PART 14

318 54 16
                                    

Tujuh hari mereka telah berada di Jakarta. Mereka telah melakukan aktivitas seperti biasanya.

Pagi itu mereka berkumpul di ruang makan. Mereka biasanya hanya sarapan berlima kini bertambah dua anggota keluarga yang ikut sarapan bersama mereka yaitu Kakek dan Nenek.

Mereka makan dalam keadaan hening. Tanpa ada suara apapun.

Tak berapa lama mereka telah menyelesaikan makannya. Raka langsung ke ruang keluarga, Ayah, Kakek dan Ilham berangkat kerja. Sedangkan Reyhan segera membereskan semuanya, tapi di cegah oleh Bunda dan Nenek.

"Eh, udah sana Han. Kamu sama Raka aja di ruang keluarga," ucap Bunda dan Nenek.

"Tapi Nek, Bund, masa Reyhan nggak ngapa-ngapain. Masa yang beresin Nenek dan Bunda," ucap Reyhan.

"Iya nggak papa. Udah sana sama Raka," ucap Nenek sambil membelai kepala Reyhan.

"Iya ya udah, Reyhan ke ruang keluarga dulu ya Nenek, Bunda," ucap Reyhan akhirnya mengalah.

"Iya," ucap Bunda dan Nenek.

Reyhan kemudian keluar dari ruang makan dan berjalan menuju ruang keluarga.

***

Sesampainya di ruang keluarga, Reyhan menghampiri Raka yang sedang duduk di karpet sambil asik bermain playstation. Reyhan duduk di samping Raka.

"Kak, asik bener main game sendirian," ucap Reyhan.

"Eh Reyhan. Iya nih. Kamu mau main bareng aku?" Ucap Raka. Reyhan menggeleng dengan senyumnya tapi wajahnya terlihat lesu.

"Enggak Kak, Reyhan lagi males main game," ucap Reyhan.

"Raka yang mendengar suara Reyhan bernada lemas langsung menghentikan permainannya. Dia melihat ke arah Reyhan dan langsung terkejut melihat Reyhan berwajah lesu.

"Han, kamu kok keliatan lesu gitu. Kenapa? Sepertinya ada yang mengganjal hatimu," ucap Raka.

"Reyhan ngerasa ada yang akan terjadi di keluarga kita, Kak," ucap Reyhan jujur.

"Udah Han, tenangin dirimu. Jangan kau pikirkan yang tidak-tidak ya," kata Raka menasihati.

"Iya Kak, terima kasih ya Kak," ucap Reyhan.

"Iya Han, sama-sama," ucap Raka.

"Udah ayo main bareng aja, nih," ucap Raka sambil menyodorkan joystick ke Reyhan. Reyhan menerimanya dan segera bermain balap mobil bersama Raka. Mereka sangat asik bermain. Sampai tidak menyadari Bunda dan Nenek mendekati mereka.

"Kalian bermainnya asik banget sih, sampai Bunda dan Nenek datang, kalian nggak ada yang tau," ucap Nenek.

"Iya tuh Ma, kita sampai di cuekin," ucap Bunda.

Reyhan dan Raka akhirnya menyadari kedatangan Bunda dan Nenek. Mereka menghentikan permainannya dan melihat ke arah belakang dan tersenyum.

"Hehehe maafkan Reyhan dan Kak Raka ya Nek, Bund. Kami nggak tau kalau Bunda dan Nenek udah sampai di situ," ucap Reyhan tertawa pelan.

"Iya sayang-sayangnya kami, nggak papa kok," ucap Bunda dan Nenek.

"Terima kasih Nenek, Bunda," ucap Reyhan dan Raka berbarengan.

"Iya sama-sama sayang-sayangnya kami," ucap Nenek dan Bunda.

Reyhan dan Raks tersenyum dan mereka melanjutkan permainannya yang sempat terhenti karena kedatangan Nenek dan Bunda.

Nenek dan Bunda menemani mereka bermain.

***

Satu tahun sudah mereka menempuh pendidikan di SMA Lintang. Kini mereka naik ke kelas sebelas.

Ketulusan Hati Saudara Angkat (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang