STWIM 🌺 : 05

979 137 4
                                    

Minho menelan ludahnya saat berada di pelukan pria itu. Lengannya bisa merasakan tubuh shirtless milik Chan.

"Sebaiknya kau pakai baju" ujar Minho gugup lalu dia berusaha untuk melepaskan kedua tangan Chan darinya.

Chan langsung menggandong tubuh Minho ala bridal, membuat pria itu terkejut. Minho menjadi sangat gugup, Chan terlihat lebih muda jika dia tidak memakai kaca mata.

"Aigooo" pria itu menurunkan Minho di ranjang.

"Kau tunggu sebentar saja, aku akan segera kembali" kata Chan sambil mengusap rambut Minho.

Sambil menunggu Chan, Minho mengambil minyak urut yang ada di nakas samping kasurnya. Dia menuangkan minyak itu dan mengusapnya ke bagian pinggangnya seperti biasa.

Minho melakukannya dengan cepat sebelum Chan datang. Dia tidak mau Chan memijatnya lagi, takut merepotkan.

°°°

Saat terbangun Minho mencium bau masakan yang enak. Pria itu membuka matanya, dan melihat Chan sudah duduk di sampingnya.

"Ayo makan dulu, setelah itu kita akan keluar" ujar Pria Bang itu sambil tersenyum. Minho menelan ludahnya, sebenarnya dia merasa tidak enak pada pria itu.

"Aku akan makan sendiri" ujar Minho. Chan mengangguk lalu dia membantu Minho duduk.

Chan mengambilkan piring itu dan memberikannya pada Minho. Minho mengambil nya dari tangan pria itu.

"Kau tidak makan?" Tanya Minho karena Chan masih diam menatapnya di sana. Chan menggeleng, melihat itu Minho menyerahkan kembali mangkuknya pada pria itu.

"Aku tidak mau makan" kata Minho. Chan menaikan salah satu alisnya.

"Kenapa?" Tanya Chan.

"Kau tidak makan, jadi aku juga tidak akan makan" ujar Minho. Chan entah kenapa merasa gemas melihat pria itu. Dia lalu mengangguk pada Minho.

°°°

Chan dan Minho saat itu tengah jalan-jalan di sekitar rumah mereka. Minho menggunakan jaket yang tebal, dia masih malu dengan kehamilannya. Berbeda dengan Chan yang memakai baju santai tak lupa dengan kecamata nya.

"Kau ke sini karena ada pekerjaan?" Tanya Minho membuka pembicaraan.

"Iya benar" jawab pria itu singkat sambil meregangkan tubuhnya.

"Apa pekerjaan mu?" Tanya Minho. Chan menoleh ke arah pria itu dan tersenyum.

"Aku hanya pegawai magang" jawab pria itu. Minho mengangguk lalu kembali menatap ke depan. Tapi sepertinya Chan tidak terlihat seperti seorang pegawai magang.

Sudah setengah jam mereka jalan-jalan, Minho mulai kelelahan. Pria itu terus meregangkan punggungnya.

"Minho kau duduk dulu di sini, aku akan membeli air putih" kata Chan pada Minho. Pria manis itu mengangguk lalu duduk di sana.

Saat Minho duduk, tak sengaja ada dua orang lewat di depannya.

"Tunggu bukanlah kau Lee Know?" Tanya orang itu blak-blakan pada Minho. Hal itu membuat Minho terkejut, dia langsung menunduk.

"Wahh aku tak mengira bertemu dengan mu di sini, aku dulu mengidolakan mu" kata yang satunya. Minho masih diam tak berkutik.

Dia sebenarnya ingin pergi dari sana, tapi dia takut. Pria itu meremas jarinya, dua orang itu masih saja di sana. Mereka terus bertanya pada Minho.

"Maaf kalian salah orang, dia istriku" kata Chan langsung menarik Minho ke dekapannya menyembunyikan wajah pria itu.

"Benar dia orangnya, lalu kenapa dia diam?" Tanya mereka.

"Karena dia tak mengerti bahasa yang kalian katakan. Sudah saya permisi" ujar Chan lalu mereka dia pergi dari sana.

"Apa yang mereka katakan pada mu?" Tanya Chan sesampainya di rumah.

