Awal yang sendu

71 7 0
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم✨

Happy reading,,,


  Di sinilah aku sekarang, di taman samping rumah sakit kota. Aku duduk sendiri, merenung. Menangis tersedu seraya meremas surat keterangan dari rumah sakit itu.

Rasanya badanku semakin lemas, kepalaku pun terasa semakin pening. Dan seakan, tak ada semangat lagi untuk hidup. Semuanya kacau. Kejadian hari ini benar-benar membuatku tak berdaya.

Tangisku masih terus mengalir, tapi tak terasa sudah 1 jam aku duduk di sini. Aku harus segera pulang, agar abah(kakek) dan mbah putri(nenek) tidak merasa khawatir padaku.

Kusudahi tangisku, kemudian aku berjalan menuju jalan raya. Di sana aku memberhentikan salah satu taksi yang lewat, kemudian menaikinya. Kutunjukkan alamat pesantren dan kembali diam merenung. Pikiranku melayang-layang kemana-mana.

Tentang umurku, sakit ini, kesedihan mereka, rapuhnya diriku semua seakan jelas terekam didepan mata.

Jika mereka lemah, aku akan lebih lemah. Jika mereka rapuh, aku akan lebih jatuh, dan nantinya tak akan ada yang bisa menopangku untuk tetap tegar.

5 tahun sudah aku tinggal di pesantren. Jauh dari orang tua membuat mereka lebih over protektif. Layaknya umi dan abiku sendiri. Jadi, sudah kuputuskan baik-baik, bahwa sakit ini akan aku pendam sendiri agar aku tetap kuat dan dapat melihat mereka tersenyum bahagia.

'allah, kuatkan aku. Sakit ini aku terima dengan ikhlas. Namun tolong bantu aku, agar mampu menjalani semuanya. Hidup seperti biasa, dan tanpa deraian air mata.' batinku sendu.

Ucapan kak Mela terus saja terngiang di kepalaku. Entah sudah berapa lama aku melamun. Ternyata taksi yang ku tumpangi sudah berhenti didepan gerbang pesantren.

"Sudah sampai mbak." ucap pak sopir.

"Oh, iya pak. Terimakasih, ini uangnya." jawabku. Belum sempat aku keluar, bapak tersebut memanggilku.

"Ning?"

"Iya pak?" tanyaku.

"Di dalam hidup itu akan terus ada yang namanya masalah dan cobaan. Setiap orang pasti ada. Karena ini adalah tangga untuk meningkatkan derajat kita menuju yang lebih tinggi dalam hidup ini. Yakinlah, apapun masalah yang ning lalui saat ini, akan berakhir indah pada waktunya." nasihat pak sopir itu.

Tes!

Air mataku menetes kembali membasahi pipi. Nasihat bapak itu benar, aku pasti bisa. Ku netralkan nafasku. Ku seka air mataku dan kukuatkan diriku.

"Terimakasih pak, atas nasihatnya. Syafa pamit, assalamualaikum." ucapku berusaha untuk tegar.

Selanjutnya aku berjalan biasa menuju ndalem. 'hari yang berat, untuk orang yang kuat.' gumamku menyemangati diri sendiri.

_______________
Catatan!

🌿Tau nggak, mengapa Allah mengujimu lebih berat dari pada orang lain? Jawabannya hanya ada satu, yaitu karena hanya kamu yang mampu melaluinya, percayalah!🌿

  ♥Rizka nisa♥

________________

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Terimakasih yang sudah baca😊.
Jangan lupa sholawat dan alqur'annya, karena itu sebaik-baiknya bacaan💚.
 ig: rizka_nisa02.          

Tandai typo jika berkenan🙏😊         

Nganjuk, Jawa timur.
20 juni 2021.

Takdir Sang Bidadari (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang