Tentangnya sang bidadari

118 5 0
                                    


    بسم الله الرحمن الرحيم✨

    Happy reading,,,
             

     

  Bila dunia seakan tak membelamu, menghimpit diantara sesak yang membelenggu, sendiri dan tak ada yang mengetahui. Lantas bagaimana kehidupanmu nanti? Mungkin tak akan dapat dibayangkan.

Tapi nyatanya itulah yang terjadi padaku. Sakit yang ada didalam diri, kurahasiakan sendiri. Mungkin aku terlalu munafik, bohong jika aku tak merasakan sakit. Bohong jika aku tak lelah dengan semuanya.

Namun, aku hanya ingin hidup seperti orang biasa. Tanpa harus ada belas kasih yang terus melindungi. Dengan ini juga aku tau, nikmat hidup sehat tanpa adanya tetesan air mata.

Namaku Syafa almeera, aku adalah cucu perempuan satu-satunya dari kiyai Husein, pemilik pondok pesantren Al-Falaq yang ada di daerah Jawa Tengah. Hidup di antara banyak orang, dan dikelilingi dengan penuh kasih sayang. Membuatku sangat bahagia.

Namun, setelah aku mengetahui satu hal tentang diriku. Semua kasih sayang dari mereka, membuatku takut akan sesuatu. Diamnya diriku adalah menahan rasa sakit. Dan tawanya diriku adalah penyemangatku untuk bangkit.

"Dok, apa saya masih bisa sembuh kembali seperti dulu?" tanya Syafa menatap dokter Mela dengan tangis yang pecah.

"Percayalah, dengan kekuatan allah kamu pasti bisa sembuh. Perkiraan kami tak bisa menjadi penentu, karena kami hanyalah manusia biasa. Saran saya kamu harus memberi tau orang tua kamu, dan melakukan kemoterapi, agar dapat sedikit memperlambat penyebarannya." tutur dokter Mela sendu.

"Saya ndak bisa dok, saya jauh dari orang tua. Di sini saya tinggal di rumah nenek dan kakek. Di pesantren Al-Falaq. Saya ndak mungkin memberitahukan kebenarannya, karena mereka pasti akan bersedih." ucap Syafa masih dengan tangisannya.

Detik berikutnya dokter Mela berjalan dan mendekap Syafa dengan erat. Tangisan mereka pecah, hanya suara isakan yang memenuhi ruangan itu.

"Sudah jangan menangis lagi. Aku yakin kamu kuat, kamu pasti sembuh. Kamu boleh anggap aku sebagai kakakmu, jangan sungkan bagi sakitmu denganku." ucap dokter Mela di tengah tangisnya. Sambil mengusap bahu Syafa lembut.

"Terimakasih kak. Tapi aku takut." cicit Syafa lemah.

"Sama-sama. Ndak, kamu kuat kok. Kakak akan berusaha yang terbaik untukmu. sudah, jangan bicara seperti itu lagi dan jangan menangis lagi. Kakak akan selalu ada di sampingmu. Kakak catatkan resep obat untukmu ya, nanti kamu harus meminum semuanya. Dan ini nomor hp kakak. Jangan sungkan cerita sama kakak oke." ucap kak Mela dengan senyuman di tengah tangisnya.

"Makasih banyak kak." balasku dengan senyuman pula.

Kemudian sebelum aku pergi, kak Mela memelukku erat. Kenyamanan kurasakan. Dalam hatiku berkata, 'alhamdulillah, di tengah sakit ini. Kau masih menyiapkan orang baik untuk membantuku.'

Setelahnya, aku keluar dari ruangan itu. Aku pergi dengan lemas, kakiku berjalan tanpa arah. Mataku berkaca-kaca sambil menatap kosong kedepan. Batinku tertekan, kepalaku semakin pening. Hanya berjalan dan berjalan, namun entah tanpa tujuan.

Sejatinya allah memberikan suatu penyakit bukanlah tanpa alasan, namun terkadang itu untuk menggugurkan dosa-dosa kita yang terdahulu.
Jadi bersyukurlah atas itu, dan tetap ingatlah di setiap cobaanNya pasti tersimpan hikmah yang terselubung.
Dan yakinlah semua akan indah pada waktunya.

_________________

Ingat ini baik-baik:

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
   _Al-baqarah 286_

♥Rizka nisa♥

__________________

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Terimakasih yang sudah baca😊.
Jangan lupa sholawat dan alqur'annya, karena itu sebaik-baiknya bacaan💚.
 ig: rizka_nisa02.          

Tandai typo jika berkenan🙏😊         

Nganjuk, Jawa timur.
19 Juni 2021.

Takdir Sang Bidadari (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang