1 bulan kemudian
Tak terasa ujian kelulusan telah usai. Kini mereka tengah menunggu esok hari, dimana besok merupakan pengumuman kelulusan.
"Ayah, besok bisa kan Ayah datang ke sekolahan Reyhan dan kak Raka?" tanya Reyhan yang saat itu berada di ruang kerja Ayah yang berada di rumah.
"Bisa dong sayang. Ayah udah telepon klien Ayah buat nunda rapat kok. Jadi Ayah pasti datang ke sekolahan kalian," ucap Ayah tersenyum.
"Terima kasih Ayah," ucap Reyhan ceria sembari memeluk Ayah.
"Iya sama-sama sayang," ucap Ayah membalas pelukan putra bungsunya itu.
Tak berapa lama Reyhan dan Ayah saling melepaskan pelukan. Dan Reyhan teringat kalau dia mau bertanya pada Ayah.
"Ayah...Bunda, kak Raka dan Kak Ilham kok nggak keliatan ya? Ayah tau nggak kemana Bunda dan Kakak-kakak?" tanya Reyhan.
"Bunda, Kak Raka dan Kak Ilham pergi belanja ke Supermarket seberang sana. Bunda mau beli kebutuhan masak," Ayah menjelaskan pada Reyhan kemana Bunda, Raka dan Ridho pergi.
Penjelasan Ayah itu seketika membuat Reyhan cemberut. Ayah tersenyum geli melihat perubahan ekspresi putra bungsunya itu.
"Kenapa? Kok kamu cemberut gitu?" tanya Ayah sembari membelai kepala Reyhan penuh kasih sayang.
"Reyhan cemberut itu karena Reyhan kok nggak di ajak, gitu Yah," ucap Reyhan masih mempertahankan cemberutnya yang bikin siapa saja yang melihatnya menjadi semakin gemas, tak terkecuali Ayah yang langsung mencubit gemas kedua pipi Reyhan.
"Putra Ayah dan Bunda ngegemesin banget sih," ucap Ayah sambil mencubit pipi Reyhan.
"Hehehe," Reyhan pun tertawa kecil mendengar perkataan Ayah.
"Ayah, Reyhan kok nggak di ajak sama Bunda dan Kakak-kakak?" Ucap Reyhan yang teringat dengan peranyaannya tadi yang belum di jawab oleh Ayah karena Ayah malah menggodanya. Reyhan pun kembali dengan mode cemberutnya.
"Tadi itu Bunda dan Kakak-kakak mau ajak kamu, tapi kamu sedang tidur, dan kamu itu kelihatan capek banget. Nah Raka dan Ilham jadi nggak tega buat bangunin kamu. Makanya kamu di tinggal di rumah sama Ayah. Gitu sayang. Udah jangan cemberut lagi," Ayah pun menjelaskan semuanya agar si bungsu nggak cemberut lagi.
Tapi rupanya hal itu sia-sia saja karena si bungsu masih aja cemberut. Akhirnya Ayah mempunyai ide untuk membuat Reyhan tak cemberut lagi.
"Han, kamu udah mandi?" Ayah.
"Udah Yah, tadi bangun tidur Reyhan langsung mandi. Kenapa Yah?" tanya Reyhan.
"Gini Han, kan kamu nggak di ajak sama Bunda dan Kakak-kakak nih, gimana kalau kita jalan-jalan beli soto ayam di warung yang dekat sini. Katanya soto ayamnya enak lho," ucap Ayah dan berhasil ucapan Ayah itu membuat Reyhan tak cemberut lagi. Kini wajah Reyhan sangat bahagia karena di ajak jalan-jalan oleh Ayah dan di ajak makan makanan kesukaannya.
"Ayo Ayah, cepetan Yah," ucap Reyhan yang nggak sabar ingin segera makan soto Ayam itu.
"Ayah buruan," ucap Reyhan sambil menarik-narik tangan kanan Ayah. Ayah tersenyum melihatnya.
"Sebentar Han, Ayah beresin meja Ayah dulu," ucap Ayah.
"Sini Reyhan bantuin biar lekas selesai," ucap Reyhan sambil ikut menata berkas-berkas Ayah yang berserakan di meja.
Tak berselang lama akhirnya berkas-berkas itu tertata rapi, dan mereka segera bersiap untuk jalan-jalan.
"Ayah, Reyhan ambil hoodie dan hp dulu ya," Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Saudara Angkat (season 2)
Fiksi PenggemarAda kalanya anak baik seperti Reyhan juga ada yang membencinya. Tapi Reyhan selalu menghadapinya dengan sabar. Hingga orang yang membencinya itu menyesal telah membencinya dan akhirnya berbalik menjadi menyayanginya