Bagian tiga puluh delapan..

2.1K 197 14
                                    


Yoshhh...

Langsung aja lah ya...

******

Jimin memperhatikan sang suami yang sejak mereka tiba di rumah mereka, namja Jeon itu banyak diam

Trek..

"Minumlah..." ujar Jimin sambil meletakkan minuman di meja yang tak jauh dari sang suami. Laku tubuh mungilnya mengambil tempat tepat disamping Jungkook.

Jimin menunggu Jungkook menikmati minuman hangat itu.

Trek..

"Haaaahhh...Aegya, aku seperti merasakan takut jikalau perkataan Yuna itu benar adanya.." akhirnya Jimin bisa tau kegundahan yang dialami sang suami, bersyukur kali ini Jungkook langsung mengutarakannya.

"Apa yang kau takutkan???" Tanya Jimin

"Aku takut dia atau siapapun itu menyakitimu, Jim..." Jungkook menatap lekat istri cantiinya ini

"Dan aku tak akan membiarkan ketakutanmu itu menjadi nyata, Kookie...kita saling memiliki. Kita saling terhubung. Aku tak takut apapun itu jika hanya rencana atau perbuatan manusia, yang aku takutkan Jika Tuhan menjauhkanmu dariku, karena jika Tuhan berkehendak aku tak bisa berbuat apapun.." ujar Jimin dengan tegas.

"Dan kita tidak sendiri, kita memiliki mereka yang pasti mau untuk kita mintai tolong..kau lupa??? Kita memiliki orang tua ku, joongie eommonim juga para imo, lalu ada sepupuku, ada Taehyung bro, ada paman wookie, ada para eonni, Whein..si naynay..dan aku akan memohon pada mereka untuk membantu kita..." Jungkook melupakan hal itu. Dia begitu bodoh melupakan keluarga barunya yang bahkan sangat amat dekat melebihi keluarga kandung.

"Mianhae aegya...aku nyaris melupakan mereka..jeongmal mian.." Jimin tersenyum lembut

"Gwenchana, sudah tugas aku mengingatkan suamiku yang pelupa ini.." Jimin mengecup pipi Jungkook setelah berujar dengan nada santainya.

"Haaaahh...aku mendapatkan keberuntungan berlipat karena mu.." ujar Jungkook dan membuat Jimin bingung sendiri

"Maksudnya???"

"Keberuntungan aku yang pertama, aku memiliki seorang istri yang nyaris sempurna sepertimu, yang kedua..karena mu, aku yang mengira aku hidup sebatang kara menemukan dan memiliki keluarga..bahkan jauh dari impianku..." Jungkook menangkup pipi gembil Jimin, lalu mengecup hidung mungil yeoja mungil tersebut

"Hihihi..kau pintar berujar, Tn. Jeon.." Jimin terkekeh menanggapi perkataan Jungkook, menutupi letupan didalam hatinya.

"Aku tak pintar berujar, aku mengatakan yang sebenarnya, Ny. Jeon..." Jungkook menanggapi. Keduanya saling tatap lalu tak lama keduanya tertawa lepas sambil saling memeluk erat.

******

"Daddy...." namja muda bermarga Kim memasuki ruangan milik sang paman.

"Gyu....masuklah.." ujar namja yang dipanggil 'daddy' tadi. Namja muda itu menatap penasaran dengan seorang namja dengan sepasang manik onix tajam, wajah tampannya terlihak tidak manusiawi, malah terlihat sempurna seperti lukisan anime saja.

"Daddy...dia????" Mingyu tak tahan untuk tak kepo.

"Dia...sepupumu, Kim Taehyung.  Saat daddy membawanya ke rumah kau belum tiba dari Jepang...tapi kalian sudah berhubungan melalui ponselkan.." ujar Tn. Kim dan manik Mingyu sontak terbelalak lebar juga dirinya menganggukkan kepala

"Benarkah????" Mingyu terlihat sangat antusias

"Kim Taehyung imnida..." ujar Taehyung sambil memperlihatkan boxing smile nya.

mak!!!! aku mau kaweeenn!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang