Minho benar-benar kewalahan mengurusi Inho sendirian. Padahal hari ini Chan pertama kalinya pergi. Inho terus menangis dari tadi, Minho sudah memberikan susu tapi dia masih saja menangis.
"Bagaimana ini?" Gumamnya sambil memenangkan si kecil itu.
"Apa aku telepon Chan saja" Ide itu keluar dari pikirannya, tapi dengan cepat dia tolak.
"Tidak biarkan dia bekerja, Inho dengan ibu saja ya" kata Minho sambil menepuk-nepuk bokong bayi itu.
Beberapa hari itu adalah hal paling sulit menurutnya. Tapi untung saja saat malam harinya Chan ada bersamanya, jadi dia bisa beristirahat sejenak.
"Kau sakit?" Tanya Chan sambil menggendong Inho. Minho menggeleng pelan sambil menatap anak itu.
"Chan kenapa kau sangat baik?" Celetuk Minho tiba-tiba. Hal itu membuat Chan bingung, apa sebenarnya maksud dari perkataan pria itu.
"Minho apa maksud mu?" Tanya Chan pada pria itu lagi. Minho tersenyum miring pada pria itu.
"Kau menikah dengan ku walaupun kau tahu aku sudah hamil, kau memperlakukan ku dengan baik dan kau juga mau mengakui anak ku" jelas pria itu lagi. Chan mulai merasa aneh dengan pertanyaan Minho seperti itu.
"Kau tadi sempat minum alkohol?" Tanya Chan. Minho menggeleng, lalu dia mengambil Inho dari Chan.
"Tidak, aku akan menidurkan Inho di sana" Chan membawa bayi itu ke ruangan itu. Minho hanya bisa melihatnya saja dari sana.
Chan menutup pintu itu dan kembali berjalan ke arah Minho.
"Ada apa dengan mu?" Tanya Chan dengan halus.
"Jangan menatapku seperti itu, aku tidak butuh dikasihani. Jika memang kau hanya melakukan itu karena kasihan. Lebih baik hentikan Chan" kata Minho meninggikan suaranya.
Chan semakin tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.
"Minho sebenarnya apa yang terjadi? Siapa yang mengatakan kalau aku menikahimu karena kasihan?" Tanya Chan yang mulai kesal.
"Kau yang mengatakannya waktu itu" kata Minho lagi.
"Apa yang aku katakan, apa aku bisa mengulanginya?" Tanya Chan kesal.
"Kau mengatakan bahwa kau ingin membantu ku" kata Minho. Chan mengusap wajahnya.
"Lalu apa itu salah?" Tanya Chan pada pria itu. Minho nampak diam, napasnya naik turun saat itu.
"Baiklah saat itu aku mengatakan jika aku ingin membantu mu kan, tapi jika sekarang alasannya lain. Apa kau masih marah?" Tanya Chan pada pria itu.
"Alasan apa lagi?" Tanya Minho.
"Bagaimana jika aku menikahimu karena telah jatuh cinta pada mu pada pandangan pertama?" Mendengar itu membuat Minho terkejut, dia tidak mengharapkan alasan itu.
"Minho aku mohon jangan begini, aku tidak bisa melihat mu seperti ini" Ujar Chan sambil memegang tangan pria itu. Chan mendekat ke arah Minho.
"Aku tidak menyesal menikah dengan mu Minho" Chan menarik pinggang pria itu. Hal itu membuat pria manis itu menjadi gugup.
"Chann sudah, aku tidak marah lagi" kata Minho gemetar.
"Tolong jangan pergi dulu Minho, aku ingin katakan sesuatu" ujar Chan menatap manik mata pria itu. Minho meneguk salivanya.
"Aku mencintai mu, Minho" kata Chan, hal itu berhasil membuat detak jantung Minho semakin cepat.
"Tapi aku tidak, maafkan aku Chan" kata Minho berusaha melonggarkan dekapan Chan. Pria Bang itu tersenyum, lalu dia melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME | BANGINHO ✔
FanfictionNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR BANGINHO FAN FICTION Minho membangun karirnya dengan penuh kerja keras. Namun semuanya hancur saat sesuatu yang tidak disangka terjadi. Untung saja ada yang masih mau menerimanya, Bangchan nama pria itu...