Vote kalian sangat berarti!🌈
Malam ini suhu tubuh panas Reyna semakin meningkat. Nampaknya gadis itu mengalami demam tinggi. Jadi Alvaro memutuskan untuk membawa Reyna ke rumah sakit, walaupun gadis itu tak mau.
Alhasil, setelah sampai Reyna langsung diperiksa oleh sang Mama. Lalu beliau menyarankan untuk dirawat beberapa hari disini. Jadi Caramel bisa leluasa untuk melihat keadaan Reyna.
Reyna berbaring di ranjang dengan mata yang terpejam. Alvaro memesan kamar VVIP, jadi kamar ini sangat luas agar ia juga bebas berkata apapun.
Bahkan semua juga ikut kesini, Liam dan Reynand tengah tertidur pulas di sofa panjang. Genta dan lainnya masih di kantin rumah sakit, mengisi perut yang malang katanya.
Sepasang mata itu terbuka, ia merasakan tangan kanannya di genggaman tangan. "Kak Varo?"
Alvaro mengangkat kepalanya. "Udah sadar Re?" Kata Alvaro cepat.
"Emang Rere pingsan? Rere kan cuma tidur."
Cowok itu melebarkan matanya, tidakkah ia tahu bahwa tadi ia sangat panik sekali ketika tiba-tiba mata Reyna terpejam? Ia kira gadis itu sakit sampai pingsan.
"Rere mau pulang." Ujar Reyna merengek.
"Disini aja dulu, minum obat ya?" Pinta Alvaro.
Reyna menutup mulutnya. "Gak mau."
Seorang lelaki yang masih memakai jas kerja memasuki ruangan itu dengan terburu-buru, diikuti dengan wanita dibelakangnya. "Reyna gapapa?" Tanya Rafael mengelus rambut anak gadisnya.
Reyna menggeleng. "Gapapa, tadi udah aku periksa. Sekarang udah nurun panasnya, kalau makan sama minum obatnya teratur, pasti udah sembuh. Dirawat disini aja, biar Mama bisa lihat keadaan kamu Re." Ujar sang Mama panjang lebar.
Rafael menghela nafasnya lega. "Mau papa temenin disini?"
"Papa istirahat aja, kan ada Kak Varo sama yang lainnya."
Caramel mengangguk, wanita ini melepas jas putihnya serta membawakan tas kerja sang suami. "Iya, istirahat di rumah aja. Disini banyak yang jagain."
"Ya om, ada Varo disini." Celetuk Alvaro.
Rafael mengangguk, "Bang Rey kemana?" Tanyanya pada Reyna.
"Itu kan Bang Rey." Tunjuk nya pada kedua cowok yang tidur berpelukan.
Lelaki paruh baya itu menggeleng. "Dasar kebo."
"Gimana bisa gini, Re?" Tanya Rafael menduduki kursi.
Alvaro ikut mendengarkan, ia membenarkan posisinya dengan baik, begitu juga Caramel sangat ingin tahu mengapa kejadian ini bisa terjadi.
"Tadi nemenin Salma ke toilet, gara-gara kupu-kupu Reyna terbang ke kolam renang Reyna jadi ikutin dia deh. Eh tau-tau nya Reyna kecebur karena nggak liat jalan, hehehe." Jelas Reyna diakhiri dengan tawa kecilnya.
"Untung aja ada kak Varo yang nyebur juga!" Tunjuk Reyna pada Alvaro.
Semua menganga lebar, "Oh, jadi semua gegara kupu-kupu?" Geram Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-REY
Teen Fiction[Sequel My Killer Ketos] "Kok manis sih?" Tanya Reyna setelah merasakan jus yang dibuat oleh Alvaro. "Ya terus? Lo mau yang rasa pedes?" "Gak gitu! Biasanya Reyna buat sendiri gak pake gula. Soalnya minumnya sambil liatin wajah kak Varo, jadi manis...