Setelah ancaman yang diberikan oleh Chan saat itu. Chan membawa Minho kembali ke rumah itu. Pria itu selalu bersama Minho, dia tak ingin mereka berpisah lagi.
"Inho diam di sini dulu dengan ayah ya, aku akan ke dapur sebentar" kata Minho pada anaknya itu. Mata Chan melotot mendengarkan itu.
"Jangan lama-lama" kata Chan. Minho mengangguk kasar, dia tak tahu jika Chan akan seposesif ini padanya.
Pria itu berjalan menuruni tangga dengan hati-hati dan berjalan ke dapur. Saat itu Minho sangat ingin makan mangga. Tapi saat membuka lemari es, harapannya keketika sirnah. Karena terakhir kali dia berbelanja buah-buahan sekitar dua bulan yang lalu, pasti sudah diambil orang atau di makan oleh Chan.
"Apa aku harus keluar mencarinya?" Gumamnya.
"Tidak" Spontan Minho menoleh ke asal suara itu. Dia melihat Chan datang dengan menggendong Inho berjalan ke arah mereka.
"Apa yang kau inginkan Minho?" Tanya Chan pada pria manis itu. Minho agak ragu, tapi akhirnya dia mengatakannya.
"Baiklah, ini bawa dia. Aku akan pergi" kata Chan memberikan Inho pada ibunya.
"Apa tidak ganti baju dulu?" Tanya Minho melihat penampilan Chan yang hanya memakai baju kaos tanpa lengan dan celana pendek mengambil kunci mobil.
"Hanya beli mangga kan?" Tanya Chan sambil menaikan salah satu alisnya. Minho dengan cepat mengiyakannya saja, dia malas berdebat saat itu.
Sambil menunggu Chan datang, Minho memutuskan untuk memasak. Saat itu juga agak sore, agar mereka bisa makan lebih cepat nanti.
"Ibu pintu berbunyi, tuk tuk" Inho mengadu pada sang ibu. Minho mematikan kompor lalu dia berjalan ke arah pintu.
"Kau!!" Baru Minho membuka pintu, dia sudah mendapatkan teriakan dari wanita paruh baya itu, Ibu Chan.
Minho sontak mundur dari sana saat wanita itu masuk ke dalam.
"Gara-gara kau putra ku sakit" wanita itu lalu menampar Minho saat itu juga. Dia tak peduli jika saat itu ada anak kecil yang telah menonton kejadian itu secara langsung.
"Kau selalu membuat keluarga kami malu, sebaiknya kau tak kembali ke sini" Teriak wanita itu. Minho hanya diam, dia berusaha untuk menahannya.
"Nenek jangan marah pada ibu" pria kecil itu lalu berjalan mendekat ke arah mereka.
"Aku bukan nenek mu, berhenti memanggilku begitu!" Dia membentuk Inho. Anak itu spontan memeluk Minho dari belakang.
"Kalau sampai Chan kenapa-napa aku akan memberikan mu pelajaran" ancam wanita itu lalu dia langsung pergi dari sana.
Setelah menutup pintu, Minho langsung menangis saat itu juga. Dia begitu keras menahan amarahnya agar tidak keluar.
"Ibu jangan menangis" kata Inho berusaha untuk menepuk kaki Minho. Lalu dia kembali ke dapur untuk melanjutkan kegiatan memasaknya.
°°°
Minho tidur lebih awal, setelah makan malam dia langsung tidur. Hal itu membuat Chan bingung. Biasanya dia akan menonton acara kesukaannya sebelum tidur.
"Ayah ayo temani Inho ke kamar mandi" ujar anak itu yang duduk di sofa bersama Chan.
"Baiklah manis" ujar Chan sambil memegang pipi Inho gemas. Saat dia melihat anak itu, dia begitu ingat dengan Minho karena mereka sangat mirip.
Saat mereka berjalan, Chan menanyakan sesuatu ke anaknya.
"Inho apa ada yang datang tadi?" Tanya Chan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | BANGINHO ✔
FanfictionNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR BANGINHO FAN FICTION Minho membangun karirnya dengan penuh kerja keras. Namun semuanya hancur saat sesuatu yang tidak disangka terjadi. Untung saja ada yang masih mau menerimanya, Bangchan nama pria itu...