Lenyapnya Dream Catcher.

1.3K 94 8
                                    

"Ny. William!! Ny. William!! Ayo kita bakar!!" Yura berteriak sambil mencari Ny.William didalam. Namun tak ada respon.

"Yuraaaaa.... Keluar!!!!! Ibuku berada diluar. Ia berjalan menuju sungai. Cepat kita kesana. Aku duluan. Takut sesuatu terjadi padanya. Dia membawa Dream Catcher itu"

"Baik Dino!"

Yura tak mengikuti suara Dino. Melainkan ia mencari minyak tanah dan korek api. Ia takut dengan apa yang ia lakukan. Tapi ia tetap melakukannya. Jika tidak ada pergerakan darinya. Semua tak akan ada yang berubah. Semua tak akan bahagia.

Yura sampai disungai. Ia melihat Dino yang mencoba menahan Ny. William yang mencoba menyeburkan dirinya kedalam sungai. Ia pun menghampiri keduanya.

"Mom Bora!! Aku tau kau ada disini. Kau mencari tumbal? Biarkan aku. Aku adalah tumbal utama mu. Jangan biarkan Ny. William yang menderita demi aku. Keluar lah!!" Kata Yura dengan berteriak.

Wajah Yura berubah pucat. Tubuhnya berkeringat. Ia ketakutan. Disamping itu, Dino meratapi kesedihan Yura. Ia tak mau melihat hidup Yura berakhir begitu juga.

"Aku disini"

Yura dan Dino menoleh kearah itu bersamaan.

"Kenapa kau melakukan semua ini?" Dino berteriak kearah Mom Bora.

"Aku hanya ingin selalu terlihat cantik. Dan aku tak sudi anakku rela mati hanya untuk temannya yang satu ini. Semua anakku meninggalkanku. Mereka tak mengerti arti kecantikan. Kecantikkan bagiku adalah segalanya," katanya sambil tertawa.

Yura menangis.

"Masuklah kedalam sungai!"

Ny. William menuruti perkataan Mom Bora. Dino terus menahannya, tetapi Ny. William terus memberontak.

Yura terus menangis.

"Diam. Aku yang akan merelakan diriku. Sudah ku bilang. Keluarga William tidak bersalah! Ini salahku."

"Ny. William, terimakasih untuk semua ini. Dino, terimakasih, dan aku selalu menyayangimu," kata Yura pasrah.

"Yuri..... Kumohon kau hadir saat ini!" katanya lagi. Yura menangis sambil mengatakan itu. Tanpa terasa Dino ikut menangis melihat Yura.

Awan berubah gelap. Petir menyambar dimana-mana. Cahaya merah terus berterbangan layaknya Dementor yang ada difilm Harry Potter.

Yura berjalan kepunggung sungai. Ia menarik nafasnya kuat-kuat. Kemudian memasrahkan tubuhnya jatuh kesungai yang berarus keras. Tapi kenapa sakit tak terasa ditubuhnya. Yura kaget. Ia membuka matanya.

Dino kaget melihat Yuri yang tiba-tiba muncul dari dalam sungai dan memeluk erat Yura. Begitu pula Yura yang kaget.

"Yuri?" kata Mom Bora kaget.

"Kau jahat ibu! Tak puaskah semua anakmu meninggal karenamu? Sekarang kau juga membunuh sahabatku?"

Suara Yuri sangat pelan dan lembut. Matanya berbinar walau memendam amarah pada ibunya.

"AKU INGIN CANTIK.. AHAHAHAHA," Mom Bora berbicara sambil teriak. Tawanya membuat Yura takut dan mengencangkan pelukannya ke Yuri.

"Aku akan membunuhnya," kata Mom Bora lagi.

"AAAAA........"

Tiba-tiba saja satu-persatu rambut Mom Bora rontok dengan cepat. Secepat kilat. Kulitnya juga ikut bertebangan dengan angin yang berhembus kencang sedari tadi. Bau darah hangus menyengat dimana-mana, membakar semua tubuhnya.Kesakitannya sudah tak terbendung. Ia menangis, tetapi hanya darah yang keluar dari matanya. Kuku-kuku tangan dan kakinya memanjang dan melilit tubuhnya bagaikan tali yang siap membungkus. Kemudian ia hilang menjadi serpihan debu yang menyakitkan bila terkena mata.

"Yuri?" kata Yura pelan.

"Kau aman. Aku harus pergi. Terimakasih Dino, kau sudah mau membakar Dream Catcher itu tadi," kata Yuri dengan senyuman.

"Aku tak mau kau pergi. Tak mau!" Yura meminta. Yura memelas dengan tangisan.

"Tidak bisa. Aku sudah punya dunia sendiri. Aku bahagia disana. Dino, aku titip Yura padamu. Jaga ia baik-baik. Selamat tinggal semua," kata Yuri kemudian melepaskan pelukannya.

Yura terisak. Ia terus menangis.

"Sudahlah Yura. Kau masih punya kami."

Dino menoleh kearahnya ibunya. Ternyata ibunya sudah tersadar setelah ia terkena sihir Mom Bora tadi.

"Ny. William. Tapii.." suaranya masih terdengar sesak. Ia masih menangis.

Dino menghampiri Yura. Ia memeluknya erat. Yura terus terisak dibahu Dino.

"Yang penting Black Magis sudah hilang dan Dream Catcher sudah lenyap. Kita bisa hidup bahagia, mengerti. Semangat!" kata Dino menyemangati.

Yura pun tersenyum. Ia mengangguk dan melepas pelukan Dino.
Setelah semua lenyap.

Yura begitupun Keluarga William hidup tenang. Yura dan Dino? Ya. Mereka menjadi sepasang kekasih. Pengakuan Yura saat ingin menceburkan diri kesungai yang tidak sengajakan dikatakan olehnya bahwa ia menyanyangi Dino, tak dapat disangkal. Mereka pun hidup dan menjalankan kehidupan layaknya manusia yang lainnya.

-end-

Black Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang