"Apa ada pria yang bernama Lee Minho memesan tiket pesawat Tuan?" Tanya Chan pada pria itu. Pegawai itu mengecak dan menemukan nama yang Chan katakan.
"Tuan Lee Minho memesan tiket pesawat dari Australia ke Korea Selatan" jawab pria itu dengan sopan santun.
"Apa pesawatnya sudah berangkat?" Tanya Chan.
"Sudah dua jam yang lalu Tuan" jawabnya.
Chan benar-benar sangat pusing sekarang. Dia merasa gagal menjaga pria itu.
"Aku ingin memesan tiket ke Korea Selatan Juga" kata Chan.
Sebelum ke bandara Minho menyamarkan identitasnya menjadi seorang wanita. Sebelum ke sana Minho membeli wig dan baju wanita agar orang-orang tak mengenali dirinya. Tak lupa pria itu juga menggunakan kacamata hitamnya.
Penyamaran Minho berhasil, tak ada yang mengenalinya walaupun dia mengambil kelas ekonomi.
Sepuluh jam berlalu, akhirnya Minho sampai ke kampung halamannya. Dia keluar sambil meregangkan punggungnya, agak sakit memang dia rasakan. Tadi dia harus tahan.
Minho saat ini sudah membawa koperya, tak tahu ke mana dia akan pergi sekarang. Jadi dia berusaha berjalan mendekat ke jalan utama untuk memesan taksi. Untung saja Minho masih memiliki tabungan dari pekerjaannya yang dulu jadi dia bisa memesan taksi dan melakukan pembayaran tanpa menggunakan uang milik orang lain.
Tapi saat Minho berjalan, tiba-tiba seseorang menabrak dirinya. Pria itu nampak terlihat panik dan tidak fokus.
Mata Minho melotot melihat bahwa pria itu adalah kakaknya sendiri. Tapi untung saja Minho masih dalam penyamaran jadi Juyeon dapat dikelabuhi. Minho berjalan dengan cepat dari sana.
"Nyonya dompet anda jatuh" Juyeon berlari ke arah Minho. Sial kenapa dompet itu terjatuh, semoga Juyeon tidak membukanya.
"Maafkan aku Nyonya, tapi ini" ujar Juyeon memberikan dompet itu. Minho mengambilnya tanpa menoleh ke arah pria itu.
Tapi sepertinya Juyeon tidak asing dengan dompet itu dan juga dompet itu seperti dompet seorang pria. Kecurigaan Juyeon muncul karena wanita itu nampak sangat gugup.
Tanpa di sadari Juyeon membukanya, dan benar saja itu adalah orang yang dia cari.
Minho dengan cepat berjalan dan memanggil taksi. Tapi saat itu Minho kalah cepat daripada Juyeon. Pria itu menangkapnya dan menariknya keluar dari taksi.
"Maaf pak kami tidak jadi memesan taksi" ujar Juyeon pada supir taksi itu.
Juyeon membawa Minho pergi dari sana. Dia mencangkram tangan adiknya itu dengan kuat agar Minho tidak kabur lagi.
"Apa yang kau lakukan Minho? Kau membuat kami semua panik" omel Juyeon dalam mobil itu. Minho menunduk tak menjawab, sia-sia dia kabur dari luar negeri.
Plakkk!!
Suara itu terdengar di seluruh ruangan di rumah itu. Pria patuh baya itu tak segan memukuli anak bungsu nya itu.
Minho hanya bisa diam mendapatkan perlakukan itu dari sang ayah. Karena dia sadar telah melakukan kesalahan.
"Kau sudah mempermalukan aku!" Teriak pria itu. Minho agak terkejut, tubuhnya mulai bergetar sekarang.
Pria itu berjalan menuju ke arah dapur dan mengambil pisau dari sana dan memberikannya pada Minho.
"Bunuh saja aku sekarang juga, aku sudah muak dengan sikapmu ini" ujar pria itu. Minho menangis melihat ayahnya mengatakan itu. Dia membuang pisau itu ke lantai.
"Apa kau tidak malu dengan suamimu sendiri? Dia menerima mu dengan keadaan mu yang seperti ini. Aku sudah katakan jangan menyusahkan dia" suara itu mulai meninggi di akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | BANGINHO ✔
FanficNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR BANGINHO FAN FICTION Minho membangun karirnya dengan penuh kerja keras. Namun semuanya hancur saat sesuatu yang tidak disangka terjadi. Untung saja ada yang masih mau menerimanya, Bangchan nama pria itu...