"Minho kau baik-baik saja kan?" Tanya Chan pada pria manis itu. Minho terkejut, rupanya dia tak menyadari kehadiran pria itu.
"Aku kira kau terlalu keras dengan ibu mu tadi" kata Minho dengan gugupnya. Chan menggeleng, lalu dia duduk di depan Minho.
"Tidak, aku hanya ingin mengingatkan ibu bahwa apa yang dia lakukan pada mu bukan hal yang baik. Jadi kau jangan khawatir" kata pria itu. Minho agak lega mendengarnya, soalnya tadi Chan terlihat sangat marah. Dia belum pernah melihat Chan semarah itu.
"Ada yang sakit?" Tanya Chan lagi. Minho menggeleng sambil tersenyum. Chan lalu memeluk pria itu.
"Jika ada masalah katakan saja padaku, jangan dipendam sendirian Minho" ujarnya sambil mengelus rambut pria itu. Minho mengengguk dan mengeratkan pelukannya juga.
Satu Minggu berlalu, Minho diundang ke Mansion milik orang tua Bang Chan. Sebenarnya Minho agak takut, tapi Chan berusaha membujuknya dan pada akhirnya mereka pergi bersama ke sana.
"Ayo Inho datang pada kakek" baru mereka masuk, Tuan Bang ayah Chan sudah memanggil Inho. Anak itu melihat pada kedua orang tuanya sebelum pergi.
"Ayo Inho, kakek menunggu mu" kata Chan sambil tersenyum, mendengar itu anak umur dua tahun itu langsung berlari ke pelukan pria paruh baya itu.
"Aigoo kalian sudah datang" Nenek Chan menyambut mereka. Dia memeluk Minho dan mengelus rambut si manis itu.
"Wah aku tidak sabar menunggu kelahiran cucu ku" ujar wanita tua itu, Minho tersenyum semanis mungkin pada wanita itu.
"Nenek di mana ibu?" Tanya Chan pada wanita tua itu.
"Dia ada di kamarnya, katanya dia sedang sakit" Mendengar itu Chan mengangguk lalu dia membawa Minho menuju ke kamar sang ibu.
"Ibu?" Tanya Chan terkejut saat melihat wanita itu turun dari tangga. Wanita itu dampak datar, Minho langsung bersembunyi di belakang Chan.
"Aku baik-baik saja jangan khawatirkan aku" kata wanita itu lalu dia berjalan menuju ke arah dapur. Minho memegang baju Chan, tapi Chan berusaha untuk menenangkannya.
"Kau Minho ayo ikut dengan ku" wanita itu berbalik, lalu dia menunjuk ke arah Minho. Minho meneguk salivanya lalu dia ke sana.
"Ayo Minho, Ibu memanggil mu" kata Chan.
Sesampainya dia sana Minho hanya melihat ke arah wanita itu, dia tengah sibuk mengeluarkan sayuran dari lemari es.
"Apa kau hanya akan diam tanpa membantu ku?" Tanya wanita itu pada Minho, Minho kelabakan lalu dia membantunya saat itu juga.
Ibu Chan menyuruh Minho untuk memotong sayuran dan dia yang meracik sup.
"Coba kau cicip" kata wanita itu membawa sendok yang berisi kuah pada Minho. Melihat reaksi yang begitu, Minho hanya diam ketakutan.
"Aku tak akan meracuni mu" kata wanita itu. Minho akhirnya mencoba masakan ibu Chan.
"Bagaimana?" Tanya wanita itu. Minho lalu mengatakan kekurangannya.
"Ternyata kau pintar memasak" kata wanita itu dan tersenyum untuk pertama kalinya pada Minho. Melihat itu Minho jadi semakin aneh, dia sangat kaku saat itu.
"Aku tahu, aku telah salah menilai mu, aku minta maaf Minho. Selama ini aku menyakiti perasaan mu. Chan sudah mengingatkan ku lagi, bahwa apa yang aku lakukan itu salah. Memang apa yang aku lakukan pada mu tidak bisa dimaafkan" kata wanita itu.
"Aku memaafkan mu" kata Minho singkat. Mendengar itu Ibu Chan seperti mendapatkan kesempatan kembali.
"Maafkan Chan juga karena berkata kasar pada mu gara-gara aku" kata Minho. Wanita itu mengelus rambut pria itu dengan lembut sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | BANGINHO ✔
FanfictionNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR BANGINHO FAN FICTION Minho membangun karirnya dengan penuh kerja keras. Namun semuanya hancur saat sesuatu yang tidak disangka terjadi. Untung saja ada yang masih mau menerimanya, Bangchan nama pria itu...