STWIM 🌺 : 11

923 123 6
                                    

Minho tengah merapikan tempat tidur. Biasanya tempat tidur itu rapi dan mulus Chan yang selalu merapikannya. Sebelum Chan datang, Minho sempat tiduran dan membuatnya berantakan lagi. Jadi dia harus merapikannya sendiri.

Tapi pendengaran Minho terganggu saat mendengar suara orang muntah dari dalam kamar mandi.

"Ada apa dengan nya?" Ujar pria itu. Lalu dia dengan cepat menyelesaikannya dan berjalan ke sana.

"Chan kau kenapa?" Tanya Minho sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"Aku baik-baik saja" jawab pria itu. Tapi Minho masih tidak percaya, dia menunggu Chan di sana.

Tak sampai lima belas menit pria itu keluar dari sana dengan wajah yang pucat pasi.

"Sejak kapan kau di sini?" Tanya Chan.

"Sejak tadi" jawab Minho singkat sambil melihat ke arah wajah pria itu. Dia lalu tersenyum menggoda Chan.

"Tadi kau muntah kan? Jangan bilang kau" Chan langsung menutup mulut Minho.

"Tidak seperti yang kau bayangkan" ujar Chan. Hal itu sukses membuat Minho terkekeh.

"Baiklah aku yakin kau adalah seorang lelaki yang perkasa" kata Minho mencoba menggoda Chan. Lalu dia menarik tangan pria itu dan membawanya ke kamar.

Minho menyuruh Chan duduk di kasur. Sedangkan dia berjalan menuju ke arah laci yang ada di meja rias.

"Kau duduk saja, aku yang akan ambilkan" kata Chan yang takut melihat Minho jalan-jalan seperti itu.

Minho datang membawa sebuah koin dan minyak urut. Dia duduk di belakang pria itu.

"Aku rasa kau masuk angin, tadi aku melihat mu sering bersendawa dan kau juga muntah. Dulu saat aku masih masih menjadi trainee aku sering mengalaminya. Dan ibu ku yang akan memijat dan mengeroknya dengan uang koin dan itu sangat efektif" jelas Minho sambil mengambil minyak dan mengoleskannya di punggung lebar pria Bang itu.

Chan agak lemas saat itu jadi dia tak banyak bicara dan diam saja saat Minho menggaruk punggung nya dengan uang koin itu.

"Apa sakit?" Tanya Minho saat melihat Chan meringis. Pria itu menggeleng.

"Tidak lanjutkan" ujar Chan. Minho ragu-ragu, tapi dia melanjutkan namun dengan tenaga yang lebih halus.

"Sudah selasai" ujar Minho. Chan mengangguk lalu pria itu meregangkan tubuhnya.

"Ini" Minho memberikan pakaian itu pada Chan.

"Jangan ke kamar mandi lagi, ganti saja di sini. Aku tidak akan mengintip" ujar pria itu. Chan ingin terkekeh sebenarnya, tapi dia benar-benar lemas sekarang.

°°°

Chan benar-benar pusing melihat Minho, padahal dia sudah menyuruh pria itu untuk diam tapi sepertinya diam bukanlah kata yang tepat untuk pria itu.

"Minho ayo masuk sudah siang, nanti aku yang lanjutkan menyiram tanamannya" ujar Chan.

Chan melihat perut Minho sudah sangat besar, dia menjadi takut saat Minho berjalan atau melakukan aktivitas lainnya.

"Duduk" ujar Chan sambil memberikan pria itu air.

Pria Bang itu mengingat tanggal, seperti nya tanggal tafsiran kehamilan Minho sudah dekat.

"Minho apa kau merasakan sakit perut?" Tanya Chan pada pria itu. Dengan santainya pria itu menggeleng.

"Kenapa?" Tanya Minho.

"Aku rasa tafsiran kelahirannya lewat" ujar Chan. Seketika hal itu membuat Minho terkejut, Chan berusaha kembali menenangkannya.

"Tidak apa nanti kita ke dokter, dia masih bergerak kan?" Tanya Chan pada Minho. Pria itu mengangguk dan memegang perutnya.

STAY WITH ME | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang