Adzan Subuh berkumandang. Semua penghuni rumah bangun dari tidurnya dan semua beranjak ke ruang sholat, untuk sholat berjamaah.
Setelah sholat usai, Reyhan, Raka, Ayah dan Ilham kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap untuk sekolah dan bekerja, sedangkan Bunda menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Tak berapa lama Bunda pun selesai memasak sarapan. Sarapan kali ini berupa sup daging sapi dengan lauk tempe goreng, menu itu merupakan salah satu menu kesukaan Reyhan dan Raka.
Bunda segera memanggil semuanya agar segera sarapan.
"Ayah, Ilham, Raka, Reyhan, sarapan udah siap nih, ayo cepet siap-siapnya, entar keburu siang lho," ucap Bunda yang berteriak dari ruang makan.
Tak berapa lama semuanya pun telah sampai di ruang makan.
"Assalamualaikum Bunda/Tante," ucap salam Reyhan, Raka, Ilham dan Ayah. Reyhan dan Raka mendekati Bunda dan mencium pipi Bunda, begitupun Bunda yang juga mencium pipi kedua putranya. Setelah itu Reyhan dan Raka mencium pipi Ayah, Ayah juga membalas mencium pipi kedua putranya itu.
"Waalaikumsalam, ayo cepetan sarapan, nanti keburu telat," Bunda.
"Iya Bunda/Tante," Reyhan, Raka, Ayah dan Ilham.
"Wah kak, sarapannya kesukaan kita," ucap Reyhan dengan mata yang berbinar karena melihat menu kesukaannya terhidang di meja.
"Iya Han, ayo Han kita serbu," Ucap Raka dengan semangatnya.
"Ayo kak, kak Ilham nggak usah di kasih ya, dia kan semalam udah ngeledekin Reyhan manja," ucap Reyhan dengan menatap Ilham dengan pandangan sinis yang di buat-buat.
"Eh enak aja kakak nggak di kasih, dasar anak manja, pelit," ledek Ilham.
"Biarin suka-suka Reyhan, ini kan makanan kesukaan Reyhan, jadi Reyhan boleh pelit ke kak Ilham," ucap Reyhan masih menatap Ilham sinis.
"Ternyata nih bocah masih ingat aja ledekan kakak semalam," ucap Ilham sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya kan Reyhan yang ganteng ini ingatannya bagus, jadinya Reyhan masih ingatlah kejadian semalam, hehehe," ucap Reyhan tertawa kecil.
"Kejadian waktu Reyhan masih berusia 3 tahun aja Reyhan masih ingat kok kak," ucap Reyhan dalam hati dengan sendu.
Setelahnya Reyhan terlihat wajahnya berubah sedih. Tapi Reyhan yang segera menyadari bahwa dia masih berada di depan Ayah, Ibu dan kakak-kakaknya segera merubah raut wajahnya dengan wajah cerianya kembali.
Untung saja semuanya tidak menyadari perubahan wajah Reyhan yang mendadak berwajah sedih. Jadi Reyhan bisa bernafas lega.
"Uh dasar anak kecil ke PD an," ucap Ilham menimpali kata-kata Reyhan.
"Reyhan tuh bukan ke PD an, tapi kenyataannya Reyhan itu ganteng tau," ucap Reyhan.
Ayah, Bunda dan Raka yang mendengar perdebatan Reyhan dan Ilham pun tersenyum geli.
Ayah mendadak beranjak dari duduknya dan mendekat di belakang Reyhan dan Ilham.
"Udah-udah debatnya nanti sore lagi, sekarang ayo sarapan keburu telat," ucap Ayah sambil menjewer Ilham dan Reyhan.
"Aduh duh iya Ayah/Om, kami akan makan. Tapi lepasin dulu telinga kami," ucap Reyhan dan Ilham sambil menahan kesakitan akibat telinga mereka di jewer oleh Ayah.
"Bagus kalian menurut apa kata Ayah," ucap Ayah penuh dengan kepuasan.
"Ini gara-gara kak Ilham, telinga kiri Reyhan sakit," ucap Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Saudara Angkat (season 2)
Fiksi PenggemarAda kalanya anak baik seperti Reyhan juga ada yang membencinya. Tapi Reyhan selalu menghadapinya dengan sabar. Hingga orang yang membencinya itu menyesal telah membencinya dan akhirnya berbalik menjadi menyayanginya