Mengapa rasa demikian selalu hadir diakhir waktu?
★***
"BULAAAN."
Bersamaan dengan teriakan dialam mimpi, begitupun dengan kenyataan. Ata berteriak keras dan langsung terbangun dari tidurnya.
Keringat dingin yang membasahi keningnya kian bercucuran. Napasnya yang memburu, begitupun dengan detak jantung yang semakin berdetak keras.
Kedua matanya menelisik seluruh sudut ruangan. Semuanya gelap. Atta melihat arah jam dinding dikamarnya.
Pukul 04.12 pagi.
Atta baru sadar, bahwa dirinya tertidur, sekitar pukul tiga pagi.
Atta dengan segala pikirannya terus memikirkan kejadian yang ia alami. Kejadian-kejadian, yang belum pernah ia duga dan tak pernah terbayangkan sebelumnya. Melihat secara langsung bagiamana Bulan, akan menghilangkan nyawanya sendiri. Sungguh itu benar-benar diluar pikiran Atta.
Atta berdiri dari lantai, ya. Ia tertidur sebentar tadi bukan dikasur, melainkan ia masih dalam posisi duduk dilantai dan menyandar pada tepian ranjangnya.
Atta berjalan keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sama, sudah tidak basah, namun masih terasa dingin. Ia berjalan menuju pintu, disebelah pintu kamarnya--kamarnya Bulan.
Atta hanya ingin memastikan, apa Bulan baik-baik saja. Ia hanya takut apa yang ada didalam mimpinya benar terjadi.
Atta mengangkat tangannya hendak mengetuk pintu kamar Bulan, namun tidak jadi, dan niatnya itu ia urungkan.
Dalam mimpinya, ia juga sama mengetuk pintu kamarnya dulu, dan karna Atta tidak ingin kejadiannya terulang, maka, ia tidak akan sama mengetuk pintunya, tapi ia akan langsung membukanya saja.
Atta kemudian meraih gagang pintu kamarnya, dan membukanya.
Cklek
Atta termenung, ketika pintu kamarnya terbuka dan ternyata tidak dikunci. Perlahan, ia mendorong pintunya dan menyembulkan kepalanya terlebih dahulu, untuk melihat kedalam kamar Bulan. Ia mencoba mengedarkan pandangannya pada semua sudut kamar Bulan, berusaha mencoba menemukan si pemilik kamar.
Namun tidak ada. Kamarnya kosong.
Atta membuka lebar pintu kamarnya dan langsung masuk kedalam, memacari sang pemilik kamar.
Kamar mandi, baru, dan semua sudut kamarnya sudah Atta cek, tapi Bulan tidak ada. Lalu kemana Bulan? Kenapa Bulan tidak ada dikamarnya? Pergi kemana Bulan dijam empat pagi ini?
Bulan tidak ada.
Kenapa perasaan Atta jadi was-was. Kenapa pikiran Atta malah mengarah pada kejadian di mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari&Bulan[END]
Teen FictionMatahari & Bulan. Mereka adalah sepasang sahabat, yang sudah tinggal satu atap sejak kecil. Hanya saja, didalam persahabatannya, sikap Bulan terlampau cuek, dan jarang bicara--atau biasa disebut, sikapnya dingin seperti Es. Berbanding terbalik denga...