Happy reading 🌻
Seorang anak laki-laki duduk sambil memeluk kedua lututnya di sofa sambil menangis. Suasana ricuh. Bundanya, ayahnya dan kakak laki-lakinya sedang bertengkar hebat perihal dia dan saudarinya saat ia pulang sekolah. Ya, dia dan saudarinya merupakan anak kembar. Anak tersebut melihat saudarinya yang sedang di paksa Bundanya untuk pergi bersamanya dengan Ayahnya, padahal jelas-jelas saudarinya itu menolaknya. Dia ga ngerti, Ayah sama Bunda mau bawa dia kemana?? Pikirnya.
"Bunda!!" Anak laki-laki tersebut menjadi tambah takut setelah mendengar suara teriakan dari kakak laki-lakinya.
"Jangan bawa dia!! Biar Tae aja yang rawat dia! Bunda sama ayah kok tega sih? Dia masih kecil Bun, Yah!"
"Kamu ga denger?! Dia bakal jadi aib keluarga kita!! Dan bunda ga mau punya anak yang cacat kaya dia!"
Anak laki-laki tadi melihat sang Bunda yang melepas paksa tangan kakaknya dari lengannya sampai sang kakak jatuh tersungkur. Sedangkan saudari kembarnya sudah berada di dalam gendongan ayahnya dan selanjutnya mereka bertiga pergi keluar rumah.
"Ayaaaahhh!! Bundaaaa!! Jangaaaann!!" Anak laki-laki tersebut turun dari sofa lalu berlari untuk menyusul saudarinya yang sedang di bawa pergi oleh kedua orang tuanya.
"Mark!! Bahaya!!" Sang kakak berlari menyusul sang adik yang berlari keluar rumah dan semakin jauh karena berlari untuk menyusul saudari kembarnya yang sedang di bawa pergi kedua orang tuanya menggunakan mobil. Tidak peduli dengan kakaknya yang sedang mengejarnya karena khawatir terjadi suatu terhadap sang adik.
"Jangan Mark, bahaya hiks ...."
"Nggak!! Kak! Mereka mau bawa dia kemana?!!"
Mark menangis dalam pelukan kakaknya. Di dalam pikiran Mark, kedua orang tuanya pasti akan melakukan suatu hal yang buruk pada saudari kembarnya itu.
"Ayo pulang hiks, kita bakal ketemu sama dia suatu hari nanti. Percaya sama kakak," ucap sang kakak pasrah.
Mark tetap meronta-ronta sambil menangis saat kakaknya menggendongnya dan membawanya pulang. Mark menatap mobil kedua orang tuanya yang sudah menjauh, Mark bisa melihat saudarinya yang sedang menangis sambil menatap ke arahnya dari kaca belakang mobil dan memukul kaca tersebut.
Jangan pergi ....
Ayah, bunda, kenapa kalian bersikap seperti itu ....
•••
Sedangkan itu, seorang anak perempuan terus menangis sambil memanggil saudara kembarnya dan kakaknya sambil memukuli kaca belakang mobil dan meneriakkan nama kembarannya dan kakaknya sambil menangis.
"MAAARRRRKKKKK HIKS HIKS KAK TAEEEE."
"DIAM!" Anak perempuan tersebut menangis lebih keras saat sang bunda mencubit lengannya karena sang bunda kesal kepada anak perempuan tersebut.
"Iiih, kamu bisa diam ga sih?! Emang nyusahin ya, kamu!!" bentak sang Bunda.
Anak perempuan tersebut tetap menangis sambil memeluk tas sekolahnya.
"Yah, turunin disana aja, kita udah jauh," Mobil tersebut berhenti di pinggir jalan dan sang Bunda langsung menurunkan anak perempuannya lalu meninggalkannya begitu saja.
"Nggak!! Nggak!! Bundaaa hiks hiks jangan tinggalin aku!! Hueeee hiks hiks ... BUNDAAA AYAAAHHH TUNGGUUU AKUU," anak perempuan tersebut berlari sambil menggendong tas sekolahnya mengejar mobil kedua orang tuanya yang sudah menjauh.
Dia ditinggalkan oleh kedua orang tuanya di pinggir jalan. Di sebuah tempat yang sepi dan asing baginya. Seharusnya, dia berada di rumah. Tertawa riang sambil bercerita tentang kegiatan yang dia ikuti selama di sekolah.
Anak perempuan tersebut tetap berlari sambil menangis, berlari menyusul mobil kedua orang tuanya yang sudah sangat jauh. Terus berlari dan berharap kedua orang tuanya akan kembali dan membawanya pulang ke rumah.
Anak perempuan tersebut mulai kelelahan dan kemudian dia terjatuh di atas trotoar.
"Hiks hiks ... Bundaaa hiks ayah hiksss Kak Tae ... hiks hiks Mark ...."
"Kenapa aku ditinggal? Hiks hiks, Bunda sama Ayah jahat!!"
"Aku mau pulang hiks hiks ...."
Bunda, ayah, kenapa kalian jahat??
Jangan tinggalin aku sendiri disini, aku takut ....
ᴛᴡɪɴs: ᴡʜᴇʀᴇ ᴀʀᴇ ʏᴏᴜ
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins: Where Are You
Fiksi PenggemarMereka adalah dua anak kembar yang saling menyayangi. Tetapi mengapa mereka harus berpisah? Apakah mereka bisa bertemu? Atau, mereka harus selamanya berpisah dan usaha mereka agar bisa bertemu menjadi sia-sia?