Kesibukan pagi ini membuat Yura kesal. Ia terus berkelahi dengan ssmua pakaian yang ada di lemari pakaiannya. Ia terus mencari sesuatu yang seakan-akan ia akan kenakan. Tiba-tiba ia terdiam.
"Aha! Ini dia yang kucari, ternyata nyempil disini, bungkus Dream Catcher sialan," kata Yura sambil mengambil.
Yura sedikit merunduk untuk mengambil bungkus itu. Tetapi rasanya bungkus itu bergerak sendiri.
Ketika Yura hendak mengambil bungkus itu. Tiba-tiba muncul sebuah tangan dari balik bungkus itu. Yura kaget, ia menggigit bibirnya agar ia tak mengeluarkan teriakan sedikitpun.
Tangan itu sangat menakutkan. Dengan bekas luka sayatan dan berlumuran darah. Tangan itu hampir mencengkram tangan indah Yura. Tapi Yura selamat, karena ia cepat-cepat meanarik tanganya dari tangan berlumuran darah itu.
Yura kemudian berlari mengambil tas dan setangkap roti dari dari ruang makan untuk dimakan diperjalanannya menuju sekolah. Namun anehnya ketika ia hendak membersihkan darah yang menempel ditangannya. Tiba-tiba saja darah itu hilang tanpa jejak.
Karena sekolah Yura tak jauh dari rumahnya. Ia memaksakan dirinya untuk berjalan kaki. Akan lebih baik pikirnya.
Ketika dijalan, suasana disana sepi, seperti hanya ada langkah kaki Yura dan seseorang lainnya. Ia merasakan ada hal aneh. Seperti ada yang mengikutinya. Bunyi langkah itu semakin cepat dan semakin dekat.
Perasaan Yura semakin tak karuan, antara takut, cemas dan penasaran. Dengan keberanian yang sudah ia dapatkan. Ia pun mulai menoleh kebelakang. Tapi apa, disana tak ada satu pun orang dibelakang Yura.
Karena takut. Yura mempercepat langkah kakinya. Tapi tiba-tiba ada yang menepuk pundak kanannya. Ia berhenti dan matanya ditutup sebelah karena takut, tapi memberanikan diri untuk melihat tangan itu.
Yura takut kalau tangan itu adalah tangan yang ia lihat tadi dilemari pakaiannya, tangan yang berlumuran darah dengan juga adanya bekas sayatan. Jadi ia kurungkan niatnya untuk melihat tangan itu.
Tangan itu sangat dingin. Yura semakin takut. Ia mematung dan pasrah dengan apa yang akan terjadi.
"Yura, kamu kenapa? Kok gak liat aku yang dari tadi berjalan dibelakang kamu? Padahal tadi kamu sudah menoleh kearahku. Tapi kenapa kamu tak menyapaku," aku Dino.
"hah? Eh.. maaf Dino, aku tak melihatmu sama sekali. Serius, tadi ketika aku menoleh kebelakang, itu tidak ada apa-apa," kata Yura sambil membuka mata dan menoleh kearah Dino.
Dino memejamkan matanya. Seakan-akan ada isyarat yang ia dapatkan. Ia mengepal kedua tangannya.
"arrghhhh, wanita itu lagi," eram Dino. Ia membuka matanya kembali. Ia menatap Yura dengan tatapan aneh. Ia pun langsung menarik tangan Yura dan membawanya lari menuju sekolah.
Sesampainya dikelas Dino menceritakan wanita yang ia temukan tadi. Wanita itu memang sempat lewat dipikirannya. Wanita itu memiliki black magis, maksudnya kekuatan yang dimiliki hanya untuk melakukan perbuatan jahat.
Black magis ini dapat dihilangkan, tapi Dino belum tau cara yang harus dilakukannya untuk menghancurka black magis itu.
"Jadi itu kau yang menepuk pundakku, kenapa tanganmu sangat dingin? Itu menakutkan. Tadi aku baru bertemu wujud berupa tangan dirumah, dan itu menakutkanku, jadi aku masih parno ketika aku berada dipejalanan tadi," jelas Yura.
"Maaf, hari ini aku juga sedang tidak enak badan. Kau tau kenapa kamu tak bisa melihatku? Karena hantu wanita itu menutup mata mu. Jadi aku buru-buru menepuk pundakmu," kata Dino menunjuk kearah mata Yura.
"Ya baiklah. Terimakasih atas bantuanmu, apa? Tangan wanita?" kata Yura menunduk menghormati kemudian membelalakan matanya.
"Iya, tak usah dipikirkan. Kan aku sudah berjanji untuk membantumu, sampai kasus ini kelar," kata Dino sambil mengacak pelan rambut Yura.
"Tolong bantu vote = commend ya agar aku tetap melanjutkan cerita ini.. Annyeong!" -Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Dream Catcher
ParanormalSebuah misteri antara Dream Catcher dengan seorang gadis yang dihantui oleh Black Magis.