PART 7

542 78 41
                                    

"Benar kah Nek?" Tanya Raka setelah mendengar bisikan dari Nenek. Nenek mengangguk dan tersenyum.

"Alhamdulillah, terima kasih Kakek, Nenek, sudah mau menyayangi Reyhan," ucap Raka tersenyum bahagia.

"Iya sama-sama Nak. Seharusnya kamu tidak usah berterima kasih Ka, karena semua itu memang harus Kakek dan Nenek lakukan, karena Reyhan juga cucu Kakek dan Nenek," ucap Kakek. Nenek mengangguk menyetujui Kakek.

"Hehehe iya Kek," Raka.

"Kalau begitu Kek, Nek, aku mau simpan laptop dan sepatu ini dulu ya di kamar, setelah itu kita temui Reyhan," Raka.

"Iya sayang," Kakek dan Nenek.

"Assalamualaikum, Kakek, Nenek," Raka.

"Waalaikumsalam," Kakek dan Nenek.

Raka berlari ke kamar. Setelah meletakan laptop dan sepatunya, Raka kembali ke Kakek dan Nenek.

"Assalamualaikum Kakek, Nenek," Raka.

"Waalaikumsalam sayang," Kakek, Nenek.

"Ayo Ka, kita keluar," ajak Nenek.

"Ayo Nek," Raka.

Kakek dan Nenek beranjak dari duduknya, mereka berjalan di ikuti oleh Raka.

Mereka sampai di samping rumah, dimana Reyhan sedang duduk sendirian  di bangku taman samping rumah. Kakek dan Nenek mendekati Reyhan.

"Reyhan, ngapain kamu disini?" Ucap Kakek dengan nada dinginnya. Reyhan yang mendengarnya langsung menundukkan kepalanya. Nenek dan Raka yang melihat itu pun tersenyum.

"Maaf Kek, Reyhan ke sini karena Reyhan ingin cari angin. Maafkan Reyhan kalau Reyhan lancang. Reyhan akan pergi dari sini," ucap Reyhan sambil beranjak dari duduknya. Reyhan masih saja menundukkan kepalanya. Saat Reyhan akan beranjak, Nenek memegang tangan Reyhan.

"Han, siapa yang nyuruh kamu pergi?" Tanya Nenek dengan nada sinisnya.

"Nggak ada Nek, Reyhan sendiri yang memutuskan Reyhan pergi dari sini," ucap Reyhan dengan masih menundukkan kepalanya.

"Kamu tetap di sini, cepat duduk!" Bentak Kakek.

"Iya Kek," ucap Reyhan lirih. Reyhan pun kembali duduk.

Setelah Reyhan duduk, Kakek dan Nenek juga mendudukkan dirinya. Kakek duduk di samping kanan Reyhan dan Nenek duduk di samping kiri Reyhan. Kakek dan Nenek kemudian membelai kepala Reyhan dengan penuh rasa sayang. Reyhan yang mendapatkan semua itu pun terkejut dan tak percaya. Reyhan  langsung menegakkan kepalanya.

"Kakek, Nenek," ucap Reyhan lirih.

"Iya sayang ini kami, maafkan kami ya, kami udah jahat padamu waktu kamu kecil dulu. Waktu itu saat kamu sudah pulang. Kakek dan Nenek menyesal. Tidak seharusnya Kakek dan Nenek membenci anak baik dan pintar sepertimu. Saat itu Kakek dan Nenek berjanji tidak akan membencimu lagi. Kami ingin sekali mengunjungimu untuk minta maaf padamu, tapi pekerjaan kami selalu saja sangat banyak, hingga tidak bisa kami tinggalkan," Kakek menjelaskan pada Reyhan.

"Iya Nak, apa yang Kakek katakan itu semua benar. Bulan ini kami sedang tidak sibuk, dan kami berencana untuk mengunjungi kalian. Tapi kalian udah duluan kesini. Ya kami nggak jadi ke Jakarta," ucap Nenek tersenyum dengan masih membelai kepala Reyhan.

"Kami minta maaf ya Nak, atas sikap kami selama ini padamu," sambung Nenek.

"Iya Nek. Kakek dan Nenek udah Reyhan maafin kok, sebelum Kakek dan Nenek minta maaf," ucap Reyhan tersenyum pada Kakek dan Nenek.

"Benar Nak?" Kakek dan Nenek.

"Iya Kek, Nek," ucap Reyhan.

"Terima kasih sayang," ucap Kakek dan Nenek. Keduanya memeluk Reyhan.

Ketulusan Hati Saudara Angkat (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang