Happy reading 🌻
Malam tiba, Taeyong keluar dari dalam rumahnya bersama Mark dan Johnny. Mau ke supermarket katanya.
"Kak, buat apa sih ini semua?" tanya Mark saat melihat satu keranjang troli yang isinya hanya beberapa makanan ringan dan kebutuhan lainnya.
"Kamu kira kita ke sana cuma tinggal bawa baju doang? Tidak semudah itu anak muda," balas Taeyong lalu memilih beberapa perlengkapan mandi.
Mark hanya mendengus kesal dan lanjut mendorong keranjang troli sambil mengekori Taeyong dan Johnny.
Hari ini dia berasa jadi babu.
"Eh, aku ada kenalan di sana," ucap Johnny tiba-tiba.
"Siapa?"
"Jaevano, dulu aku pernah ketemu dia waktu pas sekolah di Indonesia. Temen deket sih sebenernya," balas Johnny.
Mark hanya mengangguk lalu berjalan mengikuti Taeyong, sedangkan Johnny, pergi mencari barang yang lain.
"Udah nih, ke Johnny yuk," ajak Taeyong lalu mereka berdua pergi menyusul Johnny.
Mark membanting tubuhnya ke atas kasur, membuat Taeyong yang sedang rebahan di bawahnya merasa terganggu.
Itu karena mereka tidur menggunakan kasur tingkat.
"Santuy heh! Sakit punggung Kakak!" ucap Taeyong dari bawah.
Mark tidak mendengarkannya, matanya menatap langit-langit kamarnya yang berwarna abu-abu.
Sedangkan pikirannya terus menebak-nebak apa yang akan terjadi saat esok hari.
"Tae, Mark, di suruh makan tuh," ucap Johnny dari ambang pintu.
"Bunda sama Ayah udah pulang?" tanya Mark tanpa mengalihkan pandangannya.
"Iya, ayoo aku di suruh manggil kalian," kata Johnny sambil menarik tangan Taeyong.
"Sabar kali ah, nanti aku ke ruang makan," ucap Taeyong.
Di ruang makan, mereka mengobrol setelah selesai makan.
"Tae, kamu beneran mau ke Indonesia?" tanya Bunda memastikan.
"Iyalah, sekalian temenin Mark di sana," balas Taeyong.
"Lalu, Johnny?"
"Saya sama kaya Taeyong, Tan hehe," jawab Johnny.
"Pesan Ayah, kalian di sana jaga diri baik-baik, jangan sakit, kamu yang bener belajarnya," ucap Ayah sambil melirik Mark yang asik memakan semangkanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins: Where Are You
FanfictionMereka adalah dua anak kembar yang saling menyayangi. Tetapi mengapa mereka harus berpisah? Apakah mereka bisa bertemu? Atau, mereka harus selamanya berpisah dan usaha mereka agar bisa bertemu menjadi sia-sia?