Keputusan paling sulit itu adalah, untuk menentukan dan melepaskan
★***
Hari ini, pelangi sudah memutuskan semuanya. Ia sudah memilih, langkah apa yang akan ia ambil. Dan semuanya itu, sudah pasti untuk kebaikan bersama. Istirahat ini, Pelangi meminta Atta untuk menemuinya dirooftop, karena ada hal yang ingin ia sampaikan kepadanya.
Pelangi berdiri didekat pembatas tembok, memandangi pemandangan diatas sini, sebari menunggu Atta datang.
Terpaan angin, yang seperti tengah menenangkan hatinya, membuat Pelangi sangat yakin, dengan apa yang sudah dipilihnya. Ia siap akan semuanya, Ia siap melepasnya, dan biarkan dia terbang bebas seperti layangan. Dirinya tidak akan terus menggenggam erat talinya, akan coba ia lepaskan, agar layangannya, bisa terbang meninggi.
"Maaf."
Suara berat itu terdengar, dan membuat Pelangi membalikan badannya, menghadap orang yang telah ia tunggu sedari tadi.
Atta berdiri dihadapannya, dengan kepala yang menunduk, karena rasa bersalahnya, telah membiarkan Pelangi hampir tenggelam, dan lebih memilih menyelamatkan Bulan.
"Maaf." Ucapnya lagi.
Pelangi berusaha tetap tersenyum, walau dalam hati, rasanya juga, ia sakit. Mengingat, Atta lebih memilih Bulan, daripada dirinya.
"Ada yang mau aku sampein sama kamu." Ucap Pelangi, dan membuat Atta mendongak menatapnya.
"Aku minta maaf." Ucap Atta lagi, nampak sangat merasa bersalah.
Pelangi tetap tersenyum mendengarnya. "Kamu gak salah." Balasnya. "Sekarang aku tahu, keputusan apa yang harus aku ambil, dengan melihat kejadian kemarin."
"Aku minta maaf." Ucap Atta lagi.
"Disini gak ada yang salah, Bulan emang lebih berhak untuk kamu selamatin. Karena kamu mencintainya."
Mendengar penuturan Pelangi barusan, membuat Atta semakin merasa bersalah. Bahkan, dirinya sudah menyakiti perasaan Pelangi, dengan menyimpan rasa pada Bulan.
"Sebenernya, itu juga yang mau aku bilang sama kamu, Itu sebabnya aku minta kamu dateng kesini." Pelangi terdiam, menunduk beberapa saat. Kemudian, kembali mengangkat wajahnya, dan tersenyum pada Atta.
"Aku lepas kamu Atta."
Deg
"Aku minta maaf udah jadi penghalang antara kamu sama Bulan, maaf karena aku terus ngikat kamu, maaf aku selama ini gak sadar, akan perasaan kamu, seharusnya selama ini aku tahu, kalo kamu gak pernah cinta sama aku, cinta kamu itu Bulan, bukan aku." Ucap Pelangi, menahan kedua matanya yang sudah memanas.
Atta hanya diam, tidak tahu harus berkata apa, setelah dirinya menyakiti perasaan gadis dihadapannya. Tak seharusnya, ia membuat luka dihati seseorang. Tak seharusnya, ia mempermainkan hati gadis, yang benar tulus mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari&Bulan[END]
Ficção AdolescenteMatahari & Bulan. Mereka adalah sepasang sahabat, yang sudah tinggal satu atap sejak kecil. Hanya saja, didalam persahabatannya, sikap Bulan terlampau cuek, dan jarang bicara--atau biasa disebut, sikapnya dingin seperti Es. Berbanding terbalik denga...