Tak terasa Reyhan dan Raka kini sudah kelas 9 dan besok merupakan ujian kelulusan mereka, dan setelahnya mereka akan maju ke tingkat yang lebih tinggi yaitu SMA.
Di ruang keluarga tepatnya malam hari. Ayah, Bunda, Reyhan, Raka dan Ilham sedang berkumpul dan mengobrol.
"Ayah, Bunda, Kak Ilham, nggak terasa ya besok kami ujian kelulusan. Akhirnya sebentar lagi kami akan merasakan memakai pakaian putih abu-abu. Jadi udah nggak sabar, pengen cepet-cepet SMA," ucap Reyhan dengan riangnya.
"Iya Han, nggak terasa ya kita udah besar," ucap Raka menimpali dengan senyum manisnya.
"Hehehe iya Kak, kita udah besar ternyata," ucap Reyhan menyetujui ucapan Kakaknya.
"Iya nggak terasa kalian udah besar, anak Ayah dan Bunda. Padahal sepertinya baru kemarin lho kalian berdua lahir, eh sekarang udah besar aja," ucap Ayah sambil memandang mereka berdua yang duduk di seberang Ayah dan Bunda.
"Iya ya Yah, seperti baru kemarin tapi ternyata udah belasan tahun," ucap Bunda tersenyum.
"Iya Bunda," Ayah.
"Hehehe Ayah, Bunda bisa aja," Reyhan dan Raka.
"Ya bisa dong," ucap Ayah dan BUNDA sambil tertawa kecil. Reyhan, Raka dan Ilham pun ikut tertawa.
"Wah si manja ternyata udah merasa besar ya," ledek Ilham pada Reyhan.
"Ish apaan sih Kak, selalu aja ngeledek aku manja. Aku tuh nggak manja tau," ucap Reyhan sambil cemberut.
"Ayah, Bunda, Kak Raka. Kak Ilham nakal tuh, ngeledek aku aja kerjaannya," ucap Reyhan yang mengadukan Ilham pada Ayah, Bunda dan Raka.
"Tuh kan manjanya keluar, pakai ngadu segala lagi. Gitu kok katanya nggak manja hahaha," ucap Ilham sambil tertawa.
Ayah, Bunda dan Raka yang mendengar Ilham menggoda Reyhan, ikut tertawa karena geli melihat kelakuan mereka berdua.
"Ish gitu, aku ngadu, malah Ayah, Bunda dan Kak Raka ikutan tertawa, nggak lucu tau," ucap Reyhan yang makin cemberut.
"Ya habisnya kamu lucu sih Han. Bener apa kata kak Ilham, kamu katanya nggak manja, tapi ternyata dari nada bicaramu waktu ngaduin Kak Ilham pada kami tuh nada manja gitu, makanya kami ikutan tertawa," ucap Raka masih sedikit tertawa.
"Ish kalian nyebelin. Kalian aku denda dengan belikan aku kebab masing-masing satu," Reyhan.
"Kalau kebab satu tuh keciiil, ya nggak Bun, kakak-kakak," ucap Ayah.
"Iya Yah/Om bener itu," ucap Raka, Bunda dan Ilham sambil mengangguk menyetujui ucapan Ayah.
"Beneran kalian sanggup, beliin aku kebab masing-masing satu?" Reyhan.
"Ya sangguplah hanya satu aja kok nggak sanggup," Ilham dengan tersenyum manis.
"Ok baiklah, kalau begitu aku minta sekarang juga beliin aku kebab masing-masing kebabnya itu satu, tapi satu yang aku maksud itu satu truk hahaha," ucap Reyhan dengan wajah tanpa dosanya dan jangan lupa juga dengan tawanya yang renyah. Sedangkan yang lain hanya bisa melongo mendengar penuturan Reyhan.
"Aduh Reyhan ya nggak segitunya juga kali!" ucap Ayah, Bunda, Raka dan Ilham sambil berteriak. Reyhan langsung menutup telinganya dengan kedua tangannya.
Semua pun akhirnya tertawa bersama. Itulah keluarga Ayah Ananda Wijaya dan Bunda Inne yang setiap hari terdengar canda dan tawa, hingga para tetangga menjulukinya sebagai Keluarga yang Harmonis.
Setelah tawa mereka reda. Raka mengatakan ingin ke rumah Kakek dan Nenek dari pihak Ibu, nanti setelah pengumuman kelulusan. Reyhan yang mendengar permintaan Raka, justru malah merasa sedih. Tapi Reyhan mencoba menutupinya, agar tidak mengecewakan Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Saudara Angkat (season 2)
FanficAda kalanya anak baik seperti Reyhan juga ada yang membencinya. Tapi Reyhan selalu menghadapinya dengan sabar. Hingga orang yang membencinya itu menyesal telah membencinya dan akhirnya berbalik menjadi menyayanginya