Tersingkapnya tabir

71 5 0
                                    


    بسم الله الرحمن الرحيم✨

      Happy reading,,, 


     Hari berganti begitu cepat. 2 bulan sudah Syafa hidup dengan penyakitnya dan tanpa ada yang mengetahui. Sungguh caranya menyimpan luka sangat apik, sehingga tak ada tangis yang jatuh karenanya. Sudah berapa banyak tablet obat ia habiskan, hanya demi berharap untuk sembuh.

Lontaran kata yang selalu diucapkan ketika sholat akan lebih menyayat hati ketika ada yang mampu mendengarnya. Tapi sayangnya, hanya dia dan allah yang mampu mengetahuinya.

'Sudah kuikhlaskan, semoga saja engkau meridhoi setiap langkahku, walau kutau amalku belum seberapa untuk dapat membawaku menuju surgaMu.'

Hari ini bertepatan dengan tanggal 22 Oktober, iya hari ini adalah hari santri nasional. Banyak perlombaan yang  digelar hari ini. Namun Syafa lebih memilih untuk berdiam diri di ruangan khusus para ustadzah. Tujuannya hanya untuk merekap nilai para santri.

Ketika Syafa mulai sibuk berkutat dengan komputer dihadapannya, Ninda datang dan bertanya. Di sana hanya ada mereka berdua, sebab para ustadzah yang lain tengah sibuk menjadi juri di acara hari ini.

"Ning?"

"Iya, ada apa Nin?" tanya Syafa tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer.

"Ning lagi sakit ya?" tanya Ninda kembali.

"Eh, enggak kok." jawab Syafa sedikit terkejut.

"Yang benar? Wajah ning pucat banget loh." tuturnya.

"Aku... Aku nggak papa kok, cuma sedikit pusing aja." jawab Syafa sekenanya.

"Kalau sakit, ning mending istirahat saja. Soal data santri biar aku yang menyelesaikannya." ucap Ninda.

"Nggak usah, biar aku aja. Nanti kalau aku udah nggak kuat, aku bilang deh suruh anterin kamu ke ndalem." ucap Syafa dengan tawa.

"Siap deh, kalau gitu aku beresin lemari berkas aja, dari pada diem nggak ada kerjaan." tuturnya.

"Iya.." jawab Syafa.

Syafa kembali fokus dengan komputer didepannya. Selang beberapa lama, tiba-tiba matanya berkunang-kunang. Kepalanya terasa sangat pening, napasnya tercekat, dan badannya pun bergetar hebat.

'Allah sakit sekali' batinnya.

Ketika dia hendak berdiri tubuhnya oleng, hampir saja dia terjatuh jika Ninda tak sigap untuk menangkapnya.

"Ya allah ning, ning kenapa?" tanya Ninda panik. Belum sempat Syafa menjawab.

Tes!

_______________

⏳"Aku tak apa-apa, hanya saja terkadang tubuh ini ingin sedikit bermanja. Sekali boleh kan? Tetapi jika berkali-kali berarti itu sudah takdir dariNya."⌛

_Syafa almeera_

                               ________________

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Terimakasih yang sudah baca😊.
Jangan lupa sholawat dan alqur'annya, karena itu sebaik-baiknya bacaan💚.
 ig: rizka_nisa02.      

Tandai typo jika berkenan🙏😊         

Nganjuk, Jawa timur.
25 juni 2021.

Takdir Sang Bidadari (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang