PART 13

375 57 26
                                    

Sesampainya di rumah, mereka segera turun dari mobil. Reyhan menolak di bantu Nenek dan Bunda karena Reyhan ingin mencoba turun sendiri dan berjalan tanpa di bantu.

"Udah Nenek turun dulu. Reyhan nggak usah di bantu, Nek. Reyhan ingin mencoba turun dan jalan sendiri tanpa bantuan siapapun," ucap Reyhan.

"Baiklah kalau itu maumu, sayang. Tapi hati-hati ya," ucap Nenek sambil membelai kepala Reyhan.

"Iya Nek, Reyhan akan berhati-hati," ucap Reyhan tersenyum. Nenek pun tersenyum dan mengangguk kemudian berjalan menuju ke dalam rumah.

"Reyhan sayang, beneran udah nggak papa?" Tanya Bunda.

"Iya nggak papa Bunda," ucap Reyhan.

"Ya udah hati-hati ya Nak," ucap Bunda.

"Iya Bunda," ucap Reyhan tersenyum.

"Han, kamu harus di bantu. Keadaanmu masih lemas gitu. Bahaya kalau jalan sendirian," ucap Raka yang tiba-tiba telah berada di samping Reyhan. Reyhan pun terkejut.

"Astaghfirullah Kak, ngagetin aja sukanya," ucap Reyhan sambil mengelus-elus dadanya guna menetralkan detak jantungnya yang kencang akibat kaget.

"Hehehe maaf Han," ucap Raka cengengesan dengan wajah tanpa dosanya. Reyhan pun mengangguk dan tersenyum. Geli liat tingkah kakaknya.

"Kak Raka kok masih di sini, Reyhan kira kakak udah masuk," kata Reyhan.

"Aku sengaja mau barengi kamu, karena aku liat kamu masih lemas. Aku takut kamu jatuh, makanya aku masih di sini," ucap Raka.

"O jadi gitu, Kak. Lalu Ayah, Kakek dan Kak Ilham apa udah masuk rumah?" Tanya Reyhan.

"Belum," bukan Raka yang menjawab tapi Ayah, Kakek dan Ilham yang juga telah berada di belakang Reyhan. Reyhan menengok ke belakang.

"Lho kok Ayah, Kakek dan Kak Ilham belum masuk, kenapa?" Tanya Reyhan.

"Kami mau jagain kamu Reyhan," ucap Ilham, yang di angguki Kakek dan Ayah.

"Reyhan kan udah bisa sendiri, kenapa harus di jagain," kata Reyhan cemberut.

"Karena kamu masih terlihat lemas Han, makanya kami nggak tega ninggalin kamu sendirian," ucap Ayah.

"Tapi Reyhan udah nggak papa kok Yah. Reyhan mau mencoba jalan sendiri," ucap Reyhan.

"Ya kalau kamu ingin mencoba jalan sendiri nggak papa, tapi kami jagain kamu dari belakang ya," Ayah.

"Iya Ayah," Reyhan.

"Terima kasih Ayah, Kakek, Kak Ilham, Kak Raka," ucap Reyhan.

"Iya sama-sama Reyhan," Ayah, Kakek, Ilham, Raka.

Reyhan pun berjalan. Dengan diikuti Ayah, Kakek, Raka dan Ilham. Reyhan berjalan cukup pelan karena badannya masih terasa lemas.

Sampai di dalam rumah. Mereka berkumpul di ruang keluarga. Reyhan dan Raka memilih duduk di tengah-tengah Ayah dan Bunda. Reyhan duduk di sebelah kanan Ayah, Raka duduk di sebelah kiri Bunda.

Mereka mengobrol sesekali tertawa. Entah apa yang sedang mereka obrolkan. Keakraban terlihat di keluarga tersebut.

"Ya Allah, Reyhan takut suatu saat Reyhan akan meninggalkan keluarga ini dengan cara yang tidak baik. Semoga semua itu hanya kegelisahan Reyhan aja. Jangan menjadi kenyataan. Aamiin. Ayah, Bunda, Reyhan kangen. Reyhan ingin ketemu Ayah dan Bunda," kata Reyhan dalam hati. Reyhan terlihat melamun. Hingga semua keluarga menyadari bahwa Reyhan sedang melamun.

"Om, Reyhan kenapa tuh? Seperti ada yang sedang Reyhan pikirkan," Ucap Ilham yang sedari tadi memperhatikan Reyhan yang sedang melamun.

"Om juga nggak tau Ham," Jawab Ayah.

Ketulusan Hati Saudara Angkat (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang