"Hyung Gawat!!!kita semua mendapat masalah!!!".Mark sedikit mengernyit saat adiknya Jung Jeno tiba tiba menelponnya dan berteriak begitu saja.
"Apanya yang gawat?".Sahut Mark.
"Chenle...anakmu pergi menyusul kalian".
"Mwo?!Bagaimana bisa?".Mark mulai panik sekarang.
"Ada apa Oppa?Semuanya baik baik saja kan?".Melihat ekspresi panik sang suami membuatnya khawatir.
"Sekarang apa lagi?...Kenapa kalian tidak menjaganya dengan benar?!Jika sudah seperti ini apa yang bisa kita lakukan?bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?".Mark menggeram kesal pada sang adik tanpa menghiraukan pertanyaan yang sempat Haechan lontarkan untuknya.
"Jangan salahkan aku salahkan saja putrimu yang begitu pandai beracting... dia memintaku untuk membawakan sesuatu dikamar mandi dan berakhir dengan mengunciku".
"Kau saja yang bodoh sialan!!!".Umpat Mark benar benar kesal mematikan sambungannya sepihak. Tidak akan ada gunanya berbicara dengan adiknya.
"Oppa... bisakah kau mendengarku?Ada apa?".Kini nada bicara Haechan juga berubah kesal.
"Chenle... dia datang kesini... sendirian..."
"Mwo?!".
Haechan berlari mencari keberadaan putrinya dibandara yang begitu luas ini.Mark yabg sedari tadi mengejar istrinya sampai kewalahan jika menyangkut tentang Chenle Haechan akan sangat sulit dihentikan.
Haechan beberapa kali membungkuk meminta maaf saat ada beberapa orang yang tak sengana ditabraknya.
Haechan menghentikan larinya memperhatikan baik baik seaeorang yang saat ini sedang ditatapnya.Haechan terengah engah mengatur nafasnya.
"HYA JUNG CHENLE!!!".Teriak Haechan menghampiri orabg yabg sedari tadi diperhatikannya.
Merasa namanya terpanggil Chenle berbalik.Matanya dipenuhi dengan cahaya penuh binar melihat keberadaan ibunya yang dua bulan ini ia rindukan.
"Eomma!!!".Seru Chenle berlari kearah Haechan.
Mata berbinar itu sama sekali tidak bertahan lama saat Haechan menatapnya dengan emosi.
"Dasar anak nakal!!Apa yang sebenarnya kau lakukan?Huh?!Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?!!!".Haechan tanpa ragu menarik telinga Chenle membuat sang empu meringis kesakitan.
"Aaahhhh!!!Eomma...ini sakit...tolong lepaskan!!".Haechan melepaskan jewerannya saat Mark menghampirinya dengan nafas terengah.Sedangkan Chenle hanya mengelua telinganya yang memerah akibat Jeweran ibunya.
"Bawa anak nakalmu ini masuk kedalam mobil".Perintah Haechan penuh kekesalan melenggang pergi meninggalkan anak dan suaminya.
Selama dalam perjalanan Haechan terus saja diam.Chenle mengerti jika saat ini ibunya sangat kesal padanya. Mark sendiri tidak bisa berbuat apapun yang bisa Mark lakukan hanya menunggu perasaan istrinya lebih baik.
Haechan sangat mengkhawatirkan Chenle.Haechan tidak tau apa yang akan dia lakukan jika Chenle sampai terluka.Haechan juga tau Chele selerti ini juga karna dirinya tapi...Kalian mungkin tau perasaan seorang ibu akan seperti apa saat anaknya pergi ke tempat yang sangat jauh.
"Mianhae Eomma..."Lirih Chenle menunduk memecah keheningan namun tak ada sahutan dari sang ibu.
"Tolong jangan marah".Haechan masih tak berniat menjawab membuat bibir Chenle mengerucut lucu jika sudah seperti ini akan sangat sulit membujuk ibunya.
"Sudahlah Sayang...Kasihan Chenle".Gumam Mark mencoba membujuk Haechan.
"Manjakan saja dia... Terus bela saja dia!Tidak heran jika dia menjadi begitu keras kepala!".Mark menghela nafasnya...salah lagi...
KAMU SEDANG MEMBACA
'J ' [END]✔
Fanfiction"Gugurkan anak itu"..... "Mungkin ini akan sedikit menyakitkan tahanlah".... "Maafkan aku ibu".... "Apa kau gila?!Aku kembali bukan untuk mendengar berita berita gila ini".... "Ibuku tidak gila!!". "Hanya itu satu satunya cara yang bisa kita lakukan...