Aku membuka mata dengan berat. Samar-samar dimata masih kurasa. Kulihat disekitarku. Sangat pengap dan kotor seakan-akan debu melayang dimana-mana.
Penglihatanku pulih kembali.
"Dikelas?" gumamku.
Kenapa ramai sekali kelas ini.
Sekilas aku melihat Yuri keluar kelas. Aku langsung berdiri dan berjalan agak perlahan mengikutinya untuk memastikan bahwa itu benar-benar Yuri.
Aku sangat senang melihat ada Yuri disini. Tapi sebentar, kenapa ada Yuri?
"Yuriiiiiiiiiiiiiii," kata ku saat melihat Yuri yang memang sedang berjalan dilorong kelas. Wajahnya agak pucat. Dan agak tergesa-gesa. Ia terus memegangi tangannya, sepertinya ia merasa sakit ditangannya.
Aku sudah berusaha memanggil. Tetapi Yuri tetap saja tak menoleh. Terpaksa aku mengikuti dia, saat didekatnya, kenapa aku tak dapat menggenggam erat tangannya.
Yuri berlari keruangan wakil kepala sekolah. Aku baru sadar, aku berada didua dunia. Dimana Yuri yang tak bisa melihatku, dan aku yang bisa melihatnya tak bisa menggapainya.
Aku mengintip dari samping pintu yang memang tak terkunci rapat.
"Ayolah ibu, aku hanya ingin pergi bersama Yura. Hanya kerumah neneknya saja. Lagi juga akukan akan diantar pulang oleh supirnya," kata Yuri memelas.
"Tidak akan ku izinkan. Kau boleh pergi, jika kamu memberi Dream Catcher ini Ke Yura."
"Ibu. Aku tak mau nasib Yura, sama seperti teman kakak-kakak ku dulu. Mati karena tumbal Black Magis. Aku benci Magis ibu, kenapa ibu tidak menjadi orang baik saja!"
"Kurang ajar kamu Yuri!" kata ibunya sambil menonjok mata Yuri.
Yura hanya bisa membekap mulutnya menahan suara karena tak tega melihat sahabatnya sendiri di tonjok oleh ibunya."Kenapa wajah ibunya Yura itu tak terlihat," gumam Yura.
"Baiklah, aku akan memberikan Dream Catcher ini ke Yura. Lalu aku akan membakarnya disekolah."
"Jangan Yuri bodoh. Nanti kau akan mati. Aku tak ingin kehilangan anakku yang ketiga kalinya," kata ibu itu.
"Biarkan, biar ibu menjadi ibu yang normal. Biar Black Magis itu hilang," kata Yuri lagi.
Tiba-tiba dan entah kenapa aku tergelincir sampai jatuh. Yuri memang tak menoleh, tetapi Ibu Yuri tiba-tiba menoleh kearahku secara perlahan dengan rasa amarah.
Ibunya Yuri berjalan sedikit demi sedikit kearahku. Sampai akhirnya wajahnya berubah menjadi agak gelap dan tubuhnya hampir menyergap tubuhku. Wajahnya sangat jelas berada didepan mataku.
"Mom Bora," teriakku.
"Penasaran gak? Apa ceritanya udah ketebak? Tunggu kelanjutannya aja yaa, ohiya terimakasih untuk yang sudah ngevote dan commend." ㅡauthor
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Dream Catcher
ParanormalSebuah misteri antara Dream Catcher dengan seorang gadis yang dihantui oleh Black Magis.