Minho diam termenung mengingat ucapan dari wanita tadi. Dia memainkan cincin pernikahan yang ada di jari manisnya itu.
"Apa aku sehina itu?" Gumamnya. Dia lalu memegang perutnya. Sebenarnya siapa yang bersalah?
Minho memegang kepalanya frustasi, dia benar-benar merasa sangat tertekan sekarang ini.
Sampai dia menyadari bahwa perutnya sakit, bahkan sangat sakit. Kenapa ini bisa terjadi? Minho berusaha untuk mengambil ponselnya.
"Minho ada apa?" Tanya Chan saat mendapatkan panggilan dari pria itu.
"Sakit, perut ku sakit" kata Minho sambil merintih. Lalu ponselnya jatuh dari tangannya.
Chan memanggil ambulance setelah Minho mematikan ponselnya. Karena dia takut jika Minho lambat mendapat pertolongan karena jarak kantor Chan dari rumah itu agak jauh.
Di perjalanan Chan mendapatkan telepon dari rumah sakit, mereka ternyata Minho sudah sampai di saja. Pria Bang itu langsung melajukan mobilnya ke sana.
"Minho panggilnya pada pria itu" Minho nampak menutup matanya, dia tertidur saat ini.
"Dia kenapa dok ?" Tanya Chan pada dokter yang kebetulan masih di sana.
"Dia hampir keguguran, untung saja dia ditangani dengan cepat" jelas dokter itu.
"Lalu bagaimana dengan keadaan bayinya?" Tanya Chan.
"Untung saja bayinya baik-baik saja, kami sudah memberikan penguat kandungan padanya. Tuan saya rasa dia saat ini merasa stres dan tertekan" jelas sang dokter.
Chan menoleh ke arah Minho, dia memang akhir-akhir ini melihat Minho nampak pucat dan lemas, Chan pikir itu disebabkan oleh faktor kehamilan.
"Tolong jangan sampai terulang lagi Tuan, jangan biarkan dia merasa stres" ujar Dokter. Chan mengangguk lalu dokter pergi dari sana.
°°°
Chan terbangun saat melihat Minho bergerak. Dan memang benar Minho sudah bangun dan menatapnya sekarang.
"Bagaimana perasaan mu?" Tanya Chan.
"Kapan aku bisa pulang?" Tanya Minho lagi. Dia baru ingat sekarang dia masih ada di rumah sakit.
"Jika kau sembuh kita akan pulang" kata Chan tersenyum pada pria itu. Minho nampak masih melihat ke sekeliling.
"Aku sudah baik-baik saja" ujar Minho. Chan lalu mengelus rambut milik pria itu.
"Kita menginap malam ini di sini ya, besok pagi kita pulang" bujuk Chan.
"Lalu kau akan tidur di mana?" Tanya Minho pada pria itu.
"Aku akan tidur di sini, jangan pikirkan aku. Pikirkan kesehatan mu dan bayi kita" ujar Chan. Mendengar itu kembali Minho merasa tidak enak. Dia memikirkan lagi apa yang ibu Chan katakan tadi.
"Kau ada masalah?" Tanya Chan saat melihat Minho termenung. Pria itu menggeleng pelan, tapi Chan menganggap itu suatu klu, pasti ada sesuatu.
Minho tak bisa tidur lagi, terus saja kepikiran dengan apa yang wanita itu katakan tadi.
"Chan" ujar Minho yang pertama kalinya memanggil nama suaminya seperti itu. Chan langsung bangun dan menatap pria itu.
"Ada apa?" Tanya Chan.
"Aku ingin tanyakan sesuatu, boleh kan?" Tanya Minho. Chan mengangguk mengiyakannya.
"Tentu, tanyakan saja" ujar pria Bang itu.
"Kau harus menjawabnya dengan jujur" ujar Minho lagi. Chan kembali mengangguk.
"Kenapa kau mau menikah dengan ku? Padahal kau tahu aku hamil anak orang lain" Tanya Minho. Chan tersenyum, lalu dia menatap wajah Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | BANGINHO ✔
Fiksi PenggemarNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR BANGINHO FAN FICTION Minho membangun karirnya dengan penuh kerja keras. Namun semuanya hancur saat sesuatu yang tidak disangka terjadi. Untung saja ada yang masih mau menerimanya, Bangchan nama pria itu...