Uniknya, aku tidak bisa membenci, setelah dikecewakan berkali-kali
★***
Bulan keluar dari pintu toilet, dan terkejut, ketika mendapati, putranya jendral Baskara, yang sudah berdiri, menyandar ditembok. Ia mencoba tidak memperdulikan, dan berjalan, ingin kembali keruangan makan tadi. Tapi sayangnya, tangan laki-laki itu menarik tangannya.
Bulan mendecak ,seraya melepaskan tangannya kasar.
"Gak sopan banget sih." Kesal Bulan.
Laki-laki itu hanya tersenyum miring, mendengar ucapan Bulan.
"Gue gak nyangka, ternyata, lo putrinya letnan Ayodha." Ucapnya terkekeh.
Sama, lebih-lebih lagi Bulan, yang tidak menyangka, cowok seperti dia bisa menjadi putra dari Jendral Baskara.
"Tapi,... Bukanya lo sama Atta itu sahabatan? Tapi kok--"
"--Bukan urusan lo." Potong Bulan kasar.
"Gue cuma nanya, tapi gue juga gak peduli, lo sama Atta itu sahabat, atau saudara, ah gue gak tahu." Ucapnya, mengangkat kedua bahunya tak acuh.
"Tapi gue seneng, malam ini, bisa makan malam sama lo, mungkin untuk selanjutnya, kita bisa makan malam berdua?" Ucapnya, dengan alis yang terangkat. "Mungkin itu akan lebih romantis." Lanjutnya.
Bulan nampak kesal dan tak suka, dengan ucapan laki-laki dihadapannya ini, dirinya kembali ingin berjalan, tapi lagi-lagi, laki-laki itu malah menghalanginya.
"Gak usah buru-buru, tenang aja, gue gak bakal ngapa-ngapain." Ucap laki-laki itu. "Dan untuk, yang dibilang papah gue itu, kayanya bener deh, kita bakal dijodohin"
"Gak akan ada, orang yang mau dijodohin sama cowok kaya lo. Cowok brengsek, yang dengan mudahnya nembak cewek, setelah ditolak cewek lain." Ucap Bulan, mengingat kejadian di rooftop bersama Pelangi.
Laki-laki itu terkekeh, lalu tersenyum miring pada Bulan. Laki-laki itu hendak memegang kembali tangan Bulan, tapi dengan cepatnya, tangan Atta lebih dulu memegang tangan Bulan, dan menarik Bulan untuk didekatnya.
Bulan dan laki-laki itu nampak terkejut, dengan kehadiran Atta, yang tiba-tiba.
Dari awal, Atta sudah curiga, melihat putranya jendral Baskara keluar, setelah tak lama Bulan keluar. Dan akhirnya, setelah lama ditunggu, Bulan belum datang juga, Atta pun memutuskan untuk menyusul, dan benar saja, sekarang, Bulan tengah diganggunya.
"Bastian, Bastian." Ucap Atta meremehkan.
Iya, lutra dari Jendral Baskara adalah, Bastian, kakak kelas, yang hendak menyatakan cinta pada Pelangi, juga Bulan. Tapi sekarang, Bastian sudah lulus dan kuliah dibidang manajemen. Tapi tanpa diduga, ternyata, Bastian adalah anak dari seorang Jendral Baskara.
"Lo ngapain masih ganggu Bulan?" Tanya Atta, dengan wajah flatnya.
Bastian berdecih, tersenyum meremehkan.
"Lo berdua sebenarnya ada hubungan apa? Kakak adik? Saudara? Atau sahabat?" Tanya Bastian, dengan kedua tangan dilipat didepan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari&Bulan[END]
Teen FictionMatahari & Bulan. Mereka adalah sepasang sahabat, yang sudah tinggal satu atap sejak kecil. Hanya saja, didalam persahabatannya, sikap Bulan terlampau cuek, dan jarang bicara--atau biasa disebut, sikapnya dingin seperti Es. Berbanding terbalik denga...