Bagian dua puluh enam..

1.8K 195 14
                                    

Langsung aja lah ya...

******

Saat ini, pasangan penganten baru sudah kembali ke apartemen mereka. Wajah Jimin terlihat sangat gembira. Dirinya tak menyangka bisa bertemu dengan ibu dari namja yang ia cintai itu. Ditambah bukan lah orang asing. Karena ternyata yeoja yang merias dirinya saat hari pernikahannya. Seoul ternyata sempit.

Sang suami menatap Jimin dengan lekat. Yeoja Park itu sangat amat indah dengan senyum cerah yang terlihat. Bahkan manik buoan sabitnya nyaris berubah menjadi segaris, aka eye's smile Jimin sangat mempesona, dan jantung Jungkook sedikit berisik didalam sana.

"Kau tau kook, aku masih tak mengira. Ternyata yang merias aku saat pernikahan kita adalah eommonim, juga Lulu imo mengatakan kalau pakaian yang kita pakai itu rancangan eommonim. Rencana Tuhan sangat luar biasa" ujar Jimin, saat mereka memutuskan untuk duduk di sofa, sekedar merehatkan diri sejenak.

"Kau sebahagia itu???" Tanya Jungkook, dan Jimin sedikit heran mendengarnya.

"Memangnya, kau tak bahagia???" Tanya Jimin balik

"Aku??? Sangat bahagia.." jawab Jungkook.

"Saat suamiku mendapatkan kebahagiaannya, aku juga merasakan kebahagiaan itu..." ujar Jimin tenang, tapi tidak untuk Jungkook. Dirinya merasakan jantungnya ingin berontak didalam sana. Ucaoan Jimin hanya terdenger biasa saja, tapi tidak untuk Jungkook..

"Kau...menyukaiku???" Jimin sedikit tersentak mendengarnya.

"Kenapa kau malah bertanya hal itu???" Sepertinya mereka sering bertanya balik sebelum menjawab.

"Kau terlalu memprioritaskan diriku, Jim" Yeoja mungil itu menatap Jungkook lekat.

"Maaf, aku tak menyukaimu.." jawab Jimin santai

"Tapi...aku mencintaimu" Manik bambi Jungkook mau tak mau terbelalak mendengar perkataan Jimin.

"Em...mungkin karena selalu bersama dan serumah, perasaan itu hadir. Kau tau kan pepatah yang mengatakan cinta karena terbiasa?? Aku merasakannya/lagi-lagi aku membohongimu, kook" ujar Jimin dannhatinya bersamaan.

"Apa yang kau lihat dariku???"

"Aku tak melihat apapun, karena cinta tak bisa dilihat, tapi dirasa..aku merasakan perasaanku sama seperti saat paru-paruku menerima oksigen..aku merasakan perasaanku seperti saat tenggorokanku yang terasa kering dialiri air..sesimple itu. Tapi tak ada mahluk yang bisa bertahan tanpa dua hal itu, bukan..??" Jungkook sukses terbungkam.

Yeoja yang lebih muda darinya ternyata memiliki wawasan yang lebih luas dari dirinya.

"Ah..sudah jauh malam, aku akan tidur..aku sudah sangat lelah. Malam kook" Jimin berdiri dari duduknya, namun dirinya membungkuk dan...

Chup..

Pipi Jungkook mendapatkan kecupan hangat dari bibir plumpy milik Jimin.

Jungkook terlihat melamun memikirkan semua kejadian yang dia alami sejak Jimin hadir disekitarnya. Kesalahan yang dia perbuat pada yeoja itu di balas oleh Jimin dengan banyak kebahagian yang dulu tak berani ia impikan. Keluarga Jimin juga sangat menyayanginya. Ditambah ia menemukan ibu kandungnya pun karena Jimin, semua karena Jimin.

Namja Jeon itu tak masuk ke kamar sampai pagi menjelang, saat Jimin membuka mata, dirinya terkejut karena tak ada Jungkook diranjang mereka. Saat ia keluar dari kamar dan mencari namja itu, Jimin menemukan Jungkook tertidur di sofa.

"Kook...kook...bangun, sudah pagi.." ujar Jimin sambil mengguncang lengan Jungkook.

"Jim....jam berapa???" Tanya Jungkook dengan suara serak khas bangun.

mak!!!! aku mau kaweeenn!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang