Jika rasa harus disimpan
Lalu untuk sampai kapan?
★***
"Bulan." Panggil Pelangi.
"Ya?" Tanya Bulan.
"Tolong pegangin dulu cincinnya ya." Ucap Pelangi meminta, sebari melepaskan cincinnya dan menyerahkannya pada Bulan. "Mau cuci tangan dulu soalnya." lanjutnya dan berjalan mengarah wastafel.
Sebenarnya Bulan sedang mengantar Pelangi ke toilet, dan baru saja selesai. Tapi kini Pelangi malah menitipkan sebuah cincin padanya.
Iya.
Cincin yang Pelangi titipkan pada Bulan, adalah cincin pemberian Atta. Ingat waktu Atta menyatakan cintanya pada Pelangi?
Bulan hanya bisa memandangi cincinya. Cantik. Cincinnya bagus, dan Bulan juga suka.
Ketika Bulan melihat dengan detail cincinya, tak sadar ternyata cincinnya sedikit bengkok. Bulan pun hendak membenarkannya, dengan cara menekannya, agar menjadi lingkaran yang utuh kembali.
Clek
Tapi naas--niatnya ingin membenarkan malah membuat cincinya patah.
Bulat membelalakan kedua matanya terkejut. Bagaimana ini? Cincinya patah. Padahal Bulan sama sekali tidak menekannya dengan keras dan kuat. Ia hanya menekannya pelan saja, tapi?
"Ya ampun."
Bulan langsung mendongak, menatap Pelangi yang sudah mengambil alih cincinya.
"Itu tadi cincinya bengkok dan Bulan--"
"--jadi lo yang buat cincinya patah?" Tanya Pelangi tidak percaya.
Bulan menggeleng cepat dan raut cemas diwajahnya sudah kentara terlihat. "Enggak. Tadi Bulan cuma mau betulin tapi malah--"
"--patah." Potong Pelangi.
"Gue gak percaya lo lakuin ini sama cincin pemberian dari Atta." Ucap Pelangi menatap Bulan kecewa.
"Bulan bisa jelasin dulu. Tadi itu gak kaya yang Pelangi pikir." Ucap Bulan berusaha membela dirinya.
"Bulan kenapa lakuin ini sama cincinnya." lirih Pelangi sedih.
"Bulan bener-bener minta maaf, Bulan bener-bener gak sengaja, maafin Bulan." Ucap Bulan sudah sangat cemas.
"Apa lo gak suka sama hubungan gue dan Atta. Dan itu sebabnya lo patahin cincinya?" Tuduh Pelangi.
Bulan menggeleng keras. Ingin menyangkal bawah apa yang Pelangi katakan tidaklah benar.
"Demi apapun Bulan gak pernah ada niatan buat patahin cincinya." Jawab Bulan.
"Tapi ini Buktinya cincinnya udah patah." Ucap Pelangi dengan nada tinggi.
"Tapi tadi Bulan cuma mau be--"
"--Gue bener-bener gak nyangka." Ucap Pelangi. "Apa selama ini lo gak suka sama hubungan gue dan Atta? Apa selama ini lo cuma pura-pura ngedukung hubungan gue dan Atta?"
"Enggak." Ucap Bulan sudah khawatir.
"Bulan cinta kan sama Atta?" Tanya Pelangi begitu saja dengan tiba-tiba.
Bulan yang mendengarnya langsung menatap Pelangi tak percaya. Kenapa Pelangi bisa menanyakan perihal ini padanya.
"Makanya Bulan matahin cincin ini? Lo mau hancurin hubungan gue? Mau bikin gue sama Atta pisah? Ngaku aja! Kenapa diem?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari&Bulan[END]
Teen FictionMatahari & Bulan. Mereka adalah sepasang sahabat, yang sudah tinggal satu atap sejak kecil. Hanya saja, didalam persahabatannya, sikap Bulan terlampau cuek, dan jarang bicara--atau biasa disebut, sikapnya dingin seperti Es. Berbanding terbalik denga...