.47. 화

3.1K 290 11
                                    

Hendry menghela nafasnya mendapatkan kesimpulan dari cerita yang baru saja Mereka ceritakan termasuk Siyeon pelaku yang paling besar berperan dalam munculnya Trauma yang Jaemin alami tidak terlalu berefek oleh perkataan Jeno tapi Siyeon.

Pasalnya disetiap rasa sakit Jaemin muncul perasaan takut yang selalu ada adalah 'jangan bawa Jisung' dan kali ini bukan kalimat itu yang tersemat tapi berusaha keras untuk menjauhkan Jisung dari jarak pandang Seorang Park Siyeon.

Dapat mereka lihat penyesalan Siyeon benar benar besar dan tidak hanya sekedar penyesalan.Mereka dapat merasakan perasaan tulus yang jarang sekali Siyeon perlihatkan.

Meskipun seperti itu tidak dapat dipungkiri jika perasaan marah dan kecewa masih bisa dua sahabat dan Jeno rasakan.

Tidak perlu ditanya Renjun bisa mengetahui hal itu dari mana karna sudah jelas Jaemin menceritakan ketakutannya dimasa masa terberatnya saat dirinya masih mengandung Jisung.Jika saja saat itu Renjun berada di Korea aku tidak bisa menjamin bagaimana keselamatan wanita berstatus Rivalnya di masa sekolah.

Saat mendengar Hendry mengatakan rasa sakit Jaemin kembali timbul karna Park Siyeon tentu saja membuat Renjun kembali marah apalagi kemarahannya di masa lalu belum sempat dia kedalkan.

Saat ini mereka semua tengah berada diruangan pribadi milik Hendry setelah peristiwa menegangkan yang hampir saja merenggang nyawa kedua ibu dan satu anak itu.

Mereka semua sangat kagum mengingat aksi bagaimana Renjun menawarkan diri untuk pergi bersama dan melompat menarik Jisung dan Jaemin ketempat yang lebih aman.

Flashback on

"Ayo kita berbahagia....Hanya bertiga...".

Renjun menatap hangat kearah Jisung yang berusaha keras membuat kedua ibunya sadar sampai akhirnya Renjun lebih mendekatkan diri memeluk Jaemin juga Jisung.

"Jangan Ma...Kumohon jangan lakukan ini...".Jisung sangat putus asa bahkan suaranya saja hampir tak bisa Renjun dengar.

"ANDWAE!!!!".

Semua orang itu berteriak saat Renjun mendorong tubuhnya sendiri yang sedang memeluk kedua orang yang dicintainya hingga membuat ketiganya terjatuh.

Mereka semua berhamburan menghampiri ketiga orang itu dalam hati mengucapkan rasa syukur karna Renjun berhasil menyelamatkan keduanya.

Jarak penghujung atap dan tempat dimana orang orang berdiri cukup jauh mungkin karna efek darinobat penenang yang Hendry berikan pada Jaemin belum sepenuhnya habis Jaemin langsung tak sadarkan diri.

Jeno berhambur memeluk Jisung dan menciumi seluruh wajahnya menggumamkan rasa syukurnya sedangkan Jisung sudah menangis keras dipelukan sang ayah.

"Aku sangat takut".Adunya pada sang ayah.

"Papa disini sekarang jangan takut...Papa disini sayang".Tangis haru tak dapat Haechan sembunyikan melihat bagaimana interaksi Jisung dan Jeno.

"Renjun kau baik baik saja?".Pekik Hendry dan Renjun menganggukan kepalanya.

Flashback off

"Mengingat kejadian hari ini aku mendapatkan sebuah kesimpulan jika penyebab utama Trauma yang biasa Jaemin rasakan muncul karnamu Siyeon".Sang pelaku utama hanya bisa menundukan kepalanya.

"Perkataan yang sering dia dengar dan membuatnya seakan menjadi gila kurasa itu perkataan yang pernah kau katakan padanya".Sambung Hendry.

"Lalu apa yang harus kulakukan?".Siyeon memberanikan diri mengangkat kepalanya.

'J '  [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang