"Kenapa kamu nggak sekolah?""Kesiangan, om."
Rafael melotot, ia menatap sengit kepada cowok yang berada di bawahnya. "Janjinya dulu apa?"
"Jagain Reyna."
"Tau kan! Sekarang mana Reyna nya!" Ucap Rafael mengacak rambutnya frustasi, disampingnya Caramel tak bisa berkata-kata lagi.
Hari ini suaminya itu marah besar karena anak gadisnya belum pulang dari tadi. Sebenarnya ia juga sangat khawatir, sudah menghubungi kepala sekolah dan satpam di sana katanya sudah tak ada siswa lagi disana.
Di sofa, Reynand bergidik ngeri dengan sang papa. Tatapan mautnya bisa saja membuat dirinya melayang entah kemana. Sebenarnya dia juga tak berani dengan orang itu, kalau marah galaknya minta ampun.
"Pasti bentar lagi Alvaro pasti dijadiin pepes ikan bumbu kuning." Bisiknya pada telinga Dimas. Disamping Dimas, ada Genta yang menatap Reynand melotot karena mendengar perkataan cowok itu. Masih bisa-bisanya dia bercanda disaat seperti ini.
"Udah jam tujuh, tadi kita cari kemana-mana dia nggak ada. Kemana sih Reyna?" Gumam Nathan resah.
Semua juga menghubungi teman dekat Reyna, katanya nggak ada yang tahu juga.
Alvaro berdiri, memangnya dia sendiri tak khawatir dengan gadisnya? Ia merutuki dirinya sendiri karena bangun tidur kesiangan.
"Rey, jangan cengar-cengir kamu! Adeknya ilang malah enak-enakan disini, doyan gibah lagi! Harusnya kalau kamu tau Varo nggak masuk sekolah, kan bisa barengin Reyna." Sahut Rafael karena melihat anak lelakinya itu tertawa.
Reynand mengatupkan mulutnya rapat-rapat sekali agar tak keceplosan mengatai papanya ini. "I'm finee.." Bagaimana ia tidak tertawa melihat Alvaro tak berdaya seperti ini? Bawaannya pengen ngakak dulu.
"Alvaro..."
"Apa?!" Sahut Rafael cepat.
David menggeleng tak bisa, "Anak gue ini Raf, jahat banget masa." Ujarnya sembari menyeret kerah kemeja yang dipakai oleh Alvaro.
Awalnya hari ini semua berkumpul di rumah Rafael, katanya ada makan-makan besar. Apalagi para mana-mana muda ini sudah menyiapkan hidangan yang sangat bangat di meja makan besar itu.
Sangat disayangkan acara ditunda karena hilangnya Reyna yang sangat mendadak. Lihatlah Reynand yang sudah tak tahan dengan semua ini, ia sudah ingin mengeluarkan air liurnya karena melihat beberapa macam ikan bakar yang terhidang. Apalagi aroma nya yang sangat menggodanya.
"Makanya ajarin tanggung jawab." Cibir Rafael.
"Alvaro mau cari Reyna."
Rafael melirik cowok itu sinis, "Kenapa nggak dari tadi?"
"Om Rafa marahin Varo terus.." Jawab Alvaro. Memang, telinga nya sudah sangat panas karena beliau memarahinya tanpa henti. Ingin berdiri namun ditahan terus, ya akhirnya ia berlutut terus.
Rafael gelagapan, ditatap semua orang. "Cari! Cepet cari sampai kamu terpelosok ke negeri orang." Ucapnya serta melepas kacamata nya kemudian meninggalkan ruang tamu yang masih dipenuhi banyak orang.
Seperginya Rafael, semua orang menghela nafasnya lega.
"Kamu betah Mel, punya suami kayak Rafa?" Tanya Shafa.
Caramel menggaruk rambutnya. "Ngapain nggak betah?"
"Abisnya kalau marah kayak Titan.." Shafa menggelengkan kepalanya. Bagaimana nantinya jika anaknya menjadi menantu seorang Rafael?
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-REY
Teen Fiction[Sequel My Killer Ketos] "Kok manis sih?" Tanya Reyna setelah merasakan jus yang dibuat oleh Alvaro. "Ya terus? Lo mau yang rasa pedes?" "Gak gitu! Biasanya Reyna buat sendiri gak pake gula. Soalnya minumnya sambil liatin wajah kak Varo, jadi manis...