Sang Khumairaku

81 4 0
                                    


       بسم الله الرحمن الرحيم✨    

     Happy reading,,, 



   Singapura, 18 mei 2020. Sudah 1 bulan sejak dipindahkannya Syafa ke Singapura, dia masih betah didalam tidur panjangnya. Bahkan sekarang, tak ada tanda-tanda dia akan terbangun dari tidurnya.

Do'a dari keluarga, para santri serta yang lainnya terus ditujukan untuknya. Namun, dari beberapa hari yang lalu kondisi Syafa semakin melemah. Hingga pada akhirnya para dokter yang menangani Syafa sepakat untuk melepas alat penopang hidup yang ada ditubuh Syafa dalam kurun waktu seminggu lagi. Dari pihak dokter sudah tak dapat berbuat apa-apa lagi, mereka merasa kasihan. Jika seperti ini terus maka seakan memaksakan Syafa untuk tetap hidup, walaupun aslinya sudah tak ada harapan lagi.

Dari pihak keluarga masih bersikukuh untuk tetap mempertahankan Syafa, mereka yakin sebentar lagi Syafa pasti akan terbangun dari tidur panjangnya.

Hari berjalan sebagaimana mestinya. Seminggu berjalan kurang 2 hari. Setiap orang berusaha untuk tetap tegar, walaupun keyakinan seakan merenggang.

🌱🌱🌱🌱🌱

Pov Sya'ban:

   Kulihat hari itu keluarga ndalem semakin lemah, aku berfikir untuk melakukan sesuatu hal yang akan membuat mereka bahagia walau hanya sesaat.

Aku berjalan menuju abi, kemudian kuutarakan niatku.

"Bi? Izinkan saya untuk melamar ning Syafa sekali lagi." ucapku tenang.

"Ya allah nak, kamu tau kan Syafa sebentar lagi akan meninggalkan kita. Lantas apa yang kamu inginkan? mengapa kamu meminangnya dalam keadaan yang seperti ini? Sudah ikhlaskan saja nak." ucap abi pasrah.

"Bi, tolong izinkan saya. Saya mencintai ning karena allah. Jika kami memang berjodoh, kami akan tetap dipersatukan. Walaupun bukan didunia, mungkin disurgaNya." ucapku penuh keyakinan.

Setiap orang terharu atas penuturanku. Kulihat abi tampak berpikir keras. Sejujurnya, ini sudah menjadi niatku dari dulu. Untuk meminta jawaban dari ning Syafa atas lamaranku tempo lalu, namun ternyata inilah yang terjadi. Jadi sekarang niatku meminang ning Syafa bukan karena kasihan atau apa. Tapi ini tulus karena aku mencintainya.

_Biarkan waktu yang menentukan, aku dapat bersanding dengannya ataukah harus ikhlas melepaskannya._

  Akhirnya sore itu, aku menjabat tangan kokoh abi. Setelah kata qobiltu kuucapkan, hatiku lega. Seakan beban berat yang kutanggung menguap seketika. Tangis haru memenuhi ruangan itu.

Perlahan aku berjalan menuju brankarnya. Kuperhatikan dia lekat-lekat, dia terlihat sangat pucat. Tapi itu tetap tak menutupi kecantikan alaminya. Kemudian kupegang ubun-ubunnya lembut seraya membacakan do'a. Tangis haru mengalir membasahi pipiku, kucium keningnya lama. Seakan kusalurkan rasa yang tak bisa kujelaskankan.

Lalu kubisikkan sesuatu tepat ditelinga kirinya. "Sang bidadariku, sang Khumairaku, ayo bangunlah. Genggam tangan dinginku ini, dan mari berjalan denganku untuk menggapai ridhoNya."

Tes! (air mata mengalir dari mata Syafa).

Sungguh, hatiku senang tak terkira. Dari situ aku meminta perpanjangan waktu untuk dapat merawat Syafa. Dan dokter memberikan aku waktu 3 hari. Aku berusaha untuk tetap tegar. Do'aku masih sama. Tapi jika tuhan memang tak menghendaki maka sudah kupasrahkan semuanya.

Setiap pagi dengan telaten kubersihkan tangan dan kaki Syafa menggunakan handuk basah. Setiap sore kubacakan al-qur'an tepat disampingnya. Dan setiap malam dengan setia kugenggam jemari lentiknya. Do'a, do'a dan do'a selalu kami langitkan hanya untuknya.

Hingga pada suatu hari adalah akhirnya...

________________

🍀"Menggenggam atau digenggam. Melepas atau dilepas. Memiliki atau mengikhlaskan. Itu semua adalah goresan takdir yang tak dapat dirubah atau diganti. Semuanya memiliki arti, yang akan kau ketahui maknanya suatu saat nanti."🍀

♥Takdir sang bidadari♥.

                             _________________

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Terimakasih yang sudah baca😊.
Jangan lupa sholawat dan alqur'annya, karena itu sebaik-baiknya bacaan💚.
 ig: rizka_nisa02.      

Tandai typo jika berkenan🙏😊         

Nganjuk, Jawa timur.
5 juli 2021.

Takdir Sang Bidadari (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang