Diam adalah bahasa terbaik saat kecewa dengan keadaan.
★***
Atta berjalan menuju kelas Bulan untuk menemui Pelangi, dan mengajaknya makan dikantin. Tapi ternyata Pelangi tidak ada dikelasnya. Bahkan Bila juga tidak ada dibangkunya.
Kemana Pelangi?
Apa sudah pergi ke kantin duluan?
Atta pun pergi dari sana, dan ingin menyusul ke kantin saja jika begitu.
Tapi ketika Atta sudah berada dikantin, dan melihat-lihat seluruh penjuru kantin, Ia tidak menemukan Pelangi disana.
Tapi Atta hanya melihat Bila dan beberapa temannya mungkin? Dan Atta berjalan menuju meja Bila berada.
"Hmm, ada Matahari. Pantesan silau." Ucap Bila menutupi sebagian wajahnya dengan tangan. Dan beberapa teman yang duduk bersama Bila pun tertawa dengan kelakuan Bila yang sedang bercanda.
"Pelangi mana?" Tanya Atta langsung.
Bila tersenyum penuh arti. "Cieeee, yang baru aja jadian." Goda Bila.
"Tau darimana?" Tanya Atta.
"Dari orangnya langsung lah." Jawab Bila logis.
"Pelangi cerita?" Tanya Atta.
"Pelangi kan temen gue juga, ya cerita lah." Balas Bila.
"Terus sekarang Pelangi dimana? Gue nyari di kelas gak ada?" Tanya Atta.
"Gak tahu sih, tadi katanya mau nyariin Bulan, soalnya Bulan belum masuk kelas dari jam pertama sampe sekarang." Ucap Bila.
"Emang Bulan kemana sih? Kata Pelangi Bulan tadi ada kok masuk sekolah, tapi kemana sekarang Bulan?" Tanya Bila.
"Ouh ada kok." Jawab Atta. "Tadi lo diabsenan alpain Bulan?" Tanya Atta.
"Ouh enggak. Tadi gue disuruh Pelangi buat izinin Bulan kok." jawab Bila.
Atta mengangguk. Pelangi memanglah sangat baik.
"Yaudah kalo gitu gue cabut." Ucap Atta dan langsung pergi dari sana.
***
Bulan sudah memasukkan kembali kotak makanya, karena roti bakarnya juga sudah ia makan dan habis.
Roti bakar buatan Bunda memang selalu enak. Terlebih Bunda selalu memberi selai kacangnya yang banyak pada rotinya, karena Bulan suka.
Bulan berdiri dan kembali memakai tasnya dipunggung. Sepertinya Bulan akan kembali ke kelas sekarang. Ia membuka pintu rooftop dan berjalan menuruni anak tangga satu persatu.
Moodnya kini jauh lebih baik daripada tadi, dan ia juga sudah siap dengan semuanya. Semuanya tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya, mungkin?
Baru saja Bulan akan berbelok di koridor, ia sudah berjumpa dengan Pelangi yang juga tengah berjalan ke arahnya.
"Bulan." Ucap Pelangi sedikit terkejut karena bertemu mendadak secara tiba-tiba.
"Lo kemana aja? Kenapa gak masuk kelas? Lo habis dari mana? Terus kenapa lo tadi main pergi gitu aja?" Tanya pelangi beruntun.
"Ouh, tadi Bulan abis, mendadak Bulan lagi gak mood buat belajar makanya Bulan bolos." Jawabnya.
"Bolos?" Tanya Pelangi.
Bulan mengangguk.
"Tumben?" Tanya Pelangi mengerutkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari&Bulan[END]
Teen FictionMatahari & Bulan. Mereka adalah sepasang sahabat, yang sudah tinggal satu atap sejak kecil. Hanya saja, didalam persahabatannya, sikap Bulan terlampau cuek, dan jarang bicara--atau biasa disebut, sikapnya dingin seperti Es. Berbanding terbalik denga...