Penjelasan dari luka

65 5 0
                                    


              بسم الله الرحمن الرحيم✨         

           Happy reading,,,     

 

     Tes! (darah segar mengalir dari hidungku).

"Ya allah ning, hidung ning berdarah. Sebenarnya ning kenapa? Dan sakit apa?" tanya Ninda lebih panik sambil mendudukkanku pelan.

Namun aku tak menghiraukan ucapannya, karena kepalaku lebih pening dari sebelumnya. Aku hanya memejamkan mata sambil mengucapkan.

"Nin, tolong ambilkan air putih ya." pintaku lemah.

"Iya ning tunggu sebentar, Ninda ambilkan." tuturnya.

Kubersihkan hidungku dengan menggunakan tisu, kemudian setelahnya Ninda datang dengan membawa segelas air putih. Dia berikan air putih tersebut kepadaku.

"Makasih," ucapku lemah.

Lalu dengan perlahan kubuka laci mejaku dan kuambil beberapa tablet obat. Kubuka beberapa biji, lalu kuminum semuanya.

"Ning, ning sebenarnya sakit apa? Mengapa obat yang ning minum banyak sekali?" tanya Ninda sendu.

"Maafkan aku Nin, aku telah merahasiakan sesuatu darimu dan juga  keluargaku." tuturku dengan tangis yang pecah.

"Apa ning, dan mengapa? Bukankah aku sahabatmu? Seharusnya tak ada yang harus disembunyikan bukan?" tanyanya.

"Iya Nin, tapi aku tak kuat untuk memberitahukan kebenarannya." ucapku semakin tersedu. Kemudian Ninda mendekapku erat. Kami menangis bersama. Seolah dia juga dapat merasakan sakitku.

Beberapa saat kemudian, Ninda melepas pelukannya seraya berkata.

"Bagilah sakitmu denganku Ning, agar aku juga dapat merasakannya," tekadnya.

"Berjanjilah dulu padaku Nin, bahwa setelah kuceritakan semuanya, kamu akan tetap menjaga rahasiaku seperti sebelum-sebelumnya. Berjanjilah!" tuturku.

"Baiklah, jika itu yang ning inginkan aku berjanji." ucapnya.

'Biarlah seperti ini dulu, agar dia tak merasa sendirian. Walaupun aku tak yakin rahasia ini dapat terjaga selamanya.' batin Ninda sedih.

Dari situ ceritaku mulai bergulir. Ninda menangis tersedu karena tak kuat mendengarkan cerita piluku. Aku hanya bisa menanggapinya dengan senyuman.

Tanpa berkata apa-apa Ninda memelukku erat, seolah menyalurkan kekuatan, serta ucapan bahwa aku tak sendirian.

"Ning, ning itu kuat kok, aku yakin ning pasti bisa sembuh. Ning harus tetap semangat, jangan pernah putus asa. Aku akan selalu ada disampingmu ning. Untuk terus menggenggam tanganmu dan memelukmu di kala rapuh." ucapnya pasti. Aku terharu sampai tak kuasa menahan tangis bahagiaku.

Perlahan dia menghapus air mataku dan berkata, "Ayo, mulai saat ini kita akan berjuang bersama." ucapnya semangat.

'Ternyata, membuka 1 tabir dari lipatan rahasia tak seburuk yang menjadi bayanganku, terimakasih allah. Semua ini sungguh tak terduga.' batin Syafa.

   Dari kejadian itu, Ninda selalu menjadi penyemangatku. Dia satu-satunya orang yang tau tentang penyakitku. Dia juga yang selalu menemaniku ketika aku periksa di rumah sakit. Dia yang setia menungguku, menguatkanku ketika aku merasakan sakit yang teramat. Dia juga yang menggenggam tanganku erat dan membantuku untuk bangkit dari keterpurukan. Dan dialah sahabat terbaikku.

________________

  "🍁Sekuat apapun kamu menjaga rahasiamu jika allah tak berkehendak maka akan terbuka juga.
Dan sekuat apapun kamu menyembunyikan sesuatu dari seseorang, maka sahabatmu yang akan tau lebih dulu tentang dirimu dari pada keluargamu.🍁"

♥Rizka nisa♥

                            _________________

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Terimakasih yang sudah baca😊.
Jangan lupa sholawat dan alqur'annya, karena itu sebaik-baiknya bacaan💚.
 ig: rizka_nisa02.      

Tandai typo jika berkenan🙏😊         

Nganjuk, Jawa timur.
26 juni 2021.

Takdir Sang Bidadari (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang