"Uncleeeeee!!!!!....Aku merindukanmu".
Jeno menampilkan senyuman mata
Bulan sabitnya saat mendapati sang keponakan berseru memanggilnya dan memeluknya begitu dia menemukannya.Setelah satu minggu berpisah paman dan keponakan yang kerap selalu bertengkar itu tidak memungkiri jika mereka saling merindukan.
Tidak hanya karna berpisah karna liburan saja terkadang jika Jeno sibuk dengan urusan kantornya hingga membuatnya jarang sekali terlihat Chenle selalu merindukannya.
Sekarang yang aku tulis bener ya...keponakan bukan sepupu lagi😂😂
"Aigooo...Lihatlah betapa bahagianya keponakan nakalku ini....Bagaimana dengan liburanmu?Menyenangkan?".Chenle yang sedang berada dalam pelukannya mendongak menganggukan kepalanya semangat.
"Benarkah?".Chenle kembali mengangguk semangat kemudian melepaskan pelukannya.
"Seharusnya Uncle ikut...Apa berkas berkas ini lebih kau sayangi dibandingkan keponakanmu sendiri?Apa Uncle tidak bosan terus berkencan dengan berkas berkas ini?".Tanyanya menggebu dengan bibir yang mengerucut lucu membuat Jeno terkekeh.
"Maafkan Uncle Chenle-ya...Tapi pekerjaan Uncle kali ini benar benar tidak bisa ditunda".Jawabnya tak membuat Chenle puas.Chenle sendiri sebenarnya tau alasan kuat kenapa pamannya ini menolak untuk ikut meskipun sudah mereka paksa dengan berbagai bujukan.
"Benarkah karna pekerjaan?Bukan karna Jisung dan Buna Nana?".Jeno terdiam sejenak kemudian mengelus lembut rambut panjang Chenle.
"Ya...Itu juga salah satu alasannya".Gumamnya pelan sontak membuat Chenle merasa bersalah.
"Maaf Uncle aku tidak bermaksud...".Jeno menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa Chenle-ya".
"Jadi...Apa yang keponakanku ini bawa sebagai oleh oleh untuk paman tampannya ini?".Sambung Jeno mengalihkan suasana.Chenle berdecih sebelum akhirnya dia menyodorkan sebuah Paper Bag.
Mata binar Jeno kembali menyendu tanpa Chenle sadari ketika Jeno membuka apa yang ada di dalam Paper Bag yang Chenle berikan untuknya.Isi Paper Bag itu adalah sebuah boneka Ryan.Jeno sedikit teringatkan kembali tentang masa lalunya bersama Jaemin yang merengek begitu menginginkan boneka itu.
"Jeno-ya...Belikan Jaemin Boneka itu...".
"Ayolah Jeno...Aku ingin boneka itu...".
"Uncle tidak suka hadiahnya?".Seakan tersadar dari lamunannya karma pertanyaan Chenle Jeno menggelengkan kepalanya.
"Tidak Chenle...Uncle suka...tapi hanya saja...Jauh Jauh dari Pulau Jeju kau memberikanku oleh oleh boneka seperti ini?".Ucapnya berpura pura merajuk untuk mengalihkan perasaan sedihnya.
"Hehe...Sebenarnya aku lupa untuk membelikan Uncle oleh oleh...Karna kebetulan aku sedang memegangnya jadi kuberikan".Jawab Chenle menampilkan deretan giginya namun Chenle melihat Jeno tak mengalihkan pandanganmya dari boneka itu sama sekali.
"Jika Uncle tidak suka...Aku akan belikan hal lain saja nanti".Jeno menjauhkan boneka berwarna orange itu saat Chenle hendak meraihnya kembali.
"Kau ingin mengambil kembali barang yang sudah kau berikan?".Ucapnya membuat Chenle merengut bingung.Ada apa dengan pamannya ini?Sejak kapan pamannya ini suka boneka?
"Boneka ini akan Uncle simpan dengan sebaik baiknya tapi...Tetap berikan aku hadiah ya?".Sambung Jeno dan Chenle menganga tak percaya.
"Itu curang namanya!!".Serunya memberikan protes Sedangkan Jeno kembali terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
'J ' [END]✔
Fanfiction"Gugurkan anak itu"..... "Mungkin ini akan sedikit menyakitkan tahanlah".... "Maafkan aku ibu".... "Apa kau gila?!Aku kembali bukan untuk mendengar berita berita gila ini".... "Ibuku tidak gila!!". "Hanya itu satu satunya cara yang bisa kita lakukan...