PART 16

340 51 12
                                    

"Reyhan...Han," ucap Ayah sambil menepuk pelan bahu Reyhan.

"Eh Ayah, maaf Yah, Reyhan ngalamun, jadi Reyhan nggak tau kalau Ayah, Bunda, Kakek, Nenek dan Kak Ilham telah sampai di sini," ucap Reyhan sambil mengelap air matanya.

"Iya nggak papa Han," ucap Ayah.

"O iya bagaimana keadaan Raka, Han?" Tanya Bunda.

"Reyhan belum tau, Bund, karena Kak Raka sedang di tangani dokter," ucap Reyhan sambil sesenggukan. Mereka mengangguk tanda mengerti penjelasan Reyhan.

"Jadi tadi nggak bener ya?" Tanya Reyhan entah pada siapa.

"Apanya yang nggak bener, Han?" Tanya Ilham.

"Jadi tadi itu di bayangan Reyhan, Ayah dan Bunda memarahi Reyhan, karena Reyhan tak bisa jagain Kak Raka. Dan Ayah hendak menampar Reyhan tapi di halangi Kakek dan Nenek, Ayah jadi batal nampar Reyhan. Ayah dan Bunda jadi berdebat sama Kakek dan Nenek gara-gara Reyhan. Reyhan takut Ayah dan Bunda jadi membenci Reyhan," ucap Reyhan seraya menundukkan kepalanya.

"Maafin Reyhan, Ayah, Bunda, Reyhan nggak bisa jagain Kak Raka," sambung Reyhan merasa bersalah.

Mereka menatap Reyhan dengan tatapan sedih. Ayah dan Bunda kemudian memeluk Reyhan guna menenangkan Reyhan.

"Nggak papa Reyhan sayang," ucap Bunda yang di angguki Ayah.

"Reyhan, kami nggak akan pernah memarahi dan membencimu. Kan ini semua bukan salah kamu," ucap Ayah sambil membelai punggung Reyhan. Ayah dan Bunda semakin mengeratkan pelukannya.

"Jadi Ayah dan Bunda tak akan memarahi Reyhan dan membenci Reyhan seperti yang ada di bayangan Reyhan?" Tanya Reyhan dengan wajah polosnya.

"Enggak sayang. Mana bisa kami membencimu. Apalagi kamu itu nggak pantas untuk di benci. Udah buang jauh-jauh pikiran jelekmu itu ya. Kita doakan saja semoga Raka baik-baik saja," ucap Bunda. Reyhan mengangguk dan tersenyum.

Ayah, Bunda dan Reyhan saling melepaskan pelukan. Ayah mendudukkan Reyhan di kursi ruang tunggu karena Reyhan masih keliatan lemas karena terlalu terguncang hatinya.

"Reyhan, kamu bisa ceritakan tadi yang terjadi?" Ucap Nenek lembut sambil membelai kepala Reyhan.

"Jadi tadi itu kan Reyhan dan Kak Raka hendak pulang. Saat itu kami hendak turun sampai di tengah tangga Reyhan ingin ke toilet, saking nggak tahan ingin BAK, Reyhan lari. Dan setelah selesai, Reyhan menuju ke tempat di mana kakak menunggu Reyhan yaitu di depan tangga menuju kelas sebelas. Reyhan saat udah sampai di sana, Reyhan terkejut karena Kak Raka telah tak sadarkan diri dengan kepala penuh darah," ucap Reyhan yang menceritakan semuanya.

"Sekali lagi maafkan Reyhan ya Ayah, Bunda, Kakek, Nenek, Kak Ilham, Reyhan nggak bisa jagain Kak Raka. Harusnya Reyhan ajak sekalian Kak Raka. Kalau saja Reyhan ajak Kak Raka kan nggak akan begini," ucap Reyhan yang kembali menangis.

"Udah Reyhan berhenti salahin diri kamu sendiri ya. Kamu sama sekali nggak bersalah," ucap Kakek. Ayah, Bunda, Nenek, dan Ilham mengangguk tanda menyetujui perkataan Kakek.

"Iya Kek," ucap Reyhan. Mereka semua tersenyum ke arah Reyhan. Reyhan membalas senyuman mereka.

***

Akhirnya dokter yang bernametag Satrio keluar dari ruang IGD. Mereka kemudian beranjak mendekati dokter itu.

"Dokter, bagaimana keadaan anak kami?" Tanya Ayah.

"Raka tidak mengalami luka serius. Lukanya sudah saya bersihkan dan obati. Tapi Raja membutuhkan darah satu kantong, karena darahnya lumayan banyak keluar. Kebetulan darah di rumah sakit habis. Kami masih mengusahakannya," jelas dokter Satrio.

Ketulusan Hati Saudara Angkat (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang