Mereka telah menempuh perjalanan selama empat jam. Kurang empat jam lagi mereka sampai di Surabaya. Ayah memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah restoran.
Ayah memarkirkan mobilnya di pelataran parkir sebuah restoran yang cukup besar. Mereka turun dari mobil kecuali Reyhan yang sejak dalam perjalanan hanya melamun.
"Lho Reyhan kok nggak turun?" tanya Ayah dan Bunda yang menyadari Reyhan belum turun dari mobil.
"Eh iya Yah, Bund. Ya udah biar aku aja yang nyamperin Reyhan," ucap Raka.
"Ya udah sana gih. Pasti dia lapar, tadi kan Reyhan nggak mau sarapan, waktu akan berangkat tadi. Tadi di paksa pun tetap nggak mau," ucap Bunda.
"Iya Bunda. Tunggu sebentar ya," Raka.
Ayah, Bunda dan Ilham mengangguk.
Raka pun menghampiri Reyhan yang ternyata sedang melamun dan tidak menyadari bahwa Ayah, Bunda, Raka dan Ilham telah keluar dari mobil.
Raka masuk kembali ke mobil dan menepuk pelan pundak adik angkatnya itu.
"Reyhan...Reyhan," panggil Raka pelan agar adiknya itu nggak terkejut. Tapi Reyhan nggak merespon sama sekali. Raka pun mencoba lagi dan kali ini berhasil.
"Reyhan," panggil Raka kembali. Reyhan akhirnya merespon panggilan yang kedua dari kakaknya itu.
"Eh Kak Raka, iya Kak, ada apa? Lho Ayah, Bunda dan Kak Ilham kemana? Kok di mobil nggak ada?" tanya Reyhan dengan wajah kebingungan. Raka yang melihat adiknya kebingungan pun tersenyum.
"Ayah, Bunda dan Kak Ridho udah turun dari tadi Reyhan, kamu sih melamun aja dari tadi jadi nggak tau kalau kami udah turun," ucap Raka sambil tersenyum.
"Hehehe maaf Kak," ucap Reyhan cengengesan.
"Iya nggak papa Han," ucap Raka sambil mengelus kepala Reyhan dan tersenyum.
"Ya udah yuk kita turun. Ayah, Bunda dan Kak Ilham udah nungguin tuh," ucap Raka sambil menggandeng tangan kanan Reyhan. Reyhan mengangguk dan turun bersama Kakaknya.
Setelah Reyhan sampai di luar mobil, Reyhan heran saat melihat sekelilingnya.
"Lho Kak, kita di restoran? Reyhan pikir kita udah sampai di rumah Kakek dan Nenek," tanya Reyhan.
"Iya Han, kita mampir dulu di restoran. Kamu juga pasti laparkan?" kata Raka.
"Hehehe iya Kak, Reyhan laper banget," ucap Reyhan tertawa kecil.
Reyhan mencoba ceria di depan keluarganya agar mereka tidak khawatir.
Reyhan dan Raka sampai di tempat Ayah, Bunda dan Ilham menunggu.
"Reyhan, kenapa Nak? Kok sedari berangkat sampai sini kamu hanya melamun aja?" Tanya Ayah lembut.
"Reyhan nggak papa kok Yah," ucap Reyhan tersenyum.
"Beneran Han? Nggak ada yang kamu sembunyikan dari kami kan?" Tanya Ilham tak percaya.
"Iya beneran kak. Udah yuk, katanya kita mau makan, Reyhan udah lapar nih, hehehe," ucap Reyhan.
"Laparkan sekarang, siapa suruh tadi nolak sarapan. Dasar anak manja," ucap Ilham yang mulai meledek Reyhan.
"Ish Kakak mulai lagi nih. Reyhan tuh tadi belum laper. Makanya Reyhan nolak sarapan," kata Reyhan. Reyhan mulai cemberut, karena ledekan Kakak sepupunya itu. Ilham memang hobinya meledek Reyhan.
"Ayah, Bunda, Kak Raka. Kak Ilham nih udah ngeledekin Reyhan lagi. Nanti nggak usah di kasih makan ya, biar Kak Ilham kelaparan dan jadi kurus tuh badan, biar nanti jadi jelek," kata Reyhan mengadukan Ridho pada Ayah dan Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Saudara Angkat (season 2)
Fiksi PenggemarAda kalanya anak baik seperti Reyhan juga ada yang membencinya. Tapi Reyhan selalu menghadapinya dengan sabar. Hingga orang yang membencinya itu menyesal telah membencinya dan akhirnya berbalik menjadi menyayanginya