"Tidak ada, mereka hanya bertanya saja" kata Minho tersenyum, dia tak mau Chan menjadi cemas.

°°°

"Arrhh kau sangat aktif" gumam Minho sambil memegang perut buncitnya itu. Dia mengelusnya dengan sayang.

"Aku akan bersama mu selamanya" gumam Minho lagi.

"Kau berbicara dengan siapa?" Tanya Chan tiba-tiba datang dari arah pintu. Minho langsung diam, dia menggeleng.

Dia melihat Minho saat itu tengah memegang perut buncitnya. Chan tersenyum lalu dia duduk di samping pria manis itu.

"Apa boleh aku memegangnya?" Tanya Chan. Minho agak canggung, namun dia mengangguk.

Chan memegang perut buncit pria itu dengan kedua tangannya dengan lembut.

"Ayah akan bersama mu juga" kata Chan dengan lembut dan manis. Minho melihat agak aneh.

"Ahhh" Desah Minho saat bayi itu menendang. Chan terkekeh pelan.

"Kau tidak apa kan?" Tanya Chan sambil melepaskan tangannya dari sana. Pria manis itu menggeleng.Chan kemudian mengelus rambut pria itu dan bangun dari sana.

"Besok aku akan mulai bekerja, apa kau tidak apa tinggal sendirian. Atau aku akan menyuruh orang menemani mu?" Tanya Chan sambil membereskan pakaiannya.

"Aku bisa sendirian, jangan khawatir" jawab Minho.

"Kenapa kau mau menikah dengan ku?" Tanya Minho di tengah keheningan itu.

"Hmmm?" Tanya Chan.

"Tidak jadi" Minho lalu merebahkan dirinya di sana.

°°°

Minho bangun lebih pagi dari biasanya, saat mendengar Chan masuk ke kamar mandi pria itu langsung pergi ke dapur.

Dia memasak pagi itu, untung saja Chan mandi sangat lama jadi Minho dapat menyelesaikan masakannya.

"Minho! Minho!" Panggil Chan dari lantai atas. Pria manis itu keluar dari dapur memperlihatkan dirinya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya pria itu sambil mengelap rambutnya dengan handuk.

"Aku hanya ingin memasak" kata Minho singkat. Chan ingin ke bawah tapi Minho menyuruhnya untuk memakai baju terlebih dahulu.

"Ini kau yang memasak?" Tanya Chan saat melihat semua hasil kerja Minho. Si manis mengangguk puas.

"Enak" kata Chan saat mencobanya, Minho merasa senang untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan ada yang mencicipi masakannya.

"Benar kau berani sendirian?" Tanya Chan dengan wajah serius. Dengan cepat Minho mengangguk.

Minho duduk di sofa depan TV, setelah melakukan pekerjaan rumah dia agak kelelahan.

"Aduh siapa ini?" Gumamnya sambil mengambil ponsel di sakunya. Terlihat ada panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Minho mematikannya dan menaruhnya kembali. Itu pasti haters yang yang menelepon.

Tapi beberapa saat kemudian, ponsel miliknya kembali berbunyi. Dan itu berulangkali membuat Minho pusing. Akhirnya dia mengangkatnya, sebelum itu dia menarik napas panjang.

"Minho kenapa kau menutup teleponnya?" Tanya orang itu.

"Siapa ini?" Tanya Minho dengan polos.

"Bang Chan, jadi kau belum menyimpan nomor ponsel ku?" Pertanyaan itu membuat Minho menjadi malu.

"Ahhh belum, sekarang aku akan simpan. Maaf ya" kata Minho canggung.

"Hmmm kau sudah makan? Atau ada masalah? Jika iya aku akan pulang" kata pria itu. Dengan cepat Minho menolaknya.

"Tidak ada masalah, aku baik-baik saja. Jadi jangan terlalu khawatir" kata Minho.

"Baiklah kalau begitu, kalau ada masalah ingat telepon aku" ujar Chan. Minho mengiyakannya dan menutup panggilan itu.

Setelah itu dia menarik napas panjang lagi, bisa-bisanya dia ketahuan tak menyimpan nomor ponsel suaminya sendiri.

🌺🌺🌺

TBC

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA

STAY WITH ME | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang