Budayakan vote sebelum membaca🙏🌈
Alvaro melirik Reyna, gadis itu malah asik dengan kartun Upin Ipin di televisi. "Mau gak?""Mau."
"Gue beliin, tunggu disini bentar."
"Nggak mau! Mau nya dibikin disini, kalau kak Varo nggak bisa biar bang Aksel aja." Jawab gadis itu membantah.
Cowok itu menghela nafas, "Yaudah gue buatin, tunggu sini jangan genit-genit." Ujarnya sembari melirik Aksel yang tersenyum kemenangan.
Alvaro berbalik, kemudian menarik baju Aksel membuat cowok itu terpaksa berdiri. "Bantuin gue."
"Nggak sopan!" Sebal Aksel.
Alvaro dan Aksel keluar dari ruang keluarga kemudian menuju dapur. Disana terlihat para mama muda tengah berkutat pada alat dapur. "Tante, ada Apel gak?" Tanya nya pada Caramel yang tengah duduk di kursi sembari mengaduk adonan.
"Loh, Alvaro Aksel ngapain disini?"
"Nyari apel, ada nggak Tante?" Tanya Aksel.
"Ada di kulkas, emangnya mau bikin apa?"
"Buatin jus buat Reyna." Sahut Alvaro sembari berjalan mendekati kulkas kemudian mengambil beberapa buah di keranjang.
"Ganteng-ganteng kok ke dapur sih Al.." Celetuk Devina yang baru saja keluar dari kamar mandi lalu memperhatikan lelaki itu yang sibuk mengupas kulit Apel.
Alvaro hanya mampu geleng-geleng kepala. "Lagian, ini kan demi Reyna. Ya nggak Al?" Goda Shafa lalu kembali ke pekerjaannya.
"Parah nih kalau Rafa nggak ngasih restu." Ujar Rani.
Rani memang bukan teman lama mereka, namun wanita itu sudah akrab dengan mereka. Lagian dia juga asik, jago masak pula.
"Siapa bilang nggak ngasih restu? Gue mah oke-oke aja, lagian siapa yang nolak punya mantu kayak gini?" Goda Caramel yang membuat semua tertawa.
Alvaro terkekeh kecil, ia memotong buah apel tersebut jadi beberapa bagian kecil lalu memasukkan nya ke dalam blender.
"Perlu bantuan bunda?" Tawar Shafa saat Alvaro nampak kebingungan.
"Enggak usah." Tolak Alvaro.
Setelah itu ia memasukkan segelas air putih, serta susu kental manis secukupnya. Tak lupa dengan gula tiga sendok makan. Alvaro menggaruk tengkuknya, bagaimana cara menyalakan blender nya?
Ia mengedarkan pandangannya pada seluruh dapur ini, semua pada sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing. Lagian kalau tanya, ia juga merasa gengsi. Lelaki macam apa dia ini?
Setelah memakaikan panci di kepalanya, serta tutupnya untuk melindungi tubuhnya.
Aksel tertawa terbahak-bahak melihat keadaan Alvaro, "Cupu!"
"Astagfirullah Alvaro!" Pekik Shafa terkejut ketika ia berbalik dan disuguhkan oleh Alvaro yang memakai peralatan dapur. Semua menghentikan aktivitas nya, menatap Alvaro kemudian tertawa terpingkal-pingkal.
"Mau blender aja kayak pergi ke perang dunia ketiga." Ujar Devina diakhiri dengan tawa yang menggelegar.
Alvaro cengo, sebenarnya ia merasa risih dengan suara blender. "Gimana sih bunda?" Tanya nya setengah kesal pada Shafa yang masih saja tertawa.
"Urusin anak lo Fa, biar kita aja yang lanjutin." Ucap Dinda menahan tawa.
"Sini." Shafa menghentikan tawanya, akhirnya ibu dan anak itu sibuk dengan urusan nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-REY
Teen Fiction[Sequel My Killer Ketos] "Kok manis sih?" Tanya Reyna setelah merasakan jus yang dibuat oleh Alvaro. "Ya terus? Lo mau yang rasa pedes?" "Gak gitu! Biasanya Reyna buat sendiri gak pake gula. Soalnya minumnya sambil liatin wajah kak Varo, jadi manis...