Bogor. Iya, kedua orang tua Caramel menang menetap disana setelah kakek dan neneknya meninggal.

Raut wajah Alvaro berubah drastis. "Gue telfon nggak diangkat."

"Alah, mungkin dia masih ngebo." Ujar Reynand

Alvaro meliriknya kesal, kemudian melanjutkan langkahnya yang baru saja tertunda. Keenam cowok itu berjalan di sepanjang koridor sekolah, tak heran jika para gadis menatapnya terpesona.

"LAH ITU ANJIR ALVARO LEWAT!"

"MANA-MANA?" Heboh mereka berdesakan untuk melihat Alvaro yang baru saja datang.

"ANJIM! BADBOY PARAH!"

Jadi pengen ngajak nikah, gitu katanya.

Tetapi mereka juga pernah menyaksikan kemarahan seorang Alvaro, sungguh benar-benar di luar batas. Sebenarnya para guru juga tak tahan dengan sifat cowok itu, apalagi sifat dinginnya.

Tapi Alvaro sudah sering memenangkan olimpiade matematika, gimana dong?

Biasanya cowok itu juga meluangkan sedikit waktu untuk berlatih futsal. Pak Wawan, selaku guru olahraga nya masih merayu Alvaro agar bergabung ke dalam tim futsal karena permainan cowok itu sungguh luar biasa.

AL-REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang