Semenjak peristiwa dimana Jisung menolak Jeno tidak dirumah tidak dikantor kerjaan Jeno hanya melamun saja.Saat itu Jeno berniat untuk meminta maaf dan sedikit memperingan hubungan mereka dengan menjemputnya disekolah.
Namun bukan sambutan hangat yang biasa Jeno dapat Jisung kini menatapnya penuh amarah dan mungkin juga tersirat rasa benci didalam mata Jisung.
Hari ini Jeno merasa sangat malas untuk bekerja...Biarkan saja bolos sehari tak akan mengurangi harta kekayaan tujuh turunan itu kan?
Haechan yang baru saja selesai mengangkat pakaian yang dicucinya kemarin sore langsung menghampiri Jeno yang duduk termenung diatas sofa ruang tengah setelah menyimpan pakaiannya dikamarnya.
"Jeno-ya...Kau tidak bekerja?".Tanya Haechan duduk disamping Jeno.
"Aku tidak enak badan".Sahutnya namun cukup membuat Haechan mengerti.
"Wae?Apa ada sesuatu yang terjadi dan mengganggu fikiranmu?".Tanya Haechan begitu perhatian.
"Haechan-ah...Apa kau yakin masih ada kesempatan untukku?".Haechan mengerutkan keningnya.
"Apa maksudmu?".
"Kemarin aku mencoba untuk memperbaiki hubunganku dengan Jisung terlebih dulu tapi...Begitu banyak kilatan kebencian yang terpancar dimatanya saat menatapku...Apa kesalahanku begitu fatal hingga membuat anakku sendirk begitu benci padaku?".Haechan menatap iba kearah Jeno.
"Mereka hanya perlu waktu untuk bisa beradaptasi dengan masa lalunya lagi Jeno-ya...Jangan berputus asa seperti ini...Aku yakin baik Jisung atau pun Jaemin keduanya masih sangat mencintaimu".
"Berhentilah mencoba menghiburku Haechan".
"Aku tidak sedang mencoba menghiburmu...Aku hanya ingin memberitaumu ini baru permulaan dan kau akan menyerah begitu saja?Setidaknya biarkan Jaemin dan Jisung melihat kesungguhanmu untuk membuat cerita baru bersama mereka...Jika baru permulaan saja kau sudah menyerah bagaimana mereka bisa yakin jika kau benar benar menyesal dengan kelakuanmu dimasa lalu?Karna aku juga seorang wanita aku jadi sedikit mengerti apa yang Jaemin rasakan...".Jeno terdiam mencerna pencerahan yang Haechan berikan untuknya.
"Teruslah berusaha mendapatkan kepercayaan mereka kembali Jeno-ya...Aku yakin kau pasti bisa melakukannya".Sambung Haechan menepuk bahu Jeno dan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
"Entah memang kenyataan atau mungkin hanya perasaanku saja akhir akhir ini aku melihat Haechan dan Jeno agak dekat".Gumam Taeyong yang tanpa mereka sadari dari tadi memperhatikannya bersama Jaehyun.
"Mereka memang sudah dekat sedari mereka sekolah bukan?".Sahut Jaehyun berpendapat.
"Ya...Aku tau itu...Tapi aku merasa jika akhir akhir ini mereka selalu punya pembicaraan yang terlihat sangat serius".Balas Taeyong.
"Akhir akhir ini Jeno memang terlihat memiliki banyak sekali beban...Mungkin hanya Haechan yabg dapat Jeno percayai sebagai sandarannya kali ini".Taeyong mengangguk setuju.Mungkin apa yang Suaminya katakan benar karna jika tentang masalah perasaan Jeno cukup tertutup terhadap keluarganya.
"Ahh...Ya...Aku selalu ingin membahas tentang ini padamu...Jae apa Lucas dan Jungwoo mengadopsi seorang anak?". Halis Jaehyun mengerut.
"Anni...Aku merasa ada yang ganjal..Saat terakhir kali aku menemui Jungwoo dirumah sakit...Seorang remaja tiba tiba saja datang memeluknya dan menyebutnya dengan sebutan 'Halmeoni'...Saat seorang remaja menyelamatkanku waktu itu...Entah kenapa aku begitu tidak asing dengannya setelah ku ingat ingat lagi ternyata dia remaja yang sama dengan remaja yang memeluk Jungwoo saat itu...Apa kau ingat saat Chenle mengenalkannya bahkan marganya pun sama 'Na Jisung' ".Jaehyun masih diam belum bisa mengerti apa yang Istrinya katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
'J ' [END]✔
Fanfiction"Gugurkan anak itu"..... "Mungkin ini akan sedikit menyakitkan tahanlah".... "Maafkan aku ibu".... "Apa kau gila?!Aku kembali bukan untuk mendengar berita berita gila ini".... "Ibuku tidak gila!!". "Hanya itu satu satunya cara yang bisa kita lakukan...