Biarlah takdir yang berkata

58 4 0
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم✨

            Happy reading,,,   

    

    Waktu berganti ke waktu. Siang berganti malam dan takdir bergulir sebagaimana semestinya. Sudah hampir 1 tahun setengah. Aku bertahan hidup dengan sakit yang menggerogoti.
  
Masih kuusahakan untuk tetap kuat, tersenyum manis dan penuh dengan semangat, seperti diriku yang dahulu.

Namun aku sadar, nyatanya tubuhku sudah tak sekuat dahulu. Sekarang aku lemah, dan tubuh ini pun semakin kurus. Raut wajahku yang dulu selalu berseri-seri, manis dan tembam. Kini berubah menjadi lebih tirus, bibirku pucat dan seakan tak hidup.

'Aku lelah'.

Aku hanya menatap kosong ke depan sana. Pikiranku berkelana, bayangan setiap keluarga yang tersenyum manis terekam jelas bak kaset yang berputar. Kenangan manis itu membuat dadaku sesak. Bagaimana aku nantinya?

'Allah, aku ikhlas dengan sakit ini. Dan jika memang waktuku sudah tak lama lagi.  Tolong berikan aku tambahan waktu sedikit lebih lama lagi, agar aku dapat membahagiakan mereka. Sebelum akhirnya tak dapat lagi.' batinku sesak.

Di kala aku tengah terhanyut dalam lamunan, Ninda datang menepuk pundak kananku. Sehingga membuatku sedikit terkejut.

"Astaghfirullah..."

"Hehe, maaf ning aku ngagetin ya.." ucapnya dengan cengar-cengir. Serta mengangkat tangan membentuk huruf V.

Membuatku jengah. "Apa sih Nin? Kamu itu ngeselin ya. Untung sahabat." ucapku kesal.

"Hehe, iya-iya maaf. Habisnya ning ngelihatin sesuatu serius banget." tuturnya.

"Eh, kata siapa? Aku dari tadi cuma melamun tau." ucapku semakin kesal.

"Yang bener, ngelamun apa ngelamun?" godanya.

"Astaghfirullah... Bener Ninda cantik. Aku cuma ngelamun." jawab Syafa.

"Oh, aku kira dari tadi ning lagi ngelihatin ustadz Sya'ban. Tuh orangnya di sana lagi bercanda sama santriwan." jelasnya.

'Lah? Aku kok nggak sadar ya, kalau ternyata dari tadi dia ada didepanku.' batinku.

"Eh, ning kok ngelamun lagi sih?" geram Ninda.

"Eh ya allah maaf. Lagi nggak fokus." tuturku pelan.

"Mentang-mentang udah tau ustadz Sya'ban ada di sana. Malah ngelamun lagi, ngelamunin apa hayo?" godanya.

"Enggak kok, gak gitu juga." ucapku.

"Halah, jangan-jangan lagi ngelamunin nikah sama ustadz Sya'ban ya?" ucapnya ngawur.

"Astaghfirullah, nggak Nin. Kamu itu ya hih." ucapku kesal.

Kulihat dia hanya menghembuskan napas panjang, dan hening sesaat. Kemudian barulah, dia bertanya kepadaku. Namun pertanyaannya mampu membuatku mematung seketika.

"Ning? Kenapa ning belum menerima lamaran dari ustadz Sya'ban?"

Deg!

Serasa waktu ini berhenti berputar.

_________________

🌷"Sebaik apapun kamu merencanakan sesuatu, takdir Allah yang akan selalu menjadi pemenangnya.

Terkadang apa yang kamu harapkan memang tak selamanya kamu dapatkan. Mengapa? Karena Allah lebih tau mana yang lebih kamu butuhkan, dari pada apa yang hanya kamu inginkan."🌷

♥Rizka nisa♥

                            __________________

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Terimakasih yang sudah baca😊.
Jangan lupa sholawat dan alqur'annya, karena itu sebaik-baiknya bacaan💚.
 ig: rizka_nisa02.      

Tandai typo jika berkenan🙏😊         

Nganjuk, Jawa timur.
27 juni 2021.

Takdir Sang Bidadari (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang