Selesai makan Reyhan membereskan alat makannya. Reyhan membawanya ke wastafel dan mencucinya. Setelah menata alat makan di tempatnya, Reyhan beranjak ke ruang keluarga dimana Raka, Bunda dan Nenek menunggunya. Sesampai di ruang keluarga Reyhan mendudukkan dirinya di samping Raka.
"Reyhan, cepetan kamu jelaskan pada kami," ucap Raka tak sabaran.
"Iya iya Reyhan jelasin, Kakak nggak sabaran banget sih. Entar kalau nggak sabaran cepet tua lho Kak," Reyhan.
"Eh kata siapa Han? orang nggak sabaran cepet tua?" tanya Raka.
"Kata Reyhan barusan hahaha," ucap Reyhan seraya tertawa. Bunda dan Nenek tersenyum geli sambil geleng-geleng kepala.
"Ish kamu ini," ucap Raka sebal, lebih tepatnya hanya pura-pura sebal. Reyhan pun cengengesan.
"Baiklah Reyhan jelaskan se..." belum sempat Reyhan menyelesaikan kalimatnya, ada suara salam dari luar rumah.
"Assalamualaikum" ucap salam itu dari beberapa orang.
"Kayak suara Ayah, Kakek dan Kak Ilham," ucap Reyhan.
"Iya, Bunda lihat dulu ya. Soalnya tadi pintu depan Bunda kunci," ucap Bunda seraya bangkit dari duduknya.
"Iya Bund," ucap Reyhan, Raka dan Nenek.
Bunda pun beranjak ke pintu depan dan segera membukanya. Ternyata benar apa yang di katakan Reyhan, bahwa pengucap salam itu Ayah, Kakek dan Ilham.
"Waalaikumsalam. Eh Papa, Ayah dan Ilham. Ayo masuk" ucap Bunda.
"Iya Bund," Ayah, Kakek dan Ilham. Mereka pun beranjak masuk.
"Kok jam segini udah pulang? Biasanya pulang nanti jam delapan malam," ucap Bunda.
"Iya ini Bund, kami sedang istirahat dan kami sempatkan pulang, karena tadi pihak sekolah menelepon. Kata pihak sekolah, Reyhan sudah tau siapa pelaku yang menyebabkan Raka terjatuh. Tapi Reyhan memaafkannya. Kami juga ingin tau penjelasan Reyhan," ucap Kakek menjelaskan.
"Oh jadi begitu Pa," Bunda.
Kakek, Ayah dan Ilham mengangguk. Mereka pun menuju ke ruang keluarga."Assalamualaikum" ucap Ayah, Kakek dan Ilham.
"Waalaikumsalam," Reyhan, Raka dan Nenek.
"Lho Ayah, Kakek dan Kak Ilham kok udah pulang? Kenapa?" tanya Reyhan yang seakan akan mewakili Nenek dan Raka yang juga hendak bertanya seperti itu.
"Kami ingin mendengar penjelasan tentang siapa pelaku yang menyebabkan Raka terjatuh dari tangga kemarin sabtu," ucap Kakek.
"Oh...karena itu. Kak Raka ya yang memberitau Ayah, Kakek dan Kak Ilham?" Tanya Reyhan lagi. Raka menggelengkan kepalanya.
"Kan aku juga baru mau mendengar penjelasanmu Han" ucap Raka.
"Kalau bukan Kak Raka yang ngasih tau Ayah, Kakek dan Kak Ilham, terus siapa ya yang ngasih tau?" Tanya Reyhan.
"Pihak sekolah yang memberitahu Ayah" Ucap Ayah. Reyhan mengangguk mengerti.
Kemudian Ayah, Kakek dan Ilham pun duduk di sofa yang masih kosong.
Reyhan mulai menjelaskannya. Mereka pun mendengarkannya tanpa menyela.
"Reyhan udah tau siapa pelakunya. Pelakunya yaitu Adi, Roy, Benny dan Adi. Tapi yang menyerang Kak Raka sampai Kak Raka jatuh itu Benny. Reyhan tau karena tadi Reyhan bersama Bapak Wahyu, Bapak Heru dan Bapak Yudi melihat video cctv kejadian saat itu. Mereka melakukan itu semua karena mereka merasa iri pada Reyhan, yang selalu di elu-elukan Bapak Ibu Guru dan semua siswa siswi di sekolah karena prestasi Reyhan. Tujuan mereka agar Reyhan di benci oleh semua guru dan semua siswa siswi. Tapi tadi waktu mereka di panggil ke ruang BK, Reyhan di minta oleh Bapak Yudi menghukum mereka. Tapi Reyhan nggak mau. Reyhan memilih memaafkan mereka. Karena mereka juga telah menyesal dan telah mau berubah ke sifat baik," ucap Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Saudara Angkat (season 2)
FanfictionAda kalanya anak baik seperti Reyhan juga ada yang membencinya. Tapi Reyhan selalu menghadapinya dengan sabar. Hingga orang yang membencinya itu menyesal telah membencinya dan akhirnya berbalik menjadi menyayanginya