Yura.

5.6K 211 13
                                    

Semenjak kejadian kecelakaan dua bulan yang lalu. Banyak hal aneh, yang ada dalam kehidupannya.

Gadis itu adalah Yura.

Begitulah orang-orang memanggil gadis cantik ini.

Yura kepanjangan dari Regayu James Ramala, ia sempat kaget dengan panggilan ini. Karena ia berpikir bahwa nama itu terlalu tomboy untuk gadis secantik dan seanggun dirinya.

Yura memiliki bulu mata yang lentik, mata yang tajam, hidung agak mancung, dan memiliki bibir yang tipis. Rambutnya coklat terurai panjang sepunggung. Tubuhnya cukup tinggi ramping untuk seukuran layaknya anak kelas sepuluh SMA lainnya.

Yura sangat suka memakai cardigan untuk menutupi kulit putihnya. Ia berperilaku layaknya seorang putri, karena Ia sangat baik dan anggun.

“Aku gak tau Dino, semua ini terjadi semenjak kecelakan itu, aku bisa melihat semuanya, jadi aku mohon bantuan kamu,” kata seorang gadis meminta kepada seorang pria.

Matanya berkaca seakan-akan pria itu adalah seseorang yang dapat memutuska hidup atau tidaknya nasib sang gadis.

“Yura-ah, aku memang memiliki kekuatan magis, tapi kita berbeda!” bentak pria itu.

Wajah pria itu mulai geram seperti terusik sesuatu.

Gadis itu terus memintanya, tapi pria itu hanya mengabaikan permintaannya.

“Ta..a..ppi, aku butuh kamu, aku tak tau siapa lagi yang harus kuminta bantuannya. Aku takut dengan semua ini, mimpi-mimpiku selalu menjadi nyata, seakan-akan semua itu isyarat. Ditambah lagi dengan sosok-sosok yang terkadang membuatku ingin teriak dua kali lebih keras dari yang kubayangkan. KAMU TAHU, AKU SANGAT TAKUT... tapi baiklah jika kau tak mau membantuku, biarkan aku yang menderita sendirian, sendirian!” Kata gadis itu menekankan suaranya.

Suara gadis itu mulai terombing-ambing. Tubuhnya lemas bagaikan sehabis terkena pukulan yang sangat memilukan.

Rawut wajah gadis itu memerah memendam kesedihan. Bola matanya mengeluarkan tetes demi tetes air.

Dengan gerak tubuh yang sudah melemas dari tadi seperti tidak memiliki cahaya kehidupan lagi, Ia membalikan tubuhnya membelakangi pria itu.

Gadis itu berjalan selangkah demi selangkah menjauh dari pria itu.

Perasaannya saat ini sangat kacau tetapi dagunya agak sedikit dinaikan, dadanya sedikit dibusungkan, agar semua orang di sekolah pagi ini, tidak curiga dengan apa yang Yura lakukan.

Dia memang selalu jago dalam hal mengekspresika apa yang ia rasakan.

Apa yang akan mereka lakukan jika melihat seorang Yura dengan imagenya yang cantik dan anggunnya. Ya masa tiba-tiba saja ia menangis tanpa sebab dilorong menuju kelasnya. Akan ada tweet heboh di twitter nantinya.

Keadaan kelas X-C sangat sunyi, sepi, dan suram. Dengan berjalan yang agak bermalas-malasan. Duduklah Yura disebuah bangku yang berada tepat didepan meja guru.

Kali ini adalah pelajaran mom Bora. Guru sekaligus Wakil kepala sekolah yang baru saja dilantik yang menurut Yura sangatlah misterius.

Guru yang selalu membuat anak-anak dikelas terkesan dengan semua ceritanya yang menegangkan. Tapi, sekali pun ia tak pernah menceritakan kisah yang memang benar-benar ia alami. Atau mungkin itu hanya cerita fiksi belaka atau hanya karangannya saja.

Ketika sedang asyiknya melamun, tiba-tiba ada suara langkah kaki cepat yang mengagetkan lamunan Yura. 

Wajah Yura panik seketika. Ia berpikir apa yang akan terjadi lagi. Ia menoleh kesegala arah.

Apa penghuni kelas juga akan mengganggunya.

Tap..tap..tap..srekk..

“Aishh.. hffftt.. aa..aaa… morning mom, apa ada yang bisa saya bantu? Tumben datang diawal sebelum anak-anak pada masuk kelas?” kata Yura dengan nada agak dibuat-buat supaya terlihat rileks karena ia telah bersikap seakan-akan bahwa gurunya adalah hantu.

“Tidak, aku hanya ingin datang lebih awal saja.  Kemana yang lain? Apa jam segini belum ada yang datang?” kata mom Bora bertanya pada Yura sambil menepuk pundak Yura.

Yura menaikkan alisnya sebelah. Ia bingung, apa harus seorang guru bertanya dengan cara menepuk pundak seorang muridnya. Ia sedang mencari alasan, untuk keluar dari kelas, sebenarnya untuk menjauh dari guru misterius ini.

“Ya begitulah. Baik, aku akan memanggil anak-anak” kata Yura dengan sedikit tegas dan berwibawa.

“Mereka hanya bermain dikantin, nanti akan kutemukan, mom tunggu dengan sabar ya” kata Yura lagi. Ia pun keluar kelas dan berhasil menghindar dari Mom Bora.

Cara berjalannya yang sangat anggun, membuat gadis-gadis membencinya termasuk gurunya yang satu ini. Ia merasa kalah dengan setiap gerak tubuh Yura.

“Hei! Terimakasih dan panggilah mereka semua. Satu lagi, hati-hati dengan kebisaan mu, akan ada yang menghancurkan kehidupanmu!”

Yura yang tadinya nyaris keluar kelas tiba-tiba berhenti didekat pintu. Menoleh kearah gurunya dan menampilkan senyum anggun miliknya dan lekas meninggalkan guru itu. Ia berpikir, apa yang akan terjadi dengan semua kata-kata gurunya tersebut.

~~~

"Annyeong! Kali ini aku bikin story yang tidak berbau rommance. Tapi story ku tetap berbau misteri. Tolong dibaca ya dan jangan lupa tinggalkan jejak ^_^" -author

Black Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang