Bagian empat puluh..

2K 196 37
                                    


Woaaaahhh

Dah sampe empat puluh loh woi...

Gk mimi sangka....

Langsung aja oke kan ya???

Oke lah...

Cusss...

Mari dibaca...

********

Jimin memperhatikan sang suami yang terlihat banyak berpikir selepas pulang daei rumah otang tuanya.

Dan Jimin tau apa yang dipikirkan oleh suami tampannya itu.

Srettt...

"Kau bisa bercerita padaku, kookie.." ujar Jimin sambil mengelus pipi sang suami dengan lembut

"Haaaaaahhhhhh...aku merasakan pikiran aku penuh, Jim. Aku masih tak menyangka akan kematian Yuna..bukan karena aku masih memiliki rasa padanya?? Karena rasa itu sudah hilang. Hanya saja, aku tak menyangka dia pergi dengan cara menyakitkan seperti itu..dan semua karena ulah yeoja yang pernah membunuh seluruh keluargaku, bersyukur eomma selamat dari tangan iblisnya.." ujar Jungkook dengan suara lirih

"Tuhan menyayangimu dan keluargamu. Diambilnya keluargamu dari sisimu pasti ada hikmah, eommonim bisa selamat dari Boa itu semua karena tangan-Nya. Pertemuan kita berdua karena tangan-Nya, begitupun pernikahan kita, terkuaknya jati dirimu, kembali nya eommonim yang melalui perpanjangan tangan Tuhan, yaitu Bibi Go, Eunbi imo, Hongyeon Imo, xiaolu imo dan yang lain. Semua itu semata karena ijin-Nya.." Jimin menatap wajah Jungkook

"Dan untuk esok hari, seperti apapun keadaan yang akan kita hadapi, itu semua skenario-Nya. Kita hanya manusia yang melakukan peran kita. Dan aku yakin kita akan menang, karena kita yang memegang kunci kebenaran itu..tapi dengan kau dan eommonim yang harus berperan banyak, karena kalian mempertaruhkan darah Jeon.." jelas Jimin.

Jungkook tersenyum amat manis mendengar penuturan Jimin.

"Aku tak pernah berhenti mengucap syukur karena Tuhan memberikan dirimu sebagai istriku..aegya..kau bisa membuat aku tenang, kau bisa menghilangkan keraguan pada diriku..kau seperti sesuatu yang berharga yang memang sejak awal menjadi milikku..Tuhan menjagamu dengan sangat apik sampai ia memberikanmu padaku..jeongmal kamsahamnida.." ujar Jungkook

Chup..

"Aku juga sangat bertrrimakasih pada Tuhan karena memberikanmu sebagai suamiku. Aku takut kau akan meninggalkanku begitu kau tau akan kebohonganku namun ketakutan itu hilang karena keikhlasanmu..kau bahkan bersedia aku ikat selamanya, suatu hal yang tak pernah aku bayangkan.." ujar Jimin setelah mengecup rahang tegas milik Jungkook.

Namja Jeon itu menarik tangan Jimin sampai membuat yeoja mungil itu duduk dipangkuannya. Mereka saling berhadapan, saling melempar senyum, dan entah siapa yang memulia labium berbeda bentuk itu kini saling menempel, memagut, melumat. Dan lidah panas Jungkook mengajak lidah Jimin menari didalam mulut Jimin. Tangan besar Jungkook mengekus pinggang sang istri demgan seduktif, sesekali meremas dan membuat Jimin melenguh nikmat.

"Mmmhhhh..." suara lenguhan terdengar dan semakin membuat libido Jungkook naik. Pakaian yang Jimin kenakan secara perlahan di singkirkan oleh nya dan hanya menyisakan pakaian dalam milik Jimin.

"Mmmhhh...kookiehhh...kita ada diruang tamu..hhhh" ujar Jimin menyadarkan dimana mereka berada

"Dan hanya ada kita berdua saja, sayang...." ujar Jungkook sambil mengecup tulang selangka Jimin. Jimin hanya bisa menggeliat dipangkuan Jungkook dan membuat kejantanan Jungkook mulai menegang dan terasa keras.

"Kookiehh....mmmhhh"..

"Oohh..sayang, desahanmu membuat aku menggila.." Jungkook melepaskan pagutannya dan membuka pakaiannya dengan cepat, Jimin dibiarkan berbaring di sofa yang ukurannya lumayan besar, yeoja mungil itu melihat sang suami yang melepaskan seluruh pakaian dan menyisakan satu kain yang menutupi kejantannya yang mulai terlihat menggembung.

mak!!!! aku mau kaweeenn!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang