STWIM 🌺 : 09

910 126 11
                                    

"Sakit lagi?" Tanya Chan saat melihat Minho yang gelisah di malam itu. Minho menggeleng.

"Jangan mencoba menutupinya" ujar pria Bang itu lalu mendekat ke arah Minho.

"Aku akan lakukan sendiri" ujar Minho mengambil minyak itu dari tangan Chan. Dia lalu melumasinya di area punggungnya yang sakit.

Chan masih melihat Minho, hal itu membuat Minho merasa tidak nyaman.

"Kau lanjut tidur saja, besok kau bekerja akan" ujar Minho pada pria itu. Tapi nampaknya Chan hanya diam dan masih memandanginya. Wajah pria itu terlihat agak kecewa.

Pria itu lalu merebahkan dirinya di kasur itu.

"Minho" gumamnya.

"Hmmm" jawab Minho sambil sibuk mengoleskan minyak itu.

"Kau malu menikah dengan orang tua seperti ku ya?" Tanya Chan sambil menatap lurus ke atas.

Dengan cepat Minho menggeleng, dia mendekat ke arah Chan.

"Tidak, tapi " Minho menghentikan perkataannya.

"Tapi apa?" Tanya Chan lagi.

"Maaf mengatakannya, tapi aku kurang merasa nyaman dengan mu. Mungkin karena kita baru bertemu dan langsung menikah" jelas Minho dengan menunduk. Chan kembali duduk, dia tersenyum mendengarkannya.

"Minho sekarang aku bukan orang asing lagi, aku suami mu. Jadi kau biasakan saja seperti kau bersama keluarga mu" jelas pria itu sambil mengelus pundak si manis.

°
Saat itu Minho hanya bisa memandangi pria itu memasak saja. Chan tidak memperbolehkannya Minho untuk melakukan pekerjaan rumah karena semakin lama perutnya semakin besar dan dia juga cepat kelelahan.

"Apa aku tidak bisa melakukan sesuatu?" Tanya Minho yang mulai bosan.

"Tidak, tapi aku bisa ceritakan pada ku hal-hal yang kau sukai" kata Chan sambil memotong bawang. Minho mencoba memikirkannya.

"Aku sebenernya suka memasak" ujar Minho.

"Pantas saja masakan mu enak" jawab Chan. Minho terkekeh mendengarkannya, baru pertama kali ada yang memujinya seperti itu.

"Apa lagi yang kau suka?" Tanya Chan lagi.

"Hah aku suka dengan kucing" ujar Minho.

"Kucing? Kenapa bukan anjing?" Tanya Chan lagi. Dia memancing Minho agar pria itu banyak bicara.

"Kucing itu menggemaskan, mereka memiliki bulu yang halus dan lembut. Suaranya sangat imut jadi aku suka. Dan mereka suka di manja-manja" Minho mengatakan itu sambil membayangkannya, jadinya dia gemas sendirian.

Chan terkekeh melihat Minho seperti itu.

"Jadi kenapa kau tak suka anjing?" Tanya Chan lagi.

"Anjing itu galak, saat aku masih kecil dia mengajarku dan menggigitku" jelas Minho.

"Kau pernah digigit anjing?" Tanya Chan lagi.

"Pernah saat itu aku pergi ke taman bermain dengan ibu ku, tak sengaja aku bertemu dengan seekor anjing. Saat itu aku tak sengaja menginjak ekornya dan dia menggigit ku" jelas Minho. Chan mengangguk mendengar cerita masa kecil Minho.

"Maaf aku mengatakan hal yang tidak penting" kata Minho lagi. Chan malah tersenyum senang mendengarnya.

"Aku senang mendengar cerita mu, ayo cerita lagi Minho" ujar Chan. Minho tersenyum canggung mendengarkannya.

Suasana hening lagi, Minho bingung harus menceritakan apalagi. Jadi dia hanya diam dan melihat Chan saja.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi, Minho bangun dari saja dan membukanya.

STAY WITH ME | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang