prolog

129 34 30
                                    

Di taman bermain anak kecil yang cantik dan lucu sedang berlarian kesana kemari di temani keluarga nya.

"Mama ayo lari bareng Iren." ajak Iren. yang terus berlari kesana-sini.

"Kamu aja sayang mama, gak bisa lari. kan mama jaga adik Iren di dalam perut." ucap Nia lembut, agar putri mungil nya mengerti kondisi nya saat ini. sambil mengelus perut buncitnya.

"Oiyah Iren lupa ada dede bayi." cengir Iren dengan wajah yang begitu mengemaskan.

Farel yang melihat putri mungilnya sedang berceloteh dengan istrinya. Tersenyum, kala putri mungilnya, itu. Lupa jika istrinya sedang mengandung dede bayi. Yang mereka tunggu-tunggu kehadirannya didunia ini.

Farel pun datang menghapiri putri mungilnya itu. Dan mengendong tubuh Irena, dan mencium gemas pipi tembam Irena. Irena yang dicium pun tertawa memandang wajah tampan papanya ini.

"Papa, Irena. Memang tampan dehh..." celetuk Irena tersenyum.

Farel  yang mendengar penuturan putri mungilnya pun, tertawa dan langsung menurunkan tubuh mungil Irena.

"Putri papa yang lucu ini, palig cantik." menowel hidung pesek Irena.

"Papa Irena. Bisa aja, hihihi..." cekikik Irena yang makin membuat Farell gemas.

"Papa yuk, main sama Iren." ajak Irena merangkul tangan papanya.

"Main sama kak Viona dan kak Raka aja ya," ucap Farel yang mengelus rambut halus putri cantik nya.

Sesuai perkataan Farel Irena.  menyetujui dan melepas rangkulan tangan mungilnya, dari tangan papanya.

"Oke, deh papa muach.." menciun pipi Farel. Dengan senyuman manisnya.

setelah mencium pipi papa nya putri mungil itu pun, berlarian bersama kedua kakak perempuan dan laki-lakinya.

"Kak Raka adek mau es krim itu" tunjuk Iren ke tukang penjual es krim yang baru lewat dan memberhentikan motornya di sebarang jalan dari taman.

"Iren minta tolong antarin kak Viona aja ya." bujuk Raka yang langsung di angguki oleh Iren dan berlari ke arah kakak perempuannya.

"Kak Viona Iren mau es krim yuk temenin Iren." mengoyangkan tangan kanan Viona agar mau menemaninya kesebarang jalan untuk membeli es krim yang sedari tadi dia ingin kan.

"Iren minta papa aja ya! kakak lagi asyik main boneka nih," ucap Viona lembut, yang langsung melanjutkan bermain bonekanya.

"Yah gak ada yang bisa nemenin Iren ke sana. padahal Iren pengen banget es krim nya." lirih nya lesu.

"Kalo gitu Iren, minta uang papa aja. Biar Iren beli sendiri kan Iren udah besar gak boleh nyusahin mama dan papa." ujarnya

Irena langsung menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk santai dibangku taman yang bercat putih sambil menyaksikan anak-anak yang berlarian.

"Papa Iren, boleh minta uang?" tanya Iren sambil menyodorkan tangan kanannya di depan Farel.

"Kamu ijin mama dulu, baru papa kasih sayang." ucap Farel lembut

karna Farel tau istrinya akan melarang putrinya yang satu ini memakan es krim. Maka dari, itu Farel meminta Irena ijin terlebih dahulu kepada istrinya.

"Mama Iren mau minta uang boleh yah..." mohonnya dengan wajah yang dibuat sedih padahal hanya alibi Irena saja agar diberikan uang.

"Mau buat apa sayang?" tanya Nia lembut.

"Adek mau beli es krim. boleh ya, mama." rayu Irena lagi dengan wajah sedihnya. karna mamanya pasti melarangnya  makan es krim.

IRENA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang