"Jisung...Boleh Buna masuk?".Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Jisung.
"Masuklah Bun".Jisung melangkah menuju ranjangnya dan menarik selimutnya sebelum akhirnya dia menyahut tak lama dari itu Jaemin pun masuk namun Jisung semakin menelusup masuk kedalam selimutnya.
"Jisung...Apa Jisung tidur?".Tanya Jaemin lembut duduk ditepi ranjang mengelus surai rambut Jisung.
"Hmm".Gumam Jisung memberikan jawaban masih berada didalam selimutnya.
"Apa Jisung marah pada Mama?".Jisung menggelengkan kepalanya merespon.
"Kenapa Jisung bolos sekolah?Jisung punya masalah?" Jisung terdiam tak merespon apa apa.
"Tak mau berbagi dengan Buna hmm?".
"Jisung baik baik saja Bun...Jisung hanya kelelahan...Jisung mau tidur".Jaemin menghela nafasnya.
"Jisung...Jika ada sesuatu yang mengganggu fikiran Jisung berceritalah pada Buna jangan memendamnya sendirian...Bangunlah dan bicarakan pada Buna apa yang terjadi".Jaemin masih kekeh pada pendiriannya membujuk sang anak agar mau bicara.
"Keluarlah Buna....Jisung ingin istirahat".Usir Jisung dengan nada yang cukup kesal.
"Baiklah...Maafkan Buna...Istirahatlah sayang".Jaemin menyempatkan diri mencium kening putranya sebelum keluar dari kamar Jisung selelas mematikan lampu kamarnya.
Tak lama kemudian selimut itu tampak bergetar dan satu isakan Jisung kembali lolos begitu saja.Hari ini adalah hari yang berat untuk Jisung lalui sendirian.Kejadian tadi siang masih memenuhi fikiran dan ingatannya hingga membuatnya begitu sangat lelah.
Setiap kali mengingat Jeno...Jisung merasa begitu malu ketika berhadapan dengan Sang Buna karna dirinya selalu merasa bahwa kehidupan Jaemin jadi seperti karna dirinya.Setiap kali Jisung mengingat Jeno...Jisung selalu berharap jika dirinya tidak pernah ada.
Seharian ini Jaemin merasa sangat bingung dengan perubahan sikap Jisung yang menjadi begitu pendiam.Semenjak pulang sekolah Jisung cenderung sering melamun, tidak fokus pada sekitarnya dan lebih memilih untuk selalu sedirian dikamarnya dengan posisi yang selalu menghadap kearah jendela.
Jaemin juga sedikit terkejut mendapati Renjun yang uring uringan memarahi Jisung begitu dia pulang kerja.Keterkejutan Jaemin bertambah saat mengetahui jika putranya bolos sekolah biasanya Jika Renjun memarahinya atau mengomelinya Jisung akan menyahut dengan cepat memberikan pembelaan terhadap dirinya tapi kali ini Jisung hanya terdiam mendengarkan omelan Renjun tanpa mengatakan sepatah kata pun jangan lupakan kepalanya yang tertunduk.
Baru kali ini Jaemin melihat Jisung seperti ini dan apa yang terjadi padanya seharian ini cukup membuatnya khawatir.Bahkan baru kali ini Jisung berani mengusirnya ketika Jaemin menghampirinya. Meskipun dalam hati rasa Khawatir Jaemin begitu menyeruak namun Jaemin mencoba untuk berfikir positif saja mungkin jika Jisung benar benar sedang kelelahan saat ini.Jaemin hanya berharap Jika Jisung bersedia bercerita esok pagi.
Sepertinya apa yang Jaemin harapkan tadi malam tidak terwujud karna Jisung masih tetap begitu tertutup juga pendiam.Jaemin jadi sedih biasanya meja makan akan terasa begitu hangat oleh ocehan dari anaknya yang tak mau kalah melawan Renjun tapi pagi ini meja makan begitu sepi karna Jisung yang masih bad mood dan Renjun yang sudah pergi bekerja begitu buru buru.
Selama dalam perjalanan mengantar Jisung pun didalam mobil begitu hening Jaemin rasakan bahkan saat sampai sekolah pun Jisung hanya menggumamkan kata 'Aku berangkat' dan 'hati hati' saja.
"Eoh?Jisung-ah!!".Seru kedua sahabatnya begitu Jisung masuk kekawasan kelasnya dengan begitu lemas.
"Jisung kemarin kau kemana?Kenapa tidak masuk?Kau baik baik saja?".Jisung memaksakan senyumannya saat Chenle menghujaninya dengan beberapa pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
'J ' [END]✔
Fiksi Penggemar"Gugurkan anak itu"..... "Mungkin ini akan sedikit menyakitkan tahanlah".... "Maafkan aku ibu".... "Apa kau gila?!Aku kembali bukan untuk mendengar berita berita gila ini".... "Ibuku tidak gila!!". "Hanya itu satu satunya cara yang bisa kita lakukan